Bagian 21

12.6K 675 25
                                    

Keesokan harinya, Nata bangun dengan keadaan tubuhnya yang terasa sangat lemas. Wajahnya pun masih merah dan sedikit bengkak.

Nata berusaha bangkit dan beranjak menuju dapur. Langkahnya tertatih, tetap berusaha untuk mempertahankan kekokohan kakinya.

"Hai kak" sapa Nata riang kearah Raya yang sedang membuat kue dengan para maid.

"Oh hai.adek ngapain kesini? Mukanya masih merah gitu loh" ucap Raya sambil mengusap pundak Nata.

Raya menatap nanar kearah Nata yang terlihat sangat memprihatinkan. Rambutnya yang mulai rontok, wajahnya yang merah akibat air panas yang disiramkan Bagas.

"Enggak papa kok. Nata baik-baik aja" sanggah Nata berusaha memberi tahu bahwa dirinya baik-baik saja dengan memberikan senyuman terbaik yang ia punya.

"Nih, kamu pakai beanie ya. Itu rambut kamu udah pada rontok" ucap Raya sambil memakaikan beanie kekepala Nata dengan hati-hati.

🌷

Siang harinya, seperti biasa Nata dan Raya pergi ketaman dekat kompleks perumahan mereka. Sebenarnya, Raya tadi menyuruh Nata untuk nggak ikut, tapi Nata menolak.

"Kakak duduk aja, cuacanya lagi panas nanti kulit kakak item" ujar Nata.

"Yaudah deh, kakak duduk bentar ya"setelah itu, Raya langsung beranjak kearah kursi yang berada dibawah pohon.

Nata sedari tadi sudah berteriak-teriak sambil menawarkan kue daganganya kepada orang-orang yang berlalu lalang.

" buk, mau kuenya? Enak loh" ucap Nata menawarkan daganganya kearah ibu-ibu kompleks yang seperti ibu sosialita.

"Ih siapa sih kamu. Pergi-pergi sana jijik saya lihat muka kamu" setelah itu ibu-ibu tadi mendorong tubuh Nata sampai terjatuh.

"Hey, sadar diri liat tuh muka kamu merah dan sangat menjijikkan. Lihat guys, ada anak menjijikkan lagi jualan dikompleks perumahan elit kayak gini" ujar ibu-ibu tadi sambil memvideokan Nata yang sudah menunduk.

Raya yang melihat hal itu, langsung berlari kearah Nata dan ibu-ibu tadi.

"Heh, apa-apaan lo bentak-bentak adik gue" bentak Raya tak terima.

"Loh, kamu kan anaknya maya? Sia adik kamu? Tapi kata maya dia cuma punya dua anak, kamu sama bagas" jelas Tanti

"Eh. Dia.... Dia anak pembantu saya, dan sudah saya anggap adik" bela Raya gugup.

Nata yang mendengar hal itu merasa sangat sedih. Ibunya tak mau menganggapnya anak, dan kakaknya sendiripun tak mau menganggapnya sebagai seorang adik. Tak apa, Nata sudah biasa menghadapi hal seperti itu. Jadi, Nata bisa berpura-pura untuk tetap tegar.

"Oh kamu baik sekali, sama seperti maya. Yasudah kalau begitu saya pergi dulu" pamit Tanti kemudian langsung beranjak pergi.

Raya menunduk, melihat kearah Jata yang masih terduduk ditanah.

"Dek, maaf ya tadi kakak bilang kamu anak pembantu" sesal Raya sambil membantu Nata berdiri. Raya takut adiknya itu kecewa lagi. Tapi seperti nya dugaanya salah, karena Nata tetap memberikan senyum manisnya.

"Nggak papa kok kak, Nata ngerti" ucap Nata sambil tersenyum.

"Yaudah, kalo gitu kita pulang ya. Kuenya juga tinggal dikit" Nata mengangguk sebagai balasan, kemudian bangkit dan membereskan keranjang tempat ia menaruh kue.

🌷

Nata dan Raya berjalan memasuki mansion. Nata berjalan disamping Raya sambil membawa keranjang. Jujur, sekarang yang ia ingin kan hanya berbaring dilantai. Tubuhnya lemas dan bibirnya juga sudah terlihat sangat pucat, apalagi wajahnya yang bertambah merah akibat terkena sinar matahari.

"Dek, kamu nggak papa? " tanya Raya khawatir.

"Nggak kok. Nata baik-baik aja" jawab Nata. Tapi setelah itu, terasa cairan kental tiba-tiba meluncur deras dari hidungnya.

"Kamu mimisan. Ayo kita kekamar mandi" ajak Raya khawatir sambil menggandeng tangan Nata menuju kamar mandi.

Setelah dirasa selesai, Nata berjalan keluar kamar mandi dibantu oleh Raya.

"Badan kamu kurus banget sih dek? Kamu nggak pernah makan ya" tanya Raya sambil memapah tubuh lemah milik Nata.

"Makan kok" jawab Nata terdengar lirih.

Sampai detik berikutnya, baju Nata ditarik paksa oleh seseorang dan mendorongnya keras sampai menghantam tembok.

"Akkhh" ringis Nata sambil mencengkram kepalanya yang tadi kebentur tembok.

"ANAK NGGAK BERGUNA, BISANYA CUMA NYUSAHIN ORANG AJA. BANGSAT. MENYUSAHKAN, KENAPA KAMU NGGAK MATI AJA SIH" teriak Maya sambil terus memukuli Nata yang sudah setengah sadar. Bahkan sedari tadi darah tak henti-hentinya keluar dari hidung dan mulutnya. Belum lagi punggung Nata yang sudah mengeluarkan darah akibat cambukan yang maya berikan.

Raya yang melihat hak itu hanya bisa mematung sambil menutup mulutnya dengan sebelah tangannya. Maya memukuli Nata dengan membabi buta.

"ANAK NGGAK BERGUNA. GARA-GARA KAMU SAYA DIPERMALUKAN SAMA IBU-IBU ARISAN" hardik maya sambil terus mencambuk tubuh Nata yang sudah tak berdaya.

Setelah dirasa puas, Maya beranjak pergi meninggalkan Nata yang sudah pingsan.

"Nat, bangun. Maafin kakak" tangis Raya pecah saat itu juga. Raya memangku kepala Nata sambil mengelus pipi Nata pelan.

Merasa tak ada pergerakan, Raya bangkit sambil menggendong Nata menuju rumah sakit.




Tbc

Detik-deti menuju ending.

Jangan lupa vote dan komen

Buat yang udah baca, makasih. Sayang kalian banyak-banyak

Natanael (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang