15. Sebuah takdir kah?

245 24 1
                                    

* happy reading *

" Adnan " gumam Adila lirih.

What! Adnan? Jadi yang mau mengkhitbah tika itu Adnan? Kalian semua setuju gak sih kalau tika bersanding dengan Adnan.

' hem, jadi gini rasanya patah hati. Aku gak nyangka ternyata Adnan yang mengkhitbah tika, tapi aku bersyukur setidaknya tika memiliki pendamping yang hampir sempurna, tika benar benar beruntung bisa mendapatkan Adnan ' gumam Adila dalam hati. Aduh kayaknya Adila Bener Bener nyesek deh.

Ternyata benar jika di cintai  lebih baik dari pada mencintai. Lebih baik mundur dari pada berharap. Lebih baik di tunggu dari pada menunggu.

Aku ngetik apa sih gak jelas banget ya gak. Oke daripada bahas yang gak jelas kayak tadi mending kita baca kelanjutan dari cerita ini aja. Back to story....

Kini Adila tengah memberikan minuman itu pada para tamu setelahnya Adila pun pamit pergi. Adila pergi ke taman belakang rumah tika di sana cukup sepi karena semua orang tengah membahas acara khitbah an tika. Di taman itu Adila hanya duduk sambil menatap kosong ke arah depan. Cukup lama Adila terdiam sampai seseorang ikut duduk di sampingnya pun Adila masih terus menatap kosong ke arah depan entah apa yang di lihat nya yang jelas Adila seakan tak ingin berpaling. Adila terus melamun sampai orang tersebut bertanya kepada Adila.

" kamu ngapain di sini sendirian melamun pula nanti kalo ada apa apa gimana " tanya orang tersebut. Adila pun terlonjak kaget karena ia seperti  mendengar suara seseorang yang tidak asing lagi di telinganya. Lantas Adila pun menoleh dan mendapati Adnan tengah duduk di sebelahnya, uhhh pantas saja Adila seperti gak asing sama suara itu. Adila masih tak bergeming mendapat pertanyaan dari Adnan.

" pertanyaan aku kok gak di jawab " tanya Adnan lagi, kini Adila pun menjawab namun singkat. 

" wa'alaikumsalam " jawab Adila. Loh yang di tanya apa kok jawab nya apa sih, aneh. Yahh memang begitu lah Adila jika orang tersebut belum mengucapkan salam maka ia pun tak akan menjawab pertanyaan orang ia hanya menjawab salam seperti tadi.

" aku kan, oh maaf assalamu'alaikum " ujar Adnan meminta maaf lalu memberi salam.

" wa'alaikumsalam " jawab Adila sambil tersenyum ke arah Adnan. Lalu memalingkan wajahnya ketika Adnan tersenyum.

' astagfirullah ini gak bener, Adnan kan sudah melamar tika, dan tika adalah sahabat baik aku aku gak boleh berduaan sama Adnan, takut tika melihatnya dan salah faham sebaiknya aku cepat pergi dari sini ' gumam Adila dalam hati. Lalu ia pun beranjak untuk berdiri.

" kamu mau kemana " tanya Adnan lalu ikut berdiri.

" aku mau menemui tika assalamu'alaikum " jawab Adila setelahnya ia pun berjalan tergesa gesa untuk ke kamar tika.

" wa'alaikumsalam, selalu kayak gini kalo lagi berdua " gumam Adnan lirih ketika Adila sudah tak nampak lagi, Adnan pun berjalan loyo menuju ruang tamu, sesampainya di ruang tamu Adnan pun mendudukkan dirinya di samping orang tua dan adik nya yang 1 taun lebih muda dari nya. Melihat tingkah anak sulungnya yang seperti tak memiliki semangat untuk hidup itu ia bertanya tanya dalam hati ada masalah apakah dengan anaknya itu. Lantas shifa selaku ibundanya pun bertanya pada Adnan sambil berbisik kan gak enak kalo kedengaran sama pemilik rumah.

" ada masalah apa nak " tanya shifa kepada anak sulungnya.

" gak apa apa kok bun " jawab Adnan berusaha meyakinkan bunda nya.

" oh, bunda kira kamu ketemu calon istri kamu " gurau bunda shifa. Adnan tak menanggapi ucapan bundanya itu, dia hanya tersenyum miris pada sang bunda.

Acara lamaran pun berjalan dengan baik kini waktunya makan malam keluarga. Saat makan di meja makan pun Adnan tetap diam kadang melirik Adila, sama halnya dengan Adila dia hanya menikmati makan malam nya sesekali melirik Adnan. Kedua orang tua Adnan dan juga tika telah sepakat untuk menjodohkan anak mereka. Sedangkan tika dia terus tersenyum mendengar pembicaraan kedua orang tuanya itu. Adila dia terus menundukkan kepala nya menatap makanan nya sambil melamun.

" Adila tolong ambilin tissue dong " ucap tika meminta tolong kepada Adila untuk mengambilkan nya tissue yang berada tidak jauh dari tangan Adila. Namun Adila masih melamun. Sampai sebuah tangan menyentuh tangannya, ternyata itu tangan tika.

" kenapa? Ada masalah " tanya tika lembut sontak Adnan pun menoleh ke arah Adila yang sedang duduk di depannya. Adila hanya tersenyum tulus sambil menggelengkan kepalanya pelan.

" tadi kamu ngomong apa, maaf aku gak dengar " tanya Adila pada tika.

" tolong ambilin tissue " jawab tika pelan mengulangi permintaannya. Adila pun mengambil kan kotak tissue itu kepada tika. Adnan dari tadi terus memperhatikan mereka atau lebih tepatnya memperhatikan Adila, merasa di perhatikan Adila pun menatap Adnan dan Adnan juga masih memperhatikan Adila, ke dua mata mereka saling bertemu dan saling melempar senyum tapi detik berikutnya Adila memutuskan kontak mata tersebut dan memilih menikmati makan malam nya. ( singkat cerita ) semua keluarga Adnan sudah pulang dan kini Adila tengah duduk di tepi kasur bersama tika sahabat baiknya mereka sedang bersiap untuk tidur.

------------------------------------------------------

Seorang gadis cantik yang mengenakan jilbab berwarna abu abu tengah duduk di depan sebuah cermin sambil tersenyum, gadis tersebut adalah tika sahabat baiknya Adila. Kini tika sudah mengenakan gaun yang cantik terlihat seperti gaun pernikahan. Dengan riasan make up yang ada di wajah nya terlihat cantik dan membuat siapa saja yang melihatnya jadi kagum dan pangling. Dan jangan lupakan seorang gadis cantik satunya yang sudah siap mengenakan pakaian yang sederhana namun terlihat elegan dan dia adalah Adila.

Cklek

Seorang wanita paruh baya masuk ke dalam kamar itu dengan senyum yang menghiasi wajahnya. Dia adalah ibunda tika dia datang untuk menjemput sang putri untuk segera turun ke bawah.

" cantik nya anak ibu " puji ibu tika. Tika pun tersenyum malu mendengar pujian dari ibunya.

" ibu aku gugup " ucap tika yang sedari tadi mencoba menyembunyikan kegugupan nya. Adila yang mendengar itu pun berusaha tersenyum meski hatinya terasa amat sakit.

Di lain tempat, seorang pria tampan yang menggunakan jas yang serasi dengan gaun tika kini tengah duduk di kursi depan pak ustad dia sedang menghafal kan janji yang akan ia ucapkan untuk menikahi Tika.

Kira kira siapa ya yang akan menikahi tika, siapakah pria itu. Penasaran yuk tunggu chapter berikutnya. Kalian jangan bosan bosan buat baca cerita aku ya, jangan lupa buat kasih vote sama komen.

Udah aku usahakan buat bikin chapter yang panjang buat para readers jadi pliss kasih vote sama komen ya

Pemberian vote dan komen kalian adalah penyemangat bagi ku, jadi jangan bosen bosen buat vote dan komen ya....





Assalamu'alaikum















A_A

takdir cinta anak pesantren (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang