LDR 25✨

156 9 6
                                    

Happy reading ❤️

"Serumit apa pun masalahnya, kalau diselesaikan secara baik-baik akan menjadi mudah."

Sesuai janji Farhan semalam, saat ini ia tengah membawa Hando untuk berobat di salah satu rumah sakit terbesar yang ada di kota Medan. Intan tidak ikut, gadis itu harus sekolah. Tadinya ia ingin ikut, ia takut jika Farhan membohonginya.

Namun Farhan meyakinkan Intan bahwa ia hanya ingin membawa papanya berobat saja. Setelah diperiksa, penyakit yang diderita Hando cukup parah. Hando harus banyak melakukan kemoterapi secara rutin.

Saat ini Farhan bersama yang lainnya menuju jalan pulang, Farhan harus kembali ke London besok pagi. Ia ada meeting untuk melihat apakah ia memenangkan tender itu apa tidak. Farhan juga harus bicara sama orang tuanya bagaimana kondisi Hando yang tidak memungkinkan untuk dimasuk 'kan kedalam jeruji besi itu. Dan Intan juga merupakan salah satu alasan Farhan.

Sesampainya mereka di kediaman Hando, Farhan langsung menyuruh anggotanya untuk membelikan makanan untuk mereka makan siang ini. Sebentar lagi Intan akan pulang, setidaknya ia bisa meringankan beban gadis itu.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya salah satu orang kepercayaan Farhan saat melihat gelagat Farhan yang membingungkan.

Farhan tak mungkin mengatakan apa yang sedang ia butuhkan saat ini. Bagaimana mungkin ia mengatakan jika ia sangat merindukan Reina? Sedari tadi ia memikirkan cara agar bisa bertemu dengan Reina sebelum ia berangkat ke London besok pagi.

Farhan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ahh, tidak ada."

Orang tersebut mengangguk, sebenarnya ia tau apa yang diinginkan tuannya itu. Tapi gengsi menyelimuti dirinya.

"Assalamualaikum," ucap seseorang saat masuk kedalam rumah yang membuat Farhan menoleh.

Di sana intan muncul dengan wajah lesunya. Farhan menghampirinya, menatap gadis itu lekat.

"Kamu tidak membantu ibu kantin lagi 'kan?" tebak Farhan yang ternyata tepat sasaran.

Intan menunduk 'kan kepalanya, ia merasa bersalah kepada Farhan. Tapi ia juga tidak mungkin membiarkan ibu kantin yang sudah tua itu mengerjakan semuanya sendirian.

"Maaf," ucap Intan pelan.

Farhan membuang nafasnya kasar. "Saya kan sudah bilang sama kamu, tugas kamu hanya belajar!"

"Intan gak tega biarkan ibu kantin ngerjain sendirian. Beliau udah baik sama Intan, ibu kantin juga sedang sakit," jawab Intan, tadi ia melihat kondisi ibu itu yang pucat.

Lagi. Farhan menghela nafasnya secara kasar lagi. "Intan gak boleh kelelahan. Yaudah, Intan bersih-bersih badannya sana! Setelah itu kita makan siang, ya!" ujar Farhan saat melihat orang yang ia suruh membeli makanan itu sudah kembali.

Intan mengangguk, gadis itu pun masuk ke dalam salah satu kamar yang ada di sana.

***

Setelah makan siang, Farhan meminta Intan untuk menemuinya di ruang tamu karena ada yang ingin ia bahas.

"Ada apa, Bang?" tanya Intan saat ia sudah duduk dikursi tamu.

Long Distance RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang