Bagian Tujuh : Yuju? Sinb?

534 92 16
                                    

Sekarang mereka kembali berkumpul di Toko. Namun bukan untuk mengurus tentang Toko hanya saja mereka sedang berkumpul untuk belajar. Minggu depan mereka akan melakukan ujian.

Jennie sendiri kembali kuliah dengan gaji yang ia dapatkan selama bekerja di Toko Mantan. Kini keenam gadis tadi sedang duduk bersama dan belajar dengan buku dari jurusan masing-masing.

"Gais. Materinya kagak bisa masuk-masuk ke kepala gue. Mau gue jungkir balik di sini, ini materi gak bisa masuk." Yuju menggerutu sambil menatap buku-bukunya pasrah.

"Lah gue juga Ju. Dosen ngasih ujian materi minggu lalu terus gue kagak masuk gara-gara dosennya ngeselin," balas Yerin.

"Gue juga gak ngerti materinya! Pengen nikah aja langsung."

"Ceilah sok banget lu mau nikah, Na. Orang calonnya juga kagak ada," balas Sowon.

"Udah yang ada calonnya aja dulu." Umji meledek Sowon yang telah jalan kemarin.

"Daripada pusing mikir pelajaran, mending kita tiktok dulu." Sinb membuka aplikasinya lalu memutar lagu yang sedang hits.

Akhirnya menghilangkan rasa gundah mereka dengan lagu-lagu tiktok di sana. Namun pasa akhirnya Sowon menghentikan kegiatan mereka. "Kita harus belajar. Pokoknya harus belajar."

Pada akhirnya mereka kembali belajar. Saat belajar, tiba-tiba Jennie masuk terburu-buru ke dalam ruangan mereka. Yerin yang melihat Jennie terburu-buru segera memintanya untuk duduk.

Tak lupa Eunha memberikan minum kepada Jennie. Setelah merasa tenang, Jennie menghela napasnya dan mengucapkan apa yang seharusnya untuk diucapkan. Yuju sendiri sudah penasaran tentang apa yang akan dikatakan oleh Jennie.

"Ada orang di tempat les tari mau ketemu sama lo, Mbih."

Sinb yang merasa namanya disebut mengernyitkan alis. Sebenarnya ini bukan untuk pertama kali jika ia harus turun tangan ketika pelanggan ingin bertemu dengan dirinya. Sinb hanya bersiap untuk turun ke tempatnya.

Sinb berjalan menuju tempat privatnya dan tak lupa ia menyapa beberapa orang di sana dengan senyuman hangat nan manis itu. Tak butuh waktu lama untuk tiba dan ia melihat pelanggan pria dengan anak kecil di sampingnya.

"Permisi. Kata manager saya, Tuan ingin bertemu langsung dengan saya. Ada kendala dengan tempat bimbingan kami?"

"Hai Sinb!"

Seketika Sinb diam terpaku seakan batu menghantam jantungnya saat itu juga. Mantannya kini ada di hadapannya dan tersenyum manis. Siapa lagi jika pelakunya bukan Jhope. Namun kini Jhope membawa seorang anak kecil di sisinya.

Sinb sendiri perlahan menyadarkan dirinya dan mengontrol ekspresi wajahnya yang sudah mulai kaku. Jennie sendiri hanya melihat dari jauh. Jennie tahu bahwa mereka berdua adalah mantan dan sepertinya masih saling memiliki rasa.

"Jennie tolong bantu Tuan ini untuk informasi dan syarat masuk di bimbingan ini. Saya harus naik ke atas sebentar. Saya permisi dulu, Tuan."

Sinb hendak berjalan sebelum Jhope menahan pergelangan tangannya untuk pergi. Jennie di sana seakan melihat adegan yang sangat romantis saat ini. "Lo udah cocok jadi CEO. Apa gak ada lagi kesempatan untuk kita berdua bicara?"

Sinb menutup erat kedua matanya dan tak sadar setetes air mata jatuh di pelupuk matanya. Ia perlahan melepaskan tangannya dan menyeka air mata itu dan menarik napas dalam-dalam. Ia berbalik dengan senyuman manis saat di awal.

"Boleh kok. Yaudah kita duduk di sana ya."

****

"Sinb kok lama ya? Perasaan cuman ketemu pelanggan." Umji mulai merasa aneh.

Toko Mantan (BANGCHIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang