18. menerima khitbah.

337 24 2
                                    

* happy reading *

" jadi gini kedatangan kami kesini itu untuk mengkhitbah Adila putri dari pemilik pondok pesantren ini kepada putra sulung kami Adnan khairul rizki " ujar ayah dari calon suami Adila. Apa? Adnan? Bukanya Adnan sudah di khitbahkan dengan tika?

" Adila apa kamu bersedia untuk ber khitbah dengan Adnan " tanya umi Adila.

" umi, bagaimana dengan tika, bukannya Adnan sudah mengkhitbah tika? " tanya balik Adila seperti berbisik. Mendengar bisikan putri sulungnya nayla (uminya Adila) hanya tersenyum lalu berkata

" nanti akan umi jelaskan, sekarang kamu hanya perlu menjawab iya untuk menyetujui maksud baik keluarga Adnan " titah nayla sembari terus tersenyum tulus, melihat umi nya tersenyum itu membuat Adila juga ikut tersenyum lalu menganggukkan kepalanya perlahan.

" jadi apakah Adila setuju atau tidak? " kali ini suara Adnan yang masuk dan bertanya.

' aku harap kamu menjawab iya Adila, aku mencintai kamu karena Allah ' suara hati Adnan bergumam menyampaikan harapan nya.

" insyaallah aku setuju " jawab Adila sambil tersenyum tulus karena sejujur nya Adila juga mencintai Adnan pastinya karena Allah dong. Mendengar jawaban memuaskan dari Adila dalam hati Adnan sedang berbunga bunga Adnan pun tersenyum simpul.

" Alhamdulillah " sorak semua orang terkecuali Adnan dan Adila yang malah saling melempar senyum. Keduanya benar benar merasa sangat bahagia.

" Adila tolong kamu ke dapur ya, sepertinya umi lupa mematikan kompor "

" na'am umi "

" dan kamu masak untuk makan siang ya "

" baik umi "

Adila pun beranjak dari duduk nya dan menuju ke arah dapur untuk memasak makan siang. Sesampainya di dapur Adila langsung berkutat dengan alat dan bahan makanan di dapur. Adila ingin memasak sayur asem, tempe goreng, ikan goreng, dan telur balado. Selang beberapa menit makanan pun jadi dan saat Adila akan membawa makanan itu ke meja makan ada seseorang yang membantu nya.

" biar aku bantu " ucap seseorang itu yang tak lain adalah Adnan.

" syukron "

" afwan "

Adila dan Adnan pun membawa makanan itu ke atas meja makan dan menata nya. Setelah semua makanan tertata dengan rapi Adila menyuruh eh ralat maksud nya meminta Adnan memanggil orang tua mereka. Tak berapa lama Adnan pun kembali bersama para orang tua mereka. Mereka pun menyantap makanan, setelah selesai baca do'a dong pastinya. Hingga Shifa bertanya

" oh ya karena Adila sudah menerima khitbah Adnan, alangkah baiknya jika pernikahan keduanya di percepat " ujar Shifa memberikan usul. Dan itu membuat Adila tersedak makanan nya karena terlalu kaget.

" uhuk.... uhuk.... uhuk " anggap aja itu suara batuk nya Adila ya. Adila terbatuk dan itu membuat semua orang jadi khawatir termasuk Adnan. Cepat cepat Adnan memberikan air putih kepada Adila.

" minum dulu, nih " ucap Adnan sembari memberikan gelas yang berisikan air putih kepada Adila. Adila mengambil nya dan meminumnya dengan perlahan.

" syukron " ucap Adila setelah selesai minum air putih itu Adila kemudian menaruhnya di samping piring nasi nya.

" afwan " jawab Adnan

" gimana kalau pernikahan mereka di majukan jadi satu bulan lagi " usul Ayah Musa

" iya makin cepat makin baik " jawab zakky (Abinya Adila sama falah) .

" jadi bagaimana Adila Adnan, apa kalian setuju jika pernikahan kalian di percepat " tanya ummi Nayla pada dua sejoli itu. Sementara itu Adila dan Adnan saling lirik saling memberi kode, Adila tampak sangat bimbang dan Adnan dia tampak tenang meski dalam hati Adnan sedang bergemuruh.

" kalau Adnan terserah Adila aja " jawab Adnan dan jawaban itu membuat Adila diam sementara para orang tua mereka melarikan pandangan mata mereka yang tadinya memandang Adnan kini tengah memandang Adila meminta persetujuan. Sontak itu membuat Adila berfikir keras dan akhirnya Adila menganggukkan kepalanya sebagai jawaban iya meski ada sedikit keraguan dalam hatinya namun Adila segera menepis segala keraguan tersebut. Toh ini juga untuk kebaikan nya juga agar tidak timbul fitnah. Selesai makan siang Adila akan membantu ummi mencuci piring namun ummi segera mencegah nya dan berkata

" gak perlu ndo, mendingan kamu ajak Adnan ke taman belakang saja, biar ummi yang mencuci piringnya " titah ummi

" tapi mi--"

" gak perlu, oh ya soal penjelasan itu kamu minta calon suamimu saja yang menjelaskan ya "

" huft Na'am ummi " Adila akhirnya pasrah lagi pula dia memang perlu penjelasan.

Ndo itu artinya nak ya....

Assalamu'alaikum readers

Gimana suka nggak?
Bagus nggak? 
Jangan lupa vote sama komennya ya....
Syukron

* point penting *

beberapa chapter lagi mau tamat nih
Kayak nya.






















Tapi bener

tapi gak tau juga deng. Yang penting intinya jangan nangis kalau dah tamat oke.

Assalamu'alaikum

Jumpa lagi
Bye

takdir cinta anak pesantren (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang