CHAPTER 18

1.9K 109 36
                                    

"Kak Yumi"melambai semangat pada Yumi "halo~"

Yumi menatap Yeong lalu tertawa "lucunya pingin tak bawa pulang" Yeong memberi salah satu jari tengah "Hyunnnn" mencubit kedua pipi Hyun gemas "sayangg, aku bawa bulgogi sapi mau??"

Hyun mengangkat kedua alisnya "mau" kalau menyangkut makanan jangan tanya Hyun bagaimana "woah daging nya tebel"

Beralaskan meja kecil Hyun memakan bulgogi, ramen, udon, tteokbokki, soup rumput laut dan ayam nya

Yumi terkekeh "lucunya" mengecup pipi Hyun membuat Yeong menggeplak kepala nya keras "Hyun mau ikut aku??punya banyak makanan aku di rumah ada babi juga"

"Babi??"

"Dia gak makan babi heh!!setan!!" Yeong untuk kedua kali menggeplak kepala Yumi

"Ouhh sehat kamu ya??pantes montok gini badan-"

"Jae!!bawa Yumi-"

"Bercanda Yeong waduh!!"Yumi adalah istri pertama Yeong yang jatuh dalam pesona Hyun

Dia jadi ganti haluan dari uke Yeong ke seme Hyun

"Yum"panggil Yeong "cerai aja ayo" Yumi dalam sekali saat menatap Hyun

"Ayo"balas Yumi tanpa basa basi

Hyun mengernyit "kenapa??" Keduanya saling bertatap lalu mendengus "kenapa??"

"Aku membencinya"keduanya menjawab bersama an

Hyun mengangguk angguk kemudian melanjutkan makan nya "ya tuhan ku lucunya istri orang"

Yeong mengernyit "kau mending pergi atau mau aku sendiri yang membawa mu pergi??"

"Pergi kemana??"tanya Yumi

"ILAHI SETAN!!"


"Yang punggung mu itu bener nya kenapa??udah 4 hari disangga bantal bantal kalo mau tidur"melempar bantal bantal yang Hyun gunakan sebagai bahan sanggaan punggung nya "kamu gak mau aku peluk??"

Hyun tersenyum "gak sekarang ya Yeong punggung ku masih sakit" Yeong membuka perlahan kaos Hyun lalu menggertakkan giginya meminta penjelasan "waktu itu kebentur pilar Yeong terus jatuh"

Yeong menutup matanya sejenak "bukan jatuh itu Hyun" karena Yeong yang melempar tubuh Hyun dari kasur kelantai kembali ke kasur "kenapa gak bilang??"

"Aku gapapa Yeo-"

"Hyun kenapa gak bilang??" mengambil kembali bantal bantal Hyun dan menyusun nya dikepala ranjang "sini sini sendenan"

Hyun terkekeh "tapi nanti Yeong pasti bilang nya 'kamu mau apa biar aku ambilin' gitu" Yeong harusnya merekam wajah imut Hyun saat menirukan cara bicara nya "Hyun bisa sendiri jadi Yeong gak perlu repot repot" meluruskan kakinya menyamankan diri

"Aku gak tahu harus ketawa atau harus marah"terkekeh dengan kecupan lembut didahi Hyun "baby, princess, love, queen aku mencintai mu kau tahu itu??" Hyun mengangguk "bagus kalau begitu kau tahu kan aku akan lakukan apapun untuk mu sayang lagipula...kau tidak bilang padaku malah membuat keadaan mu sendiri semakin buruk"

Hyun menunduk "kemarin waktu Yeong keluar...aku periksa katanya kata dokter punggung ku bengkak didalem-"

"APA?!yang ya tuhan ku"panik seketika Yeong dibuatnya

"Ye-Yeong aku gapa-"

"Gini ini aku kalo gak tanya kamu gak bakal cerita yang terus nanti pulang gimana yang-astaga sayang ku satu ini terus apalagi kata dokter??"

"Aku hamil"

"Astaga tuhan"meletakkan kepala nya di paha Hyun "yang...apalagi kata dokter??"

"Banyak banyak makan ayam gitu katanya"

Yeong mendatarkan wajah nya "itu kamu yang mau" Hyun terkekeh "ya udah nanti beli" menatap perut Hyun "terus gimana ini??tinggal sini dulu aja ya yang sampe punggung mu sembuh"

"Tapi kan cuma 1 minggu besok udah harus pulang"

"Gak peduli kan pesawat nya punya ku terserah aku dong mau apa"

"Kan pilot nya anak orang Yeong jangan lah dibuat capek"

"Biar aja penting istri cantik, manis ku nih selamat!!"mengecup penuh wajah Hyun "ayam, kentang, burger, taco, jus, nugget, pizza mau yang lain atau udah itu aja??"

Hyun tertawa "mau...berdua aja sama Yeong...boleh??"

Seketika suasana menjadi sangat buruk karena Yeong yang mengeluarkan aura tidak suka dan penuh amarah entah karena apa

Hyun meminta begini karena dia memang ingin menghabiskan waktu berdua dengan Yeong

Bohong

Salah

Yeong tahu apa yang Hyun maksud dengan perkataan nya

Pernikahan kedua Yeong

Atau...

Keluarga lain Yeong dengan wanita lain

Entahlah

Bahkan Hyun tidak tahu apa yang terjadi tapi hatinya mengatakan ada sesuatu yang jelas jelas buruk jadi dia meminta waktu berdua dengan Yeong

"Tidak boleh??"terjengit Yeong melempar handphone nya ke kepala ranjang "maaf Yeong maaf"

Yeong tersenyum "beres kan barang barang kita" dengan nada tajam dan memerintah nya

Hyun mengusap pelan rahang Yeong "sudah berapa kali aku menghancurkan suasana??...aku minta maaf" mengambil handphone Yeong kemudian membuka nya "foto siapa??"

"Foto anak ku"dari orang lain "mau apa??sandi nya masih sama"

Hyun membuka pengaturan dan keamanan "atur lagi sandi nya tapi aku jangan dikasih tahu" menempelkan kedua dahi mereka kemudian terkekeh dan diam sejenak "aku mau ngomong tapi jangan pukul aku ya??"

"Kau punya tempat seperti apa di hatiku sampai meminta begitu??"

Hyun meneteskan air matanya "berapa tahun pernikahan kita jalan??udah ada si kembar tapi aku masih gak punya tempat di hatimu...waktu itu aku duduk di taman ada yang bilang sama aku Yeong hidup ini adil gak ada yang gak adil" bersila untuk membuat perbincangan mereka lebih mudah "dia mantan ibu mertua mu" dari mantan istri Yeong yang ketiga "adil emang Yeong...tapi buat ku yang gak pernah tahu rasanya cinta orang tua, punya keluarga lengkap, diperhatikan orang tua...aku gak tahu rasanya gimana" menggenggam tangan Yeong memainkan jari jarinya "aku lihat wajah mu waktu dulu aku udah mikir bakal kayak gini akhirnya jadi maaf kalau emang aku malah bikin kamu makin pusing" menatap cincin mereka "kupikir harus dilepas saja"

Yeong mengangguk "ok lebih baik begitu" berniat melepas cincin nya tapi Hyun menahan "berubah pikiran??"

"Ayo dilakukan dengan baik"

Hyun menyentuh cincin Yeong "aku berjanji di atas altar akan selalu bersama mu suka duka, kaya miskin, sehat sakit, jatuh bangkit, dan selamanya tapi biar aku patahkan janji ku sendiri" melepas cincin Yeong membuat hati Yeong pecah berkeping keping "aku tahu kau tidak mengucap janji nya dengan hati penuh jadi aku katakan pada tuhan" melepas cincin nya "nama ku bukan Kim Eun Hyun lagi tapi Bae Eun Hyun. Banyak luka yang kau berikan Yeong tapi sudah kusaring perlahan dimana kebahagiaan nya saja yang tersisa seperti kau yang pertama kalinya tersenyum padaku akan benar benar ku ingat" menetes darah dari hidung Hyun "kata maaf pertama mu, sentuhan lembut pertama mu akan aku ingat semuanya jadi ayo berjanji untuk diri kita sendiri" mengulurkan tangan nya "berjanji padaku kapan pun kita bertemu kau sudah harus tersenyum pada istri dan anak mu"

"Mudah untuk ku berjanji tentang itu"









Enddddddd

Gak jelas

Ya, author tempe

Btw, makasih vote nya gaissss

See you all di cerita lain

You Do??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang