"Tuan muda Xiao Zhan "Panggil Gulf kanawut seorang pelayan terlatih yang ditugaskan Yibo untuk merawat Xiao Zhan. Ia menyuapkan makanan kedalam mulut Xiao Zhan sedikit demi sedikit.Tak ada pergerakan dari Xiao Zhan namun tak membuat Gulf menghentikan niatnya untuk menyuapi tuan yang harus ia layani.
'Grep'
Walau ia tak memasang wajah yang berarti tapi ia mencoba mengerti kesedihan sang tuan . Dengan wajah datarnya ia membawa Xiao Zhan dalam dekapannya dan dengan kaku membelai punggung Xiao Zhan.
" Saya mohon jangan bersedih saya pernah berada pada posisi anda. Jika anda ingin menangis saya akan mendengarkannya " dan detik itu pula Xiao Zhan menangis sangat keras dan meremas bahu Gulf untuk mengeluarkan semua rasa sakit yang tak bisa ia gambarkan.
Ia menangis karena sahabatnya yang pergi meninggalkan nya.
Ia menangis karena bayinya terdahulu dulu pergi meninggalkan nya.
Ia menangis karena adiknya juga pergi meninggalkan ia seorang diri
Menangis dengan begitu kerasnya dan pelayan tersebut tetap memberinya pelukan dan belaian lembut. Ia hancur hingga tak bersisa karena alasannya hidup telah pergi .
"Jangan akhiri hidup anda " Pelayan tersebut menatap Xiao Zhan datar ketika Xiao Zhan mengambil senjata api miliknya yang ia simpan dalam saku jasnya.
"Mati bukan suatu jalan keluar. " Pelayan tersebut mengambil pistol itu dari gengamannya .
"Dalam kehilangan ada dua hal yang kemungkinan terjadi pada seseorang. Kehilangan yang dapat membuatnya lebih baik atau kehilangan yang dapat merubah menjadi lebih buruk " pelayan tersebut berdiri dan berjalan pada kaki Xiao Zhan kemudian memijat kaki itu lembut.
Xiao Zhan menatap Gulf dengan tatapan yang sulit diartikan. Pelayan itu tak pernah mengeluarkan emosi ketika melayaninya selama satu bulan ini. Hanya memasang raut wajah tenang dan tatatapan datar atas semua masalah yang ia timbulkan.
"Kaki anda harus sering dipijat agar lukanya cepat tertutup " Xiao Zhan menatap luka itu dengan senyuman kecut ketika ia gagal melakukan percobaan bunuh diri minggu lalu dan hanya melukai kakinya .
"Bagai mana jika aku ingin kembali mengakhiri hidupku " Sebuah seringai muncul dibibir pucat itu.
"Saya akan menghentikannya " Pelayan itu menatapnya dengan tatapan yang menyiratkan tantangan balasan untuknya.
"Aku pegang omonganmu " Xiao Zhan tak bisa berhenti menatap pelayan tersebut. Dalam otaknya tersusun beribu-ribu rencana agar ia bisa menyusul sang adik.
"Saya mohon undur diri " membungkuk sebagai tanda penghormatan sebelum pergi keluar dari kamar . Xiao Zhan tersadar dari lamunannya dan sebuah senyum muncul ketika kecerobohan pelayan tersebut meninggalkan sebuah pisau lipatnya mungkin terjatuh.
Tepat ketika Xiao Zhan ingin melangkah mendekat kakinya tak bisa ia gerakkan . Sial! Bagai mana bisa kakinya sekarang terikat oleh rantai kecil yang kuncinya berada entah kemana. Xiao Zhan merasa ingin mencekik pelayan picik itu dengan semua dendam yang ia miliki.
"Tuan Xiao Zhan maaf saya terlambat tiga menit. Anda bisa memghukum saya ." Apa-apaan pelayan ini! Ia menunggu selama sepuluh menit dan pelayan aneh ini ketika kembali malah meminta hukuman. Xiao Zhan merasa orang ini butuh sebuah tamparan agar otaknya berkerja dengan sempurna.
"Kemari !" panggil Xiao Zhan dan pelayan itu tanpa ragu mendekat padanya.
'Plak'
Xiao Zhan berharap tamparan itu sedikit membenarkan saraf otak pelayan aneh tapi manis ini. Astaga apa yang ia pikirkan ! Memuji laki-laki dengan sebutan manis.
"Terima kasih atas hukuman dari anda" pelayan tersebut menunduk dan berjalan kesisi kiri ranjang tempat Xiao Zhan tertidur saat ini.
Hening . Itulah yang Xiao Zhan rasakan karena pelayan tersebut hanya terdiam berdiri ditepi ranjangnya tanpa bergerak sedikitpun. Xiao Zhan merasa jika bernafas tidak dibutuhkan mungkin pelayan tersebut tak akan menarik nafasnya.
"Kau pernah merasakan apa yang kurasakan? " Xiao Zhan memulai perbincangan karena rasa bosan yang mencekiknya.
"...." tak ada balasan.
"Siapa yang meninggalkanmu seorang diri?" pertanyaan kedua dan pelayan itu masih setia membungkam mulutnya.
"...."
"Kau jelas tak pernah kehilangan sesuatu yang berharga padamu sehingga membuatmu seperti ini " Xiao Zhan menahan emosi ketika pelayan itu tak kunjung menjawabnya. Dia meraih sebuah buku tebal yang berada pada samping ranjang bersiap menghantam wajah manis itu dengan buku yang ia bawa.
"Adik saya meninggal karena penyakit yang ia derita lima tahun lalu " pelayan tersebut menjawab dengan masih memasang ketenangan yang luar biasa .
"Untuk informasi lebih lanjut saya kira hal itu tidak berdampak pada pekerjaan saya dan tidak butuhkan kedepannya. "Xiao Zhan melihat pelayan tersebut melangkah dan membuka ikatan rantai pada kakinya.
" Saya mohon pertahankan bayi anda karena ia tak bersalah sebelum anda menyesal. Sebuah penyesalan akan membunuh anda sepenuhnya. Karena penyesalah adalah cara paling mengerikan dalam kematian " Pelayan itu memijat kembali kakinya dan setelah itu menyelimuti tubuh Xiao Zhan.
'Cklek'
Pintu kamar terbuka dan menampakkan Yibo yang berdiri dengan beberapa luka yang menghiasi tubuh tegapnya.
"Saya undur diri. Selamat malam tuan muda. Selamat malam tuan besar " Pelayan tersebut pergi bersama dengan binar yang Xiao Zhan munculkan karena kenyamanan yang sosok itu bawa untuknya.
"Xiao Zhan" panggil Yibo melangkah mendekat. Suara gema dari sepatu dan lantai beradu membuat Xiao Zhan merasa muak.
"Pergilah" hanya itu yang dapat ia sampaikan karena hari ini ia lelah dan tak ingin terluka kembali karena orang yang ia cinta itu.
'Buk'
Yibo menjatuhkan dirinya dan berlutut meminta maaf untuk yang kesekian kalinya. Tak peduli ungkapan ada emas pada lutut seorang peria . Ia tak peduli harga dirinya yang hancur karena perasaannya saat ini lebih hancur dari apapun.
"Aku meminta maaf" air mata keluar Yibo tak peduli ia terlihat lemah atau bagaikan pecundang dalam menghadapi Xiao Zhan saat ini.
"Ku mohon biarkan aku kembali jahat dengan memilih bayi dalam kandunganmu untuk lahir " Yibo bersujut dan isakan dari bibirnya tak bisa ia tahan.
Ia sudah terlalu jahat pada sosok rapuh yang ia sayangi melebihi hidupnya itu.
Dan ia sudah tau semua kebenaran yang sesungguhnya dari Gulf pelayan kepercayaannya.
T
B
C
Gulf kanawutTokoh akan bertambah seiring dengan alur cerita
KAMU SEDANG MEMBACA
Kill
FanfictionDalam dunia ini keadilan bagi orang miskin hanyalah omong kosong! Hukum hanyalah bagian omong kosong yang bisa dibeli. Maka dari itu membunuh atau dibunuh menjadi sebuah jalan keluar dalam memperoleh keadilan atau semakin kehilangan keadilan. Nyawa...