LDR 27✨

161 11 4
                                    

Happy reading ❤️

"Setiap langkah yang kau ambil, menentukan hasil yang kau rencanakan."

Farhan sedang menunggu orang tuanya di ruang tamu. Tadi, sehabis makan siang ia langsung mengabari bundanya bahwa ada yang ingin ia bicarakan.

Tak lama suara derum mobil mengalihkan perhatian Farhan yang semula memainkan ponselnya.

"Udah lama?" tanya Kila saat ia masuk kedalam rumah bersama sang suami.

"Baru lima belas menit, Bun," jawab Farhan.

"Bunda antar papa kamu ke dalam kamar dulu, ya!" pintanya.

"Apa boleh Farhan bicara sama papa bunda?" tanya Farhan. Karena yang ingin ia bahas berhubungan dengan keluarganya.

Kila menatap suaminya untuk meminta persetujuan. Andi mengangguk, sebagai jawaban.

"Ada apa, Han? Sepertinya cukup penting."

"Soal penggelapan dana perusahaan, Pa," ucap to the point.

Baik Andi maupun Kila tampak kaget, mereka sudah lama tidak membahas hal ini. Dan menurut Andi tidak ada yang perlu dibahas lagi. Toh, mereka sekarang punya keluarga Kesya yang membantu.

"Farhan udah bilang sama bunda sebelumnya perihal keberangkatan Farhan ke Medan buat apa," jeda Farhan menatap orang tuanya untuk melihat reaksi selanjutnya.

"Papa rasa gak ada yang perlu dibahas lagi, Han." Andi bangkit dari kursinya, namun segera dicegah oleh Farhan.

"Ada, Pa!"

Kila yang melihat aura mencekram dari dua orang lelaki berbeda generasi itu hanya bisa memijit pelipisnya.

"Pa, dengerin penjelasan Farhan dulu!"

"Papa capek!"

"Papa egois! Papa gak pernah mikirin perasaan Farhan gimana?! Farhan gak masalah kalau orang tua Kesya jadi donatur diperusahan kita! Tapi Farhan gak suka kalau semuanya harus berujung sama perjodohan! Sekali aja dengarin Farhan bisa, Pa!"

"Kamu itu tau apa soal bisnis, hah!" sentak Andi.

Kila mendekati suaminya, ia mengelus lengan suaminya untuk meredahkan emosi yang sedang di ubun-ubun itu.

"Mas, dengerin Farhan sebentar, ya!" pintanya sembari mengelus lengan suaminya.

Andi menghela nafasnya kasar, ia kembali duduk dikursinya.

Farhan pun juga meredam emosinya, semua harus di selesaikan secara kepala dingin.

"Beberapa bulan ini Farhan selidiki kasus perusahaan kita. Dan pelakunya orang kepercayaan papa sendiri," Farhan menatap papanya. "Pak Hando," lanjut Farhan.

Andi tampak kaget, ia tak pernah menyangka jika Hando lah yang sudah menggelapkan dana perusahaan yang sudah ia bangun mulai dari nol.

"Farhan cari informasi tentang om Hando. Sampai salah satu orang kepercayaan Farhan ngasih kabar bahwa beliau menetap di kota Medan. Itu juga alasan kenapa Farhan menghilang tiba-tiba. Hingga bunda akhirnya tau perihal kepergian Farhan. Farhan udah berniat buat jeblosin Hando ke penjara, Pa," Farhan menunduk lesu mengingat keadaan Intan yang harus mengurus papanya sendiri.

Long Distance RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang