Part 15

5K 378 71
                                    

Eid al Adha Mubarak!

...............

"Mmmhh..."

Aduh, badan gue rasanya... pegel banget.

"Eh! Udah shubuh ya Om?"

Gila! Semalem tidur gue nyenyaaak banget. Enak banget sumpah tidur dipeluk sama suami. AC pas lagi dingin banget, selimutan berdua, terus dipeluk lagi. Uh! Buat ini, gue nggak nyesel disuruh nikah kemaren. Buat ini aja ya, yang lain belum tau gue. Enak apa enggak.

Dan, saking nyenyaknya tidur, gue enggak mimpi sama sekali. Terus, jangan-jangan gue kesiangan bangun lagi. Bisa hancur dunia. Itu si Bunda, kalau sampai anak perawannya bangun kesiangan, bisa jadi buruh seharian gue. Disuruh ini itu sama Bunda.

Eh tapi, kalau kesiangan, kok Bunda gak bangunin ya?

"Belum."

"Hah?"

"Belum subuh, Arwaa."

Ah dodol! Ya nggak mungkin juga Bunda mau gedor kamar gue. Kan gye udah ada suami ya sekarang. Hadeeh! Otak gue emang suka rada-rada.

"Kok om udah bangun? Eh, ini apa?"

"Udah kamu diam saja."

Hmmm... Oke. Well, gue gak bakalan nolak kalau pagi-pagi begini udah dapet pijitan ennak dari suami. Mantep dah.

Aaah.... Iya, situ Om. Agak kencengan dikit. Enak.

"Enak?"

"Enak Om. Agak kencengin dikit bisa?"

"Kamu jangan panggil saya om, bisa?"

"Hah?"

"Jangan panggil om!"

"Iya,  kencengin dulu tapi."

"Segini?"

"Nah iya, enak om. Betisnya Om."

"Jangan panggil om!"

"Eh iya lupa. Terus aku harus panggil apa dong? Kenapa sih emangnya?"

Ih! Kan gue udah kebiasaan panggil dia om. Lagian kan udah tua juga, jadi ya pantes ding?

"Karena saya bukan om kamu. Lagi pula, selisih usia kita nggak beda jauh kok."

"Sepuluh tahun itu jauh, Om! Udah kayak Jakarta-Bali."

"Iya, tapi kan Jakarta-Bali dua jam juga bisa sampai. Jadi deket dong?"

"Apaan sih Om!"

"Sekali lagi kamu panggil saya om, kamu akan tau hukumannya. Mau?"

"Iya iya! Lagian udah kebiasaan. Terus aku panggil apa?"

"Ya apa kek! Asal bukan om. Kamu inisiatif dong, kasih oanggilan yang bagus buat suami."

"Ya itu, aku udah bikin panggilan khusus, tapi nggak terima. Makanya aku tanya, mau dipanggil apa?"

Hadeh! Masalah panggilan aja ribet! Masih mending kan gue panggil om,  daripada kakek.

"Ya kamu bikin lagi, selain itu."

"Hmmmm! Emang susah ya ngomong sama orang tua."

"Apa kamu bilang?"

"Nggak ada! Aku lagi mikir nih. Pijit aja situ yang bener."

"Berani ya kamu sama suami?"

"Nggak, nggak berani."

"Bagus! Jadi apa?"

"Hadeh! Masih juga dipikirin ini." Panggil apa ya enaknya? Honey? Eeewh! Nggak pantes banget deh.

Arwaa and her Bodyguard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang