03

719 68 6
                                    


"Paman aku sudah selesai " tepat matahari terbenam Xiao Zhan menyelesaikan bagian akhir nya.

"Ini uangmu hari ini " uang yang cukup untuk makan besok hari .

setelah mendapat bagiannya Xiao Zhan segera berlari menuju kesebuah restoran cepat saji .

Berjalan mengendap-endap agar tak diketahui katena ramainya restoran .

"Terlambat lagi Zhan? " sebuah bisikan dibelakangnya membuat Xiao Zhan hampir mati seketika oleh rasa terkejut.

"O-oh bos. " Hanya cengira lebar yang dapat Xiao Zhan berikan untuk wen qing wanita cantik yang selalu memakai baju berwarna merah. Wen Qing cantik, sangat cantik malah! Namun kekejamannya yang membuat seseorang berpikir seribu kali untuk mendekatinya.

"Xiao zhan ge " panggil wen ning dengan senyuman dan lambaian tangan yang penuh semangat membuat Xiao Zhan menjadi pusat perhatian.

Wen kakak adik bersaudara merupakan keturunan asli cina.

"Aku harus kerja. Selamat malam bos" dirasa waktu yang tepat Xiao Zhan berlari kedalam ruang ganti .

.
.
.

"Setelah ini harusnya aku tidur dan berguling-guling dalam selimut bukannya membuang sampah sialan ini" beberapa umpatan keluar dari bibir merah tersebut .

Ketika usai membuang sampah Xiao Zhan berjalan dan berhenti disebuah taman lalu mendudukkan tubuh lelahnya disebuah kursi panjang yang berada ditaman tersebut.

Dibukanya buku kecil yang berisi nominal yang tak sedikit itu dari saku celananya nya.

"Baekhyun kakak mohon jangan tinggalkan kakak. " Tetesan air mata jatuh dari mata indahnya. Tatapan kosong dan gumaman rendah yang keluar dari belahan bibir yang ia gigit agar tak mengeluarkan isak tangis.

Baekhyun adalah seseorang yang paling berarti dalam hidupnya.
Anak manis yang baru berumur tiga tahun itu harus menahan rasa sakit sejak ia lahir didunia ini.
Menderita kelainan tak seperti kebanyakan anak diusianya akibat sebuah tumor bersarang dikepala mungilnya.

'Hidupku hanya untukmu' ditutupnya kedua mata indah itu dan ditutup dengan lengan berlapis kemeja putih. Kemeja pada bagian lengan itu basah oleh air matanya.

'Untukmu setiap hari aku bertahan hidup'

'Semua waktuku hanya untukmu'

Tangis yang ia tahan kini berubah jadi sebuah isakan pilu yang menyayat hati bagi orang yang mendengarnya.

"Jangan tinggalkan kakak. Kakak berjanji kau akan sembuh. Kakak akan memiliki banyak uang dan kau akan bahagia " Tak bisa ia pungkiri kata-kata itu hanyalah omong kosong belaka dan membuatnya merasa gagal dan hancur.

"Maafkan kakak. Maafkan aku " isakan Xiao Zhan kian mengeras karena rasa bersalah yang mengisi ruang dihatinya dan mencekiknya membuatnya sesak.

'Dret'

Getaran dalam saku Xiao Zhan mengalihkan lamunannya .

"Ada apa ibu?" jawab Xiao Zhan dengan suara serak akibat tangis yang ia luapkan tadi.

'Xiao Zhan! Baekhyun kesakitan. ' terdengar suara ibunya yang gemetaran dan menahan tangis disana, menyayat hati Xiao Zhan sangat dalam.

"Akan Xiao Zhan lunasi agar adik bisa oprasi secepatnya " Jawab Xiao Zhan tanpa pikir panjang berlari menuju kerumah sakit.

Setelah sambungan terputus Xiao Zhan berlari semakin cepat hingga didepan pintu rumah sakit dan berhenti pada bagian administrasi.

"Permisi " ada rasa gugup dan cemas dalam hatinya yang tak bisa ia pungkiri. Sebeberapa kuat ia tahan ia berusaha agar tak takut atau gugup.

"Selamat malam ada yang bisa saya ban-"

"Berapa yang harus saya bayar untuk oprasi Baekhyun adik saya. " Tanpa berbasa basi Xiao Zhan memotong ucapan wanita dengan setelan rapi didepannya tersebut.

"Saudara membutuhkan empat ratus juta untuk oprasi dan perawatan setelahnya kesembuhan " Lutut Xiao Zhan rasanya lemas saat mengetahui uang yang ia simpan dan kumpulkan selama ini tak ada separuhnya dari nominal yang harus ia penuhi.

"Tak bisakah adik saya dioprasi dulu? Saya berjanji akan membayarnya " pintanya.

"Maaf ini sudah ketentuan rumah sakit " Astaga apa yang harus ia lakukan. Tak mungkin ia membiarkan baekhyun nya merasakan sakit lebih lama.

"Akan saya lunasi" sebuah suara berat dari arah belakang menyela percakapan mereka.

"Apa?" otaknya seakan berhenti berfungsi.

"Ini " setelah memberikan kartu berwarna hitam Xiao Zhan ditarik keluar dari rumah sakit tersebut.

"Le-lepas " setelah dapat berfikir dengan baik Xiao Zhan berusaha melepas tarikan dari sosok yang menariknya.

"Wang Yibo lepas " Wang Yibo adalah sosok tersebut.

"Jilat sepatuku " Kata itu yang keluar dari bibir laki-laki tampan tersebut setelah lama terdiam.

"Jilat " ditariknya rambut coklat tersebut untuk berlutut dan bersujut dikakinya.

"Aku bisa membuat ibumu tak mendapat pekerjaan . ah. Atau adikmu yang penyakitan itu akan mati tanpa bisa diselamatkan." Yibo berkata tanpa rasa bersalah atau empati yang keluar darinya.

"..." tak ada balasan dari Xiao Zhan hanya tatapan kosong dan perlahan bibirnya menyentuh sepatu hitam seseorang itu .

'Buk'

Sebuah tendangan didapat Xiao Zhan hingga terjatuh, namun tubuh ringkih itu tetap berusaha bangkit dan mencium sepatu hitam yang dipakai Yibo.

"Berhenti ! " bentak Yibo

'Plak'

"Ku bilang berhenti" setelah satu tamparan Yibo layangkan untuk Xiao Zhan kini dirangkuhnya tubuh ringkih Xiao Zhan dalam dekapannya.

"Aku harus membalas jasamu " lirih Xiao Zhan seraya menatap Yibo sayu.

"Tidur denganku lagi "








































Deg

Jantung Xiao Zhan seakan berhenti berdetak ketika kata itu terlontar .

"Baik lah."



T






B







C

Kill Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang