Chapter 32

6 1 0
                                    

"Semua yang terjadi, tak kan pernah bisa terulang lagi."

Disebuah mansion mewah nampak seorang nenek yang berjalan santai sambil melihat sekelilingnya.

"Dimana anak yang kalian banggakan itu? Tumben udah seminggu gak liat dia" Tanya Oma Ririn lalu duduk disamping anaknya

"Bunda nyariin Vera?" Tanya pria paruh baya yang tak lain adalah Doni

"Buat apa nyari anak orang lain itu. Kamu itu seharusnya beruntung bisa mendapatkan anak saya yang sempurna ini" Oma Ririn menyilangkan kakinya dan dengan bangga dia memainkan cincin yang ada ditangannya

"Bukan Mas Doni yang seharusnya beruntung bun. Tapi Rani yang beruntung bisa memiliki Mas Doni" Sahut Rani yang duduk disebelah Doni

"Halah kamu itu seharusnya dulu nurut sama bunda. Biar bunda jodohkan sama anak dari keluarga Mahendra."

Mendengar nama Mahendra membuat suasana semakin panas, belum lagi dulu pernah dikabarkan bahwa Rani pernah dekat dengan Alfin (anak satu-satunya dari keluarga Mahendra)

Doni dan Rani hanya bisa diam ketika bundanya menyebut nama keluarga Mahendra. Doni berusaha mengelola emosinya agar tidak melampiaskan kemarahannya kepada ibu mertuanya itu

"Suami mandul aja dibangga banggakan!" Ucap Oma Ririn yang membuat sepasang suami istri itu terluka

"Cukup Bunda! Bunda ga tau yang sebenarnya jadi bunda diam" Rani berdiri dari tempat duduknya

"Sudah Ran, biarkan saja" Doni berusaha menenangkan istrinya itu agar tidak kelepasan berbicara

"Bahkan kamu berani ngebentak bunda hanya demi lelaki mandul seperti dia. Kalau saja kamu nurut sama bunda, sekarang kamu juga sudah punya keturunan Rani!"

Rani tidak dapat mengontrol emosi nya lagi

"Bunda. Yang mandul itu akuuu, bukan mas Doni... Seharusnya bunda berterima kasih banyak pada mas Doni yang telah menerima Rani apa adanya... kalau bukan karena Vera kami berdua sudah berceraii bunda. Vera lah yang selama ini memupuk cinta diantara kami berdua hiks.."

"Mas Doni bilang kalau yang mandul itu dia. Supaya bunda tetap bahagia, tapi apa balasannya? Bunda malah terus saja merendahkannya hiks.." Lanjut Rani lagi

Setelah melampiaskan semua unek-uneknya, Rani terduduk lemas di kursi. Sedangkan Oma Ririn syok mendengar penuturan anaknya. Tak disangka ternyata orang yang selama ini dia remehkan adalah orang yang pertama kali menerima putrinya dengan baik

"Ma-maafkan bunda, kenapa kalian tidak menceritakannya pada bunda?" Ucapan Oma Ririn melembut

"Don, Doni tolong maafkan bunda Don. Bunda tidak tau yang sebenarnya, bunda tau seharusnya bunda tidak memperlakukan menantu bunda seperti itu"

Oma Ririn berlutut di depan kaki Doni dengan mata berkaca-kaca. Doni terkejut dengan perilaku Oma Ririn

"Sudahlah bunda, tidak papa" Doni mencoba untuk menarik kembali mertuanya agar duduk kembali di kursi

"Bunda menyesal, sangat menyesal, sekarang dimana Vera? Dimana anak yang selama ini memupuk cinta kalian?" Tanya Oma Ririn dengan air mata berlinang

"Ini semua salah bunda. Kalau saja bunda tidak berkata bahwa Vera anak adopsi, Vera tidak akan meninggalkan kita hiks" Rani menangis dipelukan Doni

"Ranii, tolong maafkan bunda nak. Bunda benar benar tidak tau" Oma Ririn mencoba untuk mendekati Rani

"Sudahlah Bun Ran, semuanya sudah terjadi. Lagi pula semua tak bisa diputar ulang kembali. Mungkin ini yang terbaik untuk kita semua" Doni mencoba untuk tersenyum menyalurkan energi kepada kedua wanita itu, berusaha memaafkan semua perkataan yang terlontar dari mulut Oma Ririn

Stuck Love At School (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang