Part 19

8.8K 387 88
                                    


"Marah?" Tanya gue langsung pas kita udah selesai makan dan balik ke kamr.

"Siapa?" tanyanya. Ambil posisi duduk di ranjang, terus langsung baringan aja di sana.

"Kamulah!"

"Enggak." jawabnya singkat.

"Terus?"

"Terus apa? Duduk sini."

Huh! Jengkel juga ya gue lama-lama. "Terus kenapa diam aja seharian? Pake menghindar lagi. Drama banget kayak di novel-novel wattpad," jelas gue sambil nyindir juga sih.

"Wattpad itu apa?" tanyanya polos. Hadeeeh! Gini nih kalau punya suami tua yang enggak gaul. Wattpad aja nggak tau! Padahal itu kan aplikasi berjuta-juta umat, dimana banyak ditemukan CEO tampan nan kaya, tapi sayangnya super bad boy di sana. Terus nikah sama gadis desa yang hidupnya susah dan super polos. Hmm.

"Udahlah, aku jelasin juga kamu nggak tau!" dari pada gue buang tenaga kan? "Jadi kenapa?"

"Kan aku udah bilang kalau aku malu."

Wutt? Malu?

"Emangnya kamu anak ABG? Pakai malu segala. Udah sih, aku juga tau kalau hampir semua cowok ngelakuin itu. Chill!"

Hmm... kalau dipikir-pikir, kayaknya asik juga kalau manggil dia pakai nama aja. Biar berasa lebih western gitu. Kan jarang-jarang ada yang gitu. Lagian manggil pakai sebutan 'Mas' bikin gue geli sendiri.

"Ya tapi nggak di depan istrinya." bela dia.

"Emang kalau di depan istri, jadi sebuah hal yang memalukan?"

"Kayaknya sih gitu."

"Kok kayaknya? Berarti kamu nggak yakin?"

"Enggak."

"Terus?"

"Terus apa lagi? Menurut kamu gimana deh?"

"Hmm..." Gue berpikir sebentar. Memalukan nggak sih? Kayaknya sih biasa aja. Tapi kalau gue yang ada di posisinya dia, gue bakalnan ngubur diri gue sendiri sih. "Biasa aja," jawab gue akhirnya.

"Biasa gimana?"

"Ya biasa aja."

"Kamu biasa lihat yang begituan?"

"Ih! Enggak! Kok jadi gitu sih kesimpulannya?" Ini orang gimana sih? Apa hubungannya coba? Begituan?? Begituan apa?

"Ya terus gimana?"

"Ya udah, pokoknya biasa aja. Nggak usah malu, aku bisa maklum."

"Berarti kamu suka?"

"Suka apa?"

"Yang tadi pagi."

"Bukannya suka juga, Cuma-"

"Berarti nggak suka?" potongnya cepet. Anjay nih anaknya Pak Budiman.

"Bentar deh, jangan dipotong. Lagian ya, di dunia ini nggak Cuma ada hitam sama putih, ada abu-abu juga di tengahnya. Tau kan?"

"Tau, tapi buat masalah ini, cuma ada suka atau nggak suka."

"Kok gitu? Nggak bisa dong. Kan aku udah bilang biasa aja, berarti ada diantara keduanya."

"Oke, kalau gitu biasa ajanya lebih condong kemana? Hitam atau putih?"

"Ya ditengah-tengah aja. 50 50 dibagi rata."

"Nggak bisa gitu. Di dunia ini cuma Nabi yang bisa adil. Kamu enggak."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Arwaa and her Bodyguard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang