Part 14

9.1K 572 86
                                    

"Aaaaak!!"

"Ssst!! Diam!"

"Ih, lepasin om! Aku mau diapain?"

"Makanya diam dulu!"

"Emmmh!"

"Diam nggak?"

Akhirnya gue ngangguk pasrah. Dari pada gue gak bisa napas kan, mulut dibekep rapet begini. Mata gue juga masih merem rapet-rapet, gue takut melihat sesuatu yang semestinya tidak harus gue lihat.

Oh please! Gue kan masih di bawah umur! Masih kiyut dan imut-imut kayak marmut.

Btw, gue gak bakalan diperkosa kan??

"Mau apa??" tanya gue langsung pas mulut gue udah bebas. Gue masih membelakangi sih. Gak berani juga balik badan.

"Mana handuknya?"

"Nih!"

"Pakaikan."

"Ih! Ogah!"

Gue lempar aja itu handuk laknat ke belakang. Bodo amat mau ditangkap atau malah nyemplung di kloset. Mamam noh!

"Yasudah, saya pakai sendiri. Tapi kamu yakin gak mau lihat saya?"

"Enggak!"

"Beneran?"

"Iyaa. Gak mau!"

"Oke."

"Oke apa? Jadi Om narik aku masuk buat apa??"

"Nggak buat apa-apa sih. Cuma mau ngerjain kamu aja!"

"Iiiih! Ngeselin!!" Gue langsung balik badan buat mukul badannya. Dan, gue lupa satu hal. "Aaaaaaaakh."

"Hahahahaha."

Sialan!

Brakk!!

........

"Arwaa."

"Hmm."

"Kamu masih marah?"

"Gak," jawab gue singkat. Gue kasih yau ya, nih kita sekarang lagi duduk manis berdua bersandar di kepala ranjang. Mau ngobrolin soal masa depan negara dan bangsa Indonesia tercinta ini.

Tapi guenya lagi gedek setengah hidup!

"Syukurlah kalau begitu."

"Hmm."

Bodo amat!

"Nih, pundak saya pegel, tolong dipijitin ya."

"Ogah!"

"Katanya udah nggak marah?"

"Emang!"

"Kalau nggak marah, kenapa nggak mau?"

"Ya emangnya om seharian ngapain aja? Pakai pegel segala! Aku nih, yang kesel seharian!"

"Sama saya?" tanyanya polos.

"Bukan! Sama suaminya tetangga!"

"Kenapa memangnya?"

"Ih!" Gue pukul aja tuh wajah sok polosnya pakai bantal. Jadi suami ngeselin banget sih!

Udahlah menodai mata polos suci gue tadi pagi, tapi sok-sokan nggak tau. Siapa yang nggak kesel! Kan gue belum waktunya buat ngelihat yang begituan. Ew! Geli banget gue!

"Loh, marah lagi. Saya kan tanya baik-baik."

"Tau ah!"

"Kamu ngambek terus sih sama saya. Ngegas terus bawaanya. Nggak bisa apa, agak lembutan sedikit?"

Arwaa and her Bodyguard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang