Haiii haiii haaaiiii maaf bgt aku baru update, harusnya semalam, karena semalam mertua nginep rumahku, jadi aku nggak mungkin dongg asik ama leptopku hahhahahhaha ya sudah selamat membaca, semoga suka VOTE KOMENnya jangan lupa yaa...... muwaaahhhhh
Bab 5.B (Keputusan)
Setelah puas berada di taman rumah sakit, Arsen meminta Alaya untuk kembali ke kamarnya. Dengan patuh Alaya mendengarkan permintaan Arsen. Akhirnya kini Arsen mendorong kursi rodanya menuju kembali ke kamarnya. Tapi ketika dirinya melewati lorong yang menghubungkan ke area kamarnya, langkah kakinya terhenti saat melihat sepasang suami istri yang ada di hadapan mereka.
Ivander Carrington, dan istrinya berdiri di hadapan mereka, dengan wajah terkejut dan ekspresi penuh tanya.
Arsen menggenggam erat pegangan kursi roda yang diduduki Alaya, sedangkan Alaya tampak gugup dengan tatapan mata ayahnya. Apa yang harus mereka lakukan selanjutnya?
***************************
Alaya masih duduk menunduk di kursi rodanya dengan Arsen yang berdiri di sebelahnya. Sedangkan Ivander dan Aurel sudah duduk di sebuah sofa panjang. Keempatnya sudah masuk ke dalam ruang inap Alaya dengan keterkejutan masing-masing dan tanpa sepatah katapun.
Ivander masih tampak menatap Alaya dengan tatapan mata menuntutnya. Sesekali dia mengalihkan pandangannya ke arah Arsen. Tapi tampaknya kedua orang ini enggan memberi tahu dirinya apa yang sedang terjadi diantara mereka.
"Apa Daddy harus bertanya dulu agar kamu mau membuka suara, Princess?" Ivander mulai membuka suaranya. "Apa ada yang Daddy lewatin di sini?"
"Tidak." Alaya yang membuka suaranya. Arsen hampir saja membuka suaranya tapi Alaya lebih dulu menjawab pertanyaan ayahnya. Alaya lalu menatap ke arah Arsen dan berkata pada lelaki itu "Bisakah kamu meninggalkan kami?"
"Kenapa aku harus pergi? Aku ingin berada di sini dan menjelaskan semuanya."
"Tolong, kamu nggak kenal Daddy, aku yang akan menjelaskan pada Daddy."
Arsen tak suka, tapi di sisi lain, dia bukan orang barbar yang tak tahu aturan atau sopan santun, itu sama sekali bukan dirinya. Jemari Arsen terulur, mengusap lembut puncak kepala Alaya. Dia menghela napas panjang sebelum berkata "Aku pergi, tapi nanti malam, aku kembali lagi." Arsen lalu menatap ke arah Ivander dan Aurel "Permisi." Ucapnya pada dua orang itu sebelum dia pergi meninggalkan ruang inap Alaya.
"Kenapa kamu mengusirnya?" tanya Ivander lagi. "Karena kamu tahu bahwa dia pecundang dan cukup punya nyali untuk menghadapi ayahmu?" lanjutnya.
"Daddy tidak bisa menilai orang sembarangan."
"Kalau begitu kenapa kamu membiarkan dia pergi?"
"Karena Alaya pikir bahwa pertikaian kita tidak perlu disaksikan oleh orang luar."
"Kita tidak bertikai, Princess. Daddy hanya ingin meminta penjelasan."
Alaya tampak mendengkus, mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ivander segera bangkit dan menuju ke arah Alaya.
"Sayang, Daddy hanya butuh kejelasan dari kamu."
"Tentang apa, Dad? Tentang ayah dari bayi ini? Lalu apa selanjutnya? Apa Daddy akan meminta pria itu untuk menikahiku? Jika iya, maka lupakan! Aku tidak akan mengatakan siapa ayah dari bayi ini pada kalian!" seru Alaya dengan kesal.
"Sayang, kamu kenapa? Kenapa membuat ini menjadi sulit?"
"Alaya nggak buat ini jadi sulit! Alaya hanya nggak mau Daddy atau yang lain terlalu berpikir sempit dengan meminta Alaya cepat meikah karena kehamilan ini! Alaya nggak mau nikah dengan orang yang nggak Alaya cintain, meski itu ayah dari bayi ini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Alaya
Romansa*** SAVE DI LIBRARY, Jangan sampai ketinggalan**** Kisah cintanya Alaya, Princess kesayangan Daddy Ivander. cerita ini sekuel tau satu seri dengan cerita THE DEVIL HUSBAND, THE GUARDIAN DEVIL, dan AKSARA. BISA langsung baca cerita ini tanpa baca cer...