Bab 3.A (Edgar Makarov)

27.3K 4.3K 360
                                    

Haiiii SELAMAt PAGIIII  Aku update lagiii seneng kannnn hahahhahahah VOTE dan KOMEN yang buanyaaakkk yaaa hahhahaha


Bab 3.A

(Edgar Makarov)


Alaya bersyukur bahwa dia tidak pingsan ditempat setelah tahu siapa yang sedang membuat janji temu dengan ayahnya. Namanya Edgar Makarov, pengusaha dari Rusia, dan yang membuat Alaya hampir pingsan adalah, selain nama belakang pria itu, pria itu juga mengajak seseorang yang sedang ingin dihindari Alaya, Arsen Makarov.

Dilihat dari nama belakang mereka, bisa dipastikan bahwa mereka bersaudara, tapi, kenapa ayahnya harus memiliki janji temu dengan dua orang pria ini?

"Sergey dan Daddy adalah rekan kerja lama, Setahun yang lalu, Puteranya, Edgar, menghubungi Daddy dan menginginkan kerjasama dengan perusahaan kita." Ivander tampak menjelaskan dengan Alaya karena sejak tadi Alaya hanya diam memainkan makan malamnya.

"Kita sudah bekerjasama dengan Makarov Group di sini, Dad. Apa ada yang kurang?"

"Tentu saja Sayang, itu baru dibidang real estate. Edgar menawarkan lebih dengan Makarov Corp pusat."

"Seperti?" tanya Alaya kemudian.

"Tambang emas, dan kilang minyak." Edgar yang menjawab. "Kuharap Nona Alaya bersedia bekerjasama dengan kami. Bukan begitu, Brother?" Edgar meminta persetujuan pada Arsen. Arsen yang sejak tadi hanya diam akhirnya memilih mengangguk singkat.

"Jadi... Arsen ini..." Ivander menggantung kalimatnya. Sesungguhnya, Ivander sejak tadi mempertanyakan kehadiran pria bernama Arsen Makarov. Bukan tanpa alasan, karena setahunya, Sergey hanya memiliki seorang putera, yaitu Edgar. Lalu siapa pria ini? Kenapa bisa menyandang nama keluarga yang sama.

"Ahhh..." Edgar membuka suaranya. "Arsen adalah Kakak saya, dia yang mengurus Makarov Group di sini."

"Ohh..." ucap Ivander sembari mengangguk.

"Tentunya Mr. Ivander tahu jika ayah kami tidak menganut Monogami." Lanjut Edgar sembari tersenyum lebar.

Alaya tampak memperhatikan sosok Arsen. Pria itu hanya diam menatap makanannya, tapi jelas, bahwa wajahnya sudah mengetat, menunjukkan betapa tak sukanya Arsen dengan ucapan Edgar tersebut.

Arsen sendiri berusaha mati-matian agar tak terpancing emosinya dengan Edgar. Dia tahu bahwa Edgar sengaja mengatakan hal itu untuk memancing emosinya. Ya, meski mengakui sebagai kakaknya, nyatanya, kedudukan Arsen sebenarnya jauh lebih hina dari Edgar. Edgar merupakan putera dari istri sah ayahnya, sedangkan dirinya...

"Ahhh, itu sangat wajar di luar sana." Ivander mencoba mencairkan suasana yang terasa sedikit tegan karena membahasan sensitif tentang keluarga Makarov.

Edgar mengangguk "Itu sebabnya saya bisa lancar menggunakan bahasa negara ini, karena saya sering berkunjung ke sini menemui kakak, adik, dan ibu tiri saya." Lanjut Edgar lagi yang disambut anggukan pula dengan Ivander dan Aurel.

Edgar kemudian mengalihkan pandangannya pada Alaya. Kemudian dia bertanya pada Alaya "Nona Alaya, apa sudah bertemu dengan Kakak saya sebelumnya?"

Alaya sedikit salah tingkah dengan pertanyaan itu, apalagi kini mata seua orang tertuju padanya kecuali mata Arsen. "Ya, beberapa kali." Jawab Alaya dengan jujur "Karena pekerjaan tentunya." Lanjutnya lagi mengoreksi.

"Bisa-bisanya kau tidak mengatakan tentang peremuanmu dengan wanita cantik ini." Edgar melayangkan gerutuhannya pada Arsen.

"Hanya pertemuan bisnis." Arsen mencoba mengendalikan dirinya agar tak terpancing dengan Edgar. Dia tak ingin Edgar tahu tentang hubungannya dengan Alaya, karena jika Edgar tahu, bisa dipastikan Edgar akan melakukan segala cara untuk merebut Alaya dari sisinya.

Princess AlayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang