06

655 55 4
                                    


'Tok.tok.tok'

Suara ketukan pintu membangunkan Xiao Zhan dari tidur indahnya.

"Masuk " Ucap Xiao Zhan dengan suara serak has orang bangun tidur.

"Tuan Yibo ingin agar anda turun " pelayan itu melepas rantai pada leher Xiao Zhan yang tadi malam kembali Yibo pasang.

"Baik "

Dengan terselok dilangkahkannya kaki jenjang itu untuk menuju kekamar mandi. Sekali lagi untuk apa Xiao Zhan menolak? Harga diri? Persetan dengan harga diri! Keselamatan dan kesembuhan Baekhyun melebihi hidupnya.

      

Setelah menunggu lama kini Yibo dapat melihat sosok itu. Tubuh indah itu terbalut kemeja Hitam miliknya tanpa balutan apapun selain kemejanya itu yang membuat suasana pagi ini panas dan kian membakar ketika tubuh ramping itu duduk disebelahnya.

"Hari ini harusnya kau sekolah "  Xiao Zhan merasa aneh ketika hanya sebuah bungkus rokok dan pematiknya yang berada pada meja itu bukannya makanan, namun dia paham ketika melihat sebuah kuntung rokok berada pada sela-sela jari peria itu.

"Nyalakan "  Yibo cukup membuat orang kebingungan akan semua ucapannya. Namun Xiao Zhan selalu paham apa yang laki-laki ini inginkan.

Xiao Zhan melangkah menghampiri laki-laki itu dan duduk dalam pangkuan dan menghadap  Yibo . Mengambil sebuah pematik dengan mengeseknya memicu percikan api lalu mendekatkannya pada rokok yang saat ini berada pada sela bibir indah tersebut. Mata setajam malam itu tak mengalihkan pandangan dari sosok dalam pangkuannya yang saat ini tengan bermain dengan api tanpa takut api itu membakar dan melukai tangannya.

"

Aku ingin Baekhyun tinggal disini setelah ia sembuh. "

Yibo sudah menduga hal ini akan terlontar dari sosok dalam pangkuannya ini. Disesapnya rasa manis dari nektar dan nikotin yang merambat dari bibirnya dan mengisi paru-parunya sebelum kemudian menghembuskannya tepat pada wajah seseorang dalam pangkuannya.
Yibo suka ketika sosok ini terbatuk dan menatapnya sayu , seakan membangkitkan hasratnya.

"Apa bayaranku ? " Terdengar mengelikan seorang yang memiliki segalanya sepertinya meminta imbalan dari orang yang bahkan tak memiliki apapun. Yibo ingin tertawa merayakan atas betapa rendah dan tak bergunanya Xiao Zhan dalam kungkungannya kini.

"Apa yang ku punya? Aku tak punya apapun yang tersisa semua dalam dirimu milikmu. " jari lentik itu membelai rahang tegas Yibo yang menahan geraman karena hal sekecil ini bahkan membuatnya terangsang.

'Harga diriku hilang sejak satu tahun yang dalu bersama kematian dia '

Xiao Zhan tak peduli akan pandangan Yibo padanya kini . Xiao Zhan telah kehilangan segalanya dan ia tak ingin adiknya pergi ataupun merasakan beratnya hidup tanpa perlindungan darinya.

"Fuck! " Ditariknya tengkuk Xiao Zhan mendekat membawa dalam ciuman yang memabukkan dan panas . persetan dengan sekolah,  les ,dan menjadi model ternama ia akan menghancurkan tubuh ini dengan cumbuan dan hentakan yang begitu kuat dan dalam .

"Kau merubah hidupku maka kau harus hancur bersamaku " Ucap Yibo dengan nada rendan dan mendekap Xiao Zhan erat lalu mendudukkannya pada meja dan membuka kemeja hitam itu kasar.

"Terima kasih karena mengambil bagian dari hancurnya diriku. " Dibelainya surai hitam itu untuk menyalurkan kenikmatan yang ia terima dari cumbuan dan kecupan .

Xiao Zhan menarik dirinya menjauh ketika Yibo ingin menurunkan kemeja hitam ini dan membuat tubuh telanjang nya terpampang begitu saja.

Terlihat tatapan mata Yibo yang kian menajam dan rahang yang mengeras menandakan kemarahan yang tengah menguasainya.

"Biarkan aku mengunjungi adikku sore ini. " walau takut Xiao Zhan harus mengutarkan hal ini walau dia tau akan kemungkinan sebuah pukulan atau tamparan akan ia peroleh. Maka dari itu Xiao Zhan memilih menutup mata menerima hal itu.

"Baik "



















Deg














Yibo tak memukul atau menamparnya? Hal itu membuat Xiao Zhan mematung tak percaya.  Berbeda dengan Yibo yang kini mencium tengkuk Xiao Zhan menyesapnya dan sedikit mengigitnya meninggalkan bekas keunguan . Yibo tau sangat tau cara menghancurkan sosok ini sangat mengetahuinya.

Xiao Zhan hanya menerima apa yang Yibo lakukan pada tubuhnya hanya desahan dan leguhan yang harus ia keluarkan agar Yibo senang dan menjamin keamanan dirinya dan adiknya.

Sekali lagi ia hancur dan terperosok kian dalam menuju kubangan pekatnya hidup agar adiknya dapat bersinar dan hidup tanpa adanya rasa sakit . Ia terbiasa mengengam pecahan kaca yang kemudian melukainya, mengores kulitnya dan mengalirkan darah. Ia akan menerima hal itu asalkan adiknya sembuh dan tak kesakitan. Bagai manapun setelah orang tua mereka pergi membuang mereka dan menyisakan mereka pada orang tua asuhnya ini Xiao Zhan hanya memiliki Baekhyun dalam hidupnya. Dia yang merawat Baekhyun dengan tetes keringat dan darah sejak bayi merah itu dan dirinya dibuang sang ibu.

Adiknya harus merasakan dinginnya malam dan rasa sakitnya lpar sementara dirinya hanya bisa menangis dan meminta maaf karena kegagalannya menjaga sang adik, sebelum mereka bertemu dengan bibi guan wanita baik hati yang telah lama menikah namun tak memiliki anak. Hidup pas-pasan lebih baik dari pada mereka terlunta-lunta dijalan seperti beberapa minggu ini.

.
.
.




Xiao Zhan tersentak dari lamunannya tentang masa lalu pahit yang ia tanggung bersama sang adik.Sore hari ia terbangun akibat Rasa mual yang mendorongnya untuk berlari pada kamar mandi Namun hanya air liur yang dapat ia keluarkan sudah beberapa hari ini ia merasakan hal itu. Sudah Tiga bulan ia terkurung  ini maka dari itu Xiao Zhan berpikir jika ia tengah dilanda stres dan membuat asam lambungnya naik.

"....."

Sekelebat bayangan seseorang tengah menangis dengan darah yang mengalir dari sela-sela kaki muncul dicermin ketika ia sedang mencuci wajah. Mata Xiao Zhan terbelalak dan segera menghancurkan cermin itu dengan kepalan tangannya. Tak peduli tangannya yang kini sobek akibat pecahan cermin tersebut yang menusuk dan mengoresnya membuat tetesan darah keluar dari luka itu.

"AKKKKK! BERHENTI!!! BERHENTI SIALAN !!!! HENTIKAN!!! " Raung Xiao Zhan dengan menjambak rambutnya dan memukuli kepalanya kuat . Dalam pikirnya terlihat seorang bayi yang menangis dan menyalahkan kematiannya akibat Xiao Zhan.

"BUKAN AKU ! BUKAN AKU SIALAN!!!! " Teriak Xiao Zhan dengan semakin kacau dan semakin kuat memukulkan kepalanya pada dinding dan merancau . Tak menghiraukan para pelayan yang sedari tadi mengetuk pintu kamarnya brutal.

"Tuan Yibo " panggil salah seorang pelayan dengan menatap cemas Pintu yang tertutup rapat itu.

"Sial tidak sempat ambil kunci. Menyingkir! " Raut wajah yang biasa tenang itu tampak sedikit pias namun tak memperlihatkan perubahan berarti.


'Brak'



Setelah mendobrak pintu tersebut Yibo berlari menuju asal suara ya itu kemar mandi. Sebelum terpaku melihat Xiao Zhan yang tak sadar diri dengan darah dari tangan dan betisnya akibat pecahan kaca yang berserakan. Yibo tak peduli ketika kakinya tergores oleh pecahan kaca ia hanya peduli akan sosok yang tak sadarkan diri dalam dekapannya ini.

"Ku mohon jangan tinggal aku lagi. " air mata jatuh dari mata yang biasa menyorot dingin dan tajam tersebut.

"CAPAT PANGGIL DOKTER !" Teriak Yibo kehilangan kendali dirinya ketika sosok dalam dekapannya ini tak kunjung sadar .

T




B






C




Kill Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang