Bagian 6

12.3K 979 40
                                    

Netra indah yang sudah beberapa hari ini terpejam, akhirnya terbuka juga. Nata mengerjap menelisik setiap sudut ruangan yang sedang ia tempati sekarang ini.

"Hey, ponakan om udah bangun. Gimana? Ada yang sakit? " tanya Zidan sambil mengusap anak rambut Nata yang menutupi dahinya.

"Semuanya sakit om" jawab Nata dibalik masker oksigen yang ia pakai.

Zidan tersenyum sendu melihat keadaan Nata yang jauh dari kata baik - baik saja. Seorang Nata yang selalu terlihat kuat dan tabah ternyata sangat rapuh.

Mengingat kejadian tempo hari saat Zidan merasa kalut, saat Nata sempat henti jantung selama beberapa saat.

Dan ada satu hal lagi yang membuat Zidan semakin terpuruk saat melihat hasil diaknosa Nata.

"Om kenapa? " tanya Nata berhasil membuyarkan lamunan Zidan.

"Eh, enggak papa kok. Kamu butuh apa? "

"Mi-num"

Zidan segera mengambilkan minum untuk Nata yang sudah ia siapkan diatas nakas.

Zidan dengan telaten membuka masker oksigen yang dipakai Nata lalu menggantinya dengan nassal canula supaya Nata bisa minum dengan lebih leluasa.

"Udah om, makasih"

"Sekarang kamu butuh apa lagi, hmm? "

Nata menggeleng, kemudian menunduk dalam sebelum kemudian terisak.

"Lho kenapa nangis? Ada yang sakit hmm? " tanya Zidan sedikit khawatir.

Nata menggeleng pelan lalu dengan cepat memeluk Zidan. Zidan yang terkejut pun akhirnya mengusap pundak Nata lembut. Ia tahu bagaimana tersiksanya Nata selama ini.

"Makasih om, Nata seneng akhirnya Nata bisa ngerasain kasih sayang keluarga Nata. Nata minta maaf udah ngerepotin om" gumam Nata sambik mengeratkan pelukanya pada Zidan.

🌷

Siang harinya, Nata masih terbaring diatas brankar sembari memainkan jemarinya. Tadi Nata sempat meminta untuk pulang karena takut tuan besar marah, tapi Zidan dengan tegas menolak permintaan Nata dengan alasan tubuh Nata masih sangat lemah.

Brak

Pintu kamar rawag Nata terbuks kasar, membuatnya seketika langsung memegangi dadanya yang tiba - tiba sesak.

"Bagus ya,enak - enakkan tidur disini" ucap Haris sinis sembari berjalan mendekati brankar Nata.

Jantung Nata berdegup lebih cepat kala melihay senyum smirk Haris yang terlihat menyeramkan. Nata menunduk dalam, bahkan tubuhnya sudah bergetar karena takut.

Sampai dimana rambut Nata ditarik paksa sampai membuatnya mendongak. Nata menggigit bibir bawahnya berusaha menahan suara ringisannya agar tak terlontar dan membuat amarah Haris semakin memuncak.

"Kenapa? Sakit hmm? Kamu itu sangat menyusahkan, pembawa sial, saya menyesal dulu tak jadi membunuhmu saat kamu masih bayi" ucap Haris tepat didepan wajah Nata yang terlihat semakin memucat.

"Ma-af tuan" hanya kata itu yang berhasil terlontar dari bibir tipisnya. Tubuhnya terasa sangat lemas sekarang, apalagi rasa sakit dikepalanya bertambah dua kali lebih sakit karena jambakan Haris.

"Maafmu tak akan pernah bisa ngembaliin ibuku. Seharusnya aku nggak menyetujui permintaan ibuku untuk tidak menggugurkanmu. Seharusnya aku membunuhmu anak sialan" ucap Haris dengan penuh penekanan.

Nata masih diam berusaha menjaga kesadaranya yang sudah berada diambang batas. Ia tak mungkin tumbang disaat Haris masih memarahinya.

Sampai detik berikutnya, tubuh Nata ditarik paksa sampai terjatuh kelantai. Infus yang berada ditangan Nata terlepas begitu saja sampai mengucurkan darah.

"Kakak apa - apaan sih. Kakak apain Nata? " tanya Zidan tak percaya melihat Nata yang sudah terjatuh tak sadarkan diri dengan darah yang mengucur deras ditanganya.

"Anak lemah kayak gini emang seharusnya cepet mati" sinis Haris sambil tersenyum puas.

Zidan dengan cepat kembali menganggat tubuh Nata keatas brankar, memasangkan infusnya kembali.

"Kakak tau? Nata sangat tersiksa selama ini"

"Aku senang melihat itu"

"Nata mengidap leukimia kak, Nata sakit, kakak nggak kasihan sama anak kakak? "

"Oh, jadi sekarang tuh anak penyakitan? Dasar lemah" remeh Haris lalu segera beranjak dari kamar rawat Nata.

Bahkan Haris masih nggak peduli saat mengetahui penyakit Nata? Zidan tersenyum sendu sembari memperhatikan wajah damai Nata yang masih belum sadarkan diri.


Tbc

Gaje anjir 😒tapi yaudahlah ya

Jangan lupa vote dan komen guys

Natanael (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang