Bagian 15

11.9K 863 95
                                    

Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, dan hari berganti minggu. Mata indah yang menyiratkan ribuan luka itu, tetap tak mau terbuka.

Semua masih sama,sama seperti sebelumnya dimana ia akan selalu sendiri ditemani sepi tanpa hadirnya sosok keluarga.

Haris tetap tak mau datang menjenguk apalagi membiayai pengobatan sang bungsu, membuat Hana kelimpungan sendiri untuk mencari biaya.

Membuatnya harus memohon dengan sangat kepada Zidan. Yah, hanya Zidan satu-satunya harapan Hana. Hana bersujud didepan Zidan diiringi air mata yang terus mengalir dipipinya, membuat Zidan mau tak mau mengiyakan permohonan Hana.

Dan akhirnya, Nata tetap bisa menjalani perawatan medis dirumah sakit milik Zidan. Tapi dengan bayaran Hana tak boleh lagi perduli pada Nata.

Tentu Hana ingin menolak, tapi apalah daya ia juga tak bisa berbuat banyak selain menuruti persyaratan Zidan.

🌷

Setelah 1 minggu lamanya, akhirnya mata indah itu kembali terbuka. Menelisik kesetiap sudut ruangan.

Sepi. Satu kata yang tepat untuk menggambarkan ruangan yang ia tempati saat ini. Berusaha tetap tegar tanpa harus menyia-nyiakan air matanya. Itulah yang Nata rasakan.

Sampai suara pintu terbuka membuat senyum manis itu kembali muncul.

"Hey, kamu sudah bangun? " pertanyaan retoris dari seorang suster yang baru masuk.

Nata mengangguk sebagai jawaban. Setelah 1 minggu lamanya ia terus berbaring diranjang, membuat seluruh persendian Nata nyeri.

"Apa yang kamu rasakan? " tanya suster itu lagi.

"Ha-us" jawab Nata sekuat tenaga. Suaranya pelan, sangat lirih. Mengharuskan suster itu mendekatkan telinganya pada bibir Nata.

Suster itupun langsung mengambilkan segelas air putih kemudian membantu Nata untuk meminumnya.

Setelah menerima air minum dari suster, Nata merasa jika tenggorokan nya sudah mulai enakan.

"Makasih sus" ujar Nata masih menampilkan senyum manisnya.

"Ok, keadaan kamu sudah stabil. Jaga kesehatan ya, dan jangan banyak pikiran. Ok" ucap suster itu kemudian beranjak keluar ruangan meninggalkan Nata sendiri lagi.

🌷

Masih sama seperti kemarin-kemarin, Hari ini Nata hanya berbaring dibrankar sendirian sambil memainkan jari-jemarinya.

Ruangan yang Nata tempati itu sepi dan sunyi. Sebab ruang rawat Nata berada dipojokkan. Jadi, tak akan ada orang lewat.

Hari sudah malam dan Nata ketakutan. Jika malam, ruangan yang ia tempati itu terlihat sangat menyeramkan. Dapat Nata lihat jika lampu diluar ruanganya itu dimatikan. Tak jauh berbeda dengan gudang yang berada dimansion.

"Hiks...hiks...nata takut..hiks" tangis Nata terdengar memenuhi ruangan sempit yang dihuni Nata. Entah kenapa rasanya Nata merasa sangat ketakutan. Jika digudang mansion, ia akan biasa saja.

"Hiks...mama...papa...nata takut...hiks" racau Nata dibalik selimut rumah sakit yang sudah menenggelamkan seluruh tubuhnya.

Malam itu, Nata terus saja menangus sambil meracaukan nama mama dan papanya,sampai subuh menjelang Nata baru bisa tertidur.

🌷

"Hey, anak penyakitan. Bangun" ucap Zidan sambil mengguncang-guncangkan tubuh Nata.

Eugh

Lenguh Nata saat netranya menangkap sesosok manusia bertubuh tegap yang tak lain adalah Zidan.

Nata membuka matanya menatap Zudan, kemudian tersenyum manis. Ia sangat bersyukur, akhirnya ada juga yang mau menjenguknya. Pikir Nata.

"Sudah bangunkan, sekarang pulang. Kamu sudah membuang-buang banyak uang saya" ucapan Zidan sukses membuat hati Nata hancur. Tapi ia tetap menampilkan senyum manisnya.

Nata bangkit dari tidurnya. Kepalanya sempat pusing, tapi ia menggelengkan kepalanya mencoba menghilangkan rasa peningnya.

"Udah nggak usah lembek. Cuma sakit leukimia aja. Jangan lebay" ujar Zidan sambil melepaskan infus yang berada ditangan Nata. Cukup kasar sampai membuat darah Nata mengucur deras dan membuat luka baru dikulitnya.




Tbc

Yah, untung aja Nata cuma kena leukimia. Beruntung ya si Nata. Jadi ikut seneng 😆

Jangan lupa vote kalau suka. Cerita Aldefaro aku up nanti malam kalau nggak ya besok 😂

Natanael (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang