Happy reading ❤️
"Kita cuma perlu bodo amat aja, setelah itu kita akan menjadi orang asing."
Sesuai kesepakatan mereka waktu itu, hari ini Reina tengah bersiap untuk pergi dengan teman-temannya ke salah satu mall yang ada di kota Jakarta. Dengan setelan yang cukup simple Reina bergegas menuju halaman rumahnya untuk pergi.
Mereka janjian untuk bertemu di sana saja untuk menghemat waktu yang ada. Karena nanti malam mereka akan berangkat menuju Lombok langsung. Sebenarnya Reina tidak ingin mengambil keberangkatan malam, namun Jesi mengatakan jika berangkat malam kita bisa istirahat juga hingga keesokan harinya mereka bisa langsung jalan-jalan.
Setelah memarkir 'kan mobilnya di pelantaran mall tersebut, tangan Reina merogoh sling bag nya. Tangannya bergerak mencari nomor seseorang, setelah mendapat apa yang ia cari, Reina mendekat 'kan ponselnya ditelinga.
"Jangan bilang kamu baru bangun?" tebak Reina pada orang di seberang sana.
Terdengar suara cengengesan. "Iya yang, tadi malam kerjaan lagi banyak. Oowh iya, kamu jadi pergi hari ini?"
Reina berjalan masih dengan berbicara dengan orang yang tak lain adalah Farhan, kekasihnya. "Jadi, ini lagi nyari orang Indah."
"Di sana udah siang, yang. Kamu udah makan 'kan?" tanyanya.
"Kita sekalian makan nanti. Yaudah, aku tutup dulu ya," ucap Reina saat melihat keberadaan teman-temannya.
"Hati-hati, sayang."
Panggilan pun terputus. Reina berjalan menuju temannya yang sudah duduk manis disalah satu tempat makan.
"Astaga, Jes! Lo ... itu mata lo kenapa? Jangan bilang lo nonton drakor lagi sampai nangis, ya?" tanya Reina.
Jesi memberengut kesal, dan langsung menekuk 'kan wajahnya. "Ka Dhika, Rei."
"Ka Dhika ngapain lo?" Reina langsung duduk di sebelah Jesi.
"Semalam dia bilang mau udahan. Padahal kita gak pacaran, dan dia bilang mau balikan sama mantannya lagi."
"Semua cowok tuh sama aja tau gak! Maunya mereka itu apa sih?! Kalau emang gak suka, yah gak usah didekati lah!" gerutu Claudia.
"Gak semuanya sama, ya, Claudia!" geram Reina.
"Rei," helaan nafas Claudia tampak kesal. "Lo, bahkan gak tau sekarang cowok lo lagi ngapain dan sama siapa 'kan? Kita gak tau cowok itu gimana? Bahkan semakin di genggam iya juga akan semakin melemah."
Reina menatap Claudia kesal. "Apa-apaan lo bawak-bawak pacar gue!" ucap Reina tak terima.
"Udah, yang perlu lo lakuin cuman satu. Bodo amat! Setelah lo bodo amat sama dia, semua akan balik seperti sebelumnya. Asing. Itu aja saran gue," ucap Indah saat melihat temannya masih ribut.
"Gue lapar, pesan makanan gih!" titah Reina.
"Dihh enak aja lo nyuruh gue, emang lo pikir gue babu apa!" sangkal Claudia.
"Biar gue yang manggil mas nya."
"Masssssss!" teriak Jesi dengan suara khasnya.
Mereka semua menjadi bahan tontonan orang-orang yang berada di sekitar situ.
"Kalau gue tau lo bakal manggil tuh mas-mas dengan teriak, mending lo gak usah manggil deh Jes. Bising!! Malu gue di lihat sama tuh orang."
"Bodo amat gue," ucap Jesi cuek.
"Kita mau pesan, Makaroni sosis nya satu, spicy salmon and avocado cauliflower rice sushi, cupcake, steak nya dua yah mas, minuman nya lemon tea aja," ucap Jesi. Pelayan itu pergi setelah mengucapkan kembali pesanan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Distance Relationship
Fiksi RemajaBukan kah suatu hubungan dilandasi kepercayaan. Atau itu hanya sebuah ucapan yang tiada arti. Bahkan jarak yang terbuat membuat kita belajar akan perpisahan. Reina sadar akan hubungan yang sedang ia jalani. Bersama Farhan ia membuat sebuah cerita pe...