Bagian 5

13K 999 25
                                    

Hana merasa khawatir saat Nata menggigil. Sebenarnya tadi Hana sudah berniat membawa Nata kerumah sakit saat Nata terserang demam tinggi. Tapi Maya menolak dan menyuruh Hana membawa Nata kedalam gudang.

Tubuh Nata menggigil hebat, padahal Hana sudah memberikanya selimut yang Hana ambil dari kamarnya.

"Ma-ma di-ngin" gumam Nata. Air mata Hana seketika berlomba - lomba untuk turun. Sakit rasanya melihat anak majikanya harus merasakan kesakitan yang teramat, bahkan tak ada seorangpun keluarganya yang khawatir.

Hana tak bisa membayangkan jika ia yang berada diposisi Nata . Tak ada seorangpun yang akan menghawatirkanya jika sakit, tak ada yang merawatnya, tak ada yang mengajaknya bermain saat kecil, tak mempunyai baju yang layak untuk dipakai, tak pernah merasakan usapan hangat dikepalanya. Air mata Hana mengalir semakin deras kala melihat darah yang mengalir dari hidung Nata.

"Bi, ma-af nge-re-potin." Ucap Nata lirih, hampir tak terdengar. Hana menggeleng pelan, berusaha membersihkan darah Nata menggunakan bajunya.

"Enggak kok, bibi enggak merasa direpotin. Kamu bertahan ya, maafin bibi selama ini udah bentak bentak kamu" ucap Hana lembut.

Nata tersenyum tipis, tubuhnya lemas sekarang. Tapi paling tidak, kali ini ada orang yang mau merawatnya.

🌷

Keesokan harinya, saat keluarga Harison sedang melaksanakan sarapan, adik Haris yang bernama Zidan datang bersama Lisa, istrinya.

Ya, Zidan adalah om Nata yang mungkin adalah satu - satunya keluarga yang masih menganggapnya layaknya manusia.

Sebenarnya dulu Zidan juga bersikap sama seperti Haris, sama - sama membenci Nata dan suka memukulinya. Tapi kejadian 1 tahun lalu,saat Nata merelakan tubuhnya tertimpa rak besar yang berada digudang hanya untuk menyelamatkan Zidan yang saat itu sedang memukulinya. Dan berakhir Nata koma selama 2 hari dirumah sakit.

"Hallo kakakku sayang, hallo ponakan om yang ganteng dan cantik" sapa Zidan langsung memeluk Haris yang masih mengunyah makananya. Ya memang seperti itu tabiat Zidan, sangat rusuh.

"Hai om, lama banget gak pernah main" ujar Raya dengan tampang merajuk.

Lisa terkekeh melihat kelakuan Raya yang sangat manja pada suaminya. Memang Lisa dan Zidan sudah menikah selama 3 tahun, tapi masih belum dikaruniai seorang anak. Mereka tak pernah mengeluh akan hal itu, toh mereka juga masih muda dan Zidan ingin terus berkarir dengan profesinya yang menjadi seorang dokter. Oh ya, Zidan juga sudah mempunyai beberapa rumah sakit besar yang tersebar diseluruh Indonesia.

"Oh ya, ngomong - ngomong, Nata mana? Biasanya kan dia yang nyiapin makanan? " tanya Zidan yang berhasil  membuat senyum yang berada diruangan itu luntur.

"Oh ya, gue lupa. Kan kalian gak nganggep dia" Zidan menepuk jidatnya pelan. Lalu segera beranjak pergi menuju dapur. Kali aja dia ketemu sama Nata.

Sesampainya didapur, Zidan tak menemukan seorangpun disana. Hanya Hana yang sedang beberes.

"Bi, liat Nata nggak? " tanya Zidan pada Hana.

"Emmmm, itu anu mas. Natanya sakit, sedari kemaren demam tinggi, mau saya bawa kerumah sakit tapi nggak dibolehin sama nyonya sama tuan" jawab Hana menunduk.

Tak menjawab ucapan Hana, Zidan langsung berlari menuju belakang mansion menuju gudang.

Saat memasuki gudang, netra Zidan menelisik kesetiap sudut gudang tersebut. Sampai penglihatanya tertuju pada satu titik dimana terlihat seorang remaja dengan tubuh yang bergetar, wajah pucat dan bibir yang sudah mulai membiru. Sungguh menghawatirkan.

"Nata, kenapa bisa kayak gini sih" Zidan berjalan cepat mendekati Nata yang masih memejam erat.

"O-m" gumam Nata setelah membuka matanya perlahan sembari tersenyum tipis. Sangat tipis sampai tidak terlihat.

Melihat keadaan Nata yang sudah sangat mengkhawatirkan, Zidan langsung menggendong tubuh ringkih Nata yang terasa sangat ringan.

Ringan banget, Nata nggak makan berapa hari? Batin Zidan.

"Se-sek om, pu-sing" Nata bergumam tepat ditelinga Zidan sambil menyenderkan kepalanya kepundak Zidan. Hawa panas menyeruak.

🌷

"Mau kamu bawa kemana anak sialan itu? " tanya Maya sinis, saat melihat Zidan berjalan keluar dengan tergesa - gesa.

"Mau bawa Nata kerumah sakit" jawab Zidan

"Halah ngapain sih bawa anak sialan kayak gitu. Pasti tu anak lagi cari perhatian mas, sama kamu" Lisa ikut menimpali. Tak mengindahkan teriakan sang istri, Zidan segera beranjak pergi saat merasakan deru nafas Nata yang hampir tak terdengar.

"Bertahan ya, keponakan om itu kuat. Maaf udah pernah buat luka difisik dan batin kamu" gumam Zidan tepat ditelinga Nata yang berada dipangkuanya.

Setelah sampai salah satu rumah sakit milik Zidan, ia segera berlari menelusuri koridor dengan tergesa - gesa.

Setelah sampai diruang IGD, Zidan segera membawa Nata masuk, dan kali ini Zidan sendiri yang akan merawat ponakanya itu.

Kenapa perasaanku nggak enak gini






Tbc

Jangan lupa vote dan komen guys

Natanael (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang