*** SAVE DI LIBRARY, Jangan sampai ketinggalan****
Kisah cintanya Alaya, Princess kesayangan Daddy Ivander. cerita ini sekuel tau satu seri dengan cerita THE DEVIL HUSBAND, THE GUARDIAN DEVIL, dan AKSARA.
BISA langsung baca cerita ini tanpa baca cer...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
UPDATE Lagi... VOTE komen jangan lupa...
Bab 2.B (Pria Gila)
Alaya duduk, meremas kedua telapak tangannya ketika kini dirinya sedang berada di dalam ruang kerja ayahnya dengan tatapan mata tajam Sang ayah dan juga ibunya yang ada di dalam ruangan tersebut.
Alaya merasa sedang akan diadil hari ini.
"Daddy tahu kalau kamu sengaja melarikan diri sejak kemarin karena menolak rencana Daddy."
Alaya mengangkat wajahnya, dia tidak mengerti apa yang dimaksud oleh ayahnya tersebut.
"Ivan... kita tidak bisa memaksa Alaya."
"Aku tahu, Sayang. Setidaknya, Alaya mau menemani kita menjamu tamu penting kita. Dan aku sudah mengatakan hal itu sejak seminggu yang lalu. Tapi Alaya menolaknya. Salah satu alasan kenapa Alaya tidak pulang sejak semalam, pasti karena menolak pertemuan ini."
Alaya lupa. Sungguh. Seminggu yang lalu, Ayahnya memang pernah mengatakan bahwa mereka akan menemui seseorang, dan Alaya tak tahu kalau hari itu adalah hari ini. Sungguh, Alaya tidak menyangkanya.
"Aku benar-benart lupa, Dad..."
"Lupa atau kamu memang ingin kabur? Daddy tidak akan menjodohkan kamu dengan siapapun kalau itu yang kamu takutkan. Ini hanya teman lama, karena dia juga bekerjasama dengan perusahaan kita."
Ivander sebenarnya sudah kesal. Karena, beberapa kali Alaya juga bersikap seenaknya meninggalkan pertemuan atau perjamuan dengan rekan-rekan bisnisnya hanya karena Alaya mengira bahwa dia akan dijodohkan dengan salah satu rekan bisnisnya. Ivander memang sangat selektif dengan pasangan Alaya, bukan berarti hal itu dikarenakan Ivander ingin menjodohkan Alaya dengan seseorang. Ivander hanya benar-benar ingin Alaya mengenal seluruh rekan bisnisnya agar puterinya itu nantinya bisa memimpin perusahaan besarnya dengan baik dan tidak salah langkah.
Alaya hanya bisa menghela napas panjang. Kalau ayahnya sudah mengomel seperti ini, tandanya dia memang harus menuruti permintaan Ayahnya.
"Baiklah, kapan dan dimana kita akan bertemu?" Alaya tampak menyerah.
"Nanti malam. Dan Daddy sudah reservasi tempat di salah satu restaurant mewah di sini."
Alaya lalu bangkit. Dia bersiap pergi meninggalkan ruang kerja ayahnya, dia merasa lelah. Masih ada waktu untuk beristirahat sebelum dia pergi nanti malam ke tempat yang dijanjikan oleh ayahnya...
****
Ponsel Arsen berbunyi, dia mendapati nomor asing yang sedang menghubunginya. Arsen mengerutkan keningnya, tapi dia tetap mengangkat panggilan tersebut.
"Halo?"
"Arsen Makarov." Tubuh Arsen menegang mendengar panggilan tersebut "Apa Kabar, Brother?" Edgar yang menghubunginya.