Happy reading❤
"Pada akhirnya, setiap rasa itu punya batas. Entah itu; marah, kecewa, sedih, sayang, dan lainnya."
Seorang lelaki tengah berkutat dengan beberapa kertas. Lelaki tersebut memijit keningnya yang terasa pening. Sudah dua minggu ia berkutat dengan berkas-berkas yang menyangkut perusahaan nya.
Suara pintu yang terbuka mengalihkan perhatian lelaki tersebut yang semula dengan kertas, kini menatap orang yang sedang melangkah mendekati sofa.
"Belum tidur, Han?" tanya orang tersebut kepada lelaki yang tak lain adalah Farhan.
Farhan menatap mamanya. "Bentar lagi, Ma. Kerjaan Farhan masih ada yang harus di selesai kan. Besok ada meeting sama klien papa."
"Maaf, ya. Akibat papa kamu sakit, kamu jadi harus ngurusin perusahaan," ucap mama Dewi.
Farhan beranjak, menghampiri sang mama yang tengah duduk di sofa kamar nya.
"Mama, gak perlu minta maaf. Farhan, ikhlas bantuin papa. Selagi Farhan bisa, kenapa enggak 'kan, Ma?" tanya Farhan.
Sebenarnya ia pun teramat kecewa, hal ini membuat ia batal pulang ke Indonesia. Pasti kekasihnya tengah marah saat ini, apalagi ia sudah dua minggu tak mengabari perihal keadaanya saat ini.
Farhan tak punya banyak waktu untuk membuka ponselnya. Bangun pagi, ia langsung pergi ke kantor papa nya untuk mengurusi perusahaan mereka.
Dua minggu yang lalu, Farhan sudah ingin berangkat. Namun, mama nya mengatakan jika papa nya sakit. Sementara saat itu, akan ada meeting yang menyangkut perusahaan nya. Sehingga, mau tidak mau Farhan harus membatalkan keberangkatan nya ke Indonesia.
"Mama tau perasaan Farhan. Nanti, kalau udah selesai, Farhan boleh langsung ke Indonesia aja. Biar nanti, Mama yang ngurus perusahaan papa kamu," ujar Dewi.
Farhan tampak berpikir, seperti nya ide itu cukup baik. Tapi, mengingat libur semester hanya dua minggu tak memungkinkan untuk kembali ke Indonesia. Hanya ada waktu beberapa jam untuk Farhan, sedangkan ia sangat merindukan kekasih nya. Mana mungkin ia cukup dengan waktu sesingkat itu.
"Farhan rasa, tahun ini gak pulang dulu, Ma. Mungkin, nanti habis Ujian Nasional Farhan akan ke Indonesia."
Dewi tersenyum melihat anaknya yang sudah dewasa itu. "Yaudah, Mama tidur luan, ya. Farhan jangan lama-lama tidur. Pikirin kesehatan kamu juga!" ucap Dewi tegas, tak ingin di bantah.
Farhan tersenyum geli melihat mama nya. Ia persis seperti anak kecil saja. "Iya. Iya, Ma," ucap Farhan.
Setelah pintu itu tertutup, Farhan menghela nafas lega. Jujur, Farhan tak sanggup harus mengurus perusahaan papa nya. Ini bukan perusahan nya yang berada di Indonesia. Jika di Indonesia hanya cabang, maka lain yang di London. Ini merupakan pusat nya atau induk dari perusahaan milik keluarga Farhan.
Farhan bergerak membersihkan meja kerjanya. Melangkah mendekati kasur dan merebahkan tubuhnya. Perlahan mata itu terpejam. Kantuk nya mulai datang.
***
Dilain sisi, saat ini Reina tengah pergi bersama Angga untuk mencari kucing Persia. Tadi pagi saat Reina ingin rebahan dengan kasur posesif nya, tiba-tiba Angga datang kerumah nya untuk meminta bantuan mencari kucing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Distance Relationship
Ficção AdolescenteBukan kah suatu hubungan dilandasi kepercayaan. Atau itu hanya sebuah ucapan yang tiada arti. Bahkan jarak yang terbuat membuat kita belajar akan perpisahan. Reina sadar akan hubungan yang sedang ia jalani. Bersama Farhan ia membuat sebuah cerita pe...