"Arwaa..."
"Hmm... "
"Bangun."
"Enggh."
Gue peluk makin erat guling yang biasanya gue peluk. Lagian siapa sih, beraninya ganggu tidur gue. Kagak tau apa, ini gue lagi enak enaknya tidur. Tumben-tumbenan juga nih guling gue enak banget buat dipeluk. Agak keras sih, tapi anget. Wangi banget lagi. Enak pokoknya.
Kayaknya sih bunda lagi program ganti pewangi. Biasanya gue bakalan nolak, karna wangi parfumenya Doniw warna item tuh udah yang paling bestlah. But, kali ini gue setuju. Wanginya seratus kali lebih enak. Menenangkan bisa bikin gue mimpi indah semalaman.
"Sudah pagi ini. Shubuh."
Duh, bawel banget sih!
"Kalau kamu gini terus, kamu bisa bikin milik saya makin tegang."
"Emmhh!"
"Ya Allah! Bangun ah!"
"Eeng."
Susah banget sih dibilangin! Gue masih mau tidur aja. Makin gue eratin kaki gue buat nahan guling gue yang paling nyaman ini. Pasti bakalan ditarik bentar lagi.
"Eengh! Jangan!"
Kan! Berani banget mau ambil guling gue.
"Ini sudah pagi Arwaa! Bangun! Lepasin juga ini."
"Gak mau! Jangan!"
"Duh! Ini anak!"
"Aww!"
Anjir! Pipi mulus gue kena tampol.
"Melek makanya. Guling kamu ada di sana tuh!"
"Engh!"
"Dari tadi angh engh mulu kamu jangan buat saya makin pusing pagi-pagi begini."
Gue ngulet, akhirnya gue lepasin juga guling yang semalaman gue peluk. Dua detik gue diem, mencoba buat nyari kesadaran setelah gue bangkit dari kematian sesaat.
"Om ngapain di sini?"
"Kamu berharap saya hatus dimana memangnya? Kamu lupa kalau kemarin kita sudah menikah?"
"Emm, inget sih." jawab gue setelah mikir sebentar. "Maksud aku, ngapain deket-deket begini?"
"Saya yang nggak bisa gerak, bahkan pindah karena kamu peluk saya kuat-kuat. Buat saya gerah aja."
"Ah masa? Nggak percaya."
"Terserah deh. Udah shubuh, saya mau ke musholla."
"Yaudah sana. Hati-hati, jangan genit kalau ketemu cewek!"
"Hmm."
Suami gue itu langsung bangun, turun dari ranjang dan kayaknya langsung mau ke kamar mandi. Tapi batu tiga langkah, doi balik lagi. "Kenapa?" tanya gue.
"Saya lupa sesuatu."
"Apaan?"
"Ini." Abis itu, gue ngerasain pipi gue dicengkaram sama tangan kanannya, terus gue rasain bibirnya nyipok bibir gue yang udah dimonyongin sama dia.
"Om Donaaaaaa!!"
Anjir! Cipokan pertama gue! Diambil paksa dan gak ada suasana romens sama sekali. Ah! Mana gue belum sempet ngerasain lagi! Cepet amat sih! Nggak ada sedetik!
Abis melakukan perbuatan tidak terpujinya itu, si om langsung aja masuk ke kamar mandi. Sambil lari dan ngindarin lemparan bantal gue.
Awas aja lu! Gue bales! Gue bales ampe kagak bisa napas!
KAMU SEDANG MEMBACA
Arwaa and her Bodyguard
HumorArwaa, mau tidak mau harus rela dijaga oleh seorang bodyguard 24/7 karena akan ditinggal sepupunya selama 3 bulan. Siapa sangka bodyguardnya itu lebih menyebalkan dari siapapun manusia yang pernah dikenalnya.