Epilog

25.2K 1.1K 209
                                    

Suasana pemakaman terasa sangat lambat dan sangat memilukan. Suara isak tangis terdengar meraung-raung tak terhenti.

Penyesalan selalu datang terlambat. Sekarang, menangis pun tidak ada gunanya. Sosok itu sudah hilang, pergi jauh tak tergapai.

Tak akan ada lagi sosok pemilik suara lembut, tak akan ada lagi sosok pemilik senyum manis, tak akan ada lagi sosok yang selalu berusaha membahagiakan. Semua itu hilang hanya dalam hitungan menit.

"Dek, ini hoodie buat kakak kan? Kakak suka. Kakak janji akan jaga hoodie dari adek" racau Bagas sambil memeluk erat hoodie yang pernah ia injak. Hoodie yang dibeli dari hasil kerja keras, yang dibeli dengan berbagai siksa.

"Adek maafin kakak dek, kakak nyesel"

🌷

Tak terasa sudah 1 tahun sosok itu hilang. Kehidupan Haris hancur. Istrinya sedang dirawat dirumah sakit jiwa, Raya memilih melanjutkan kuliah diluar negri, dan Bagas yang tewas karena bunuh diri.

Mansion mewah yang ia miliki sudah ia jual, perusahaanya bangkrut, ia sudah memecat semua maid dan bodyguard nya.

Kini tinggal dirinya sendiri disebuah rumah petak. Ukuran tubuhnya yang merosot jauh, lingkaran hitam terlihat kentara.

🌷

Langkah kakinya dibawa berjalan menuju sebuah tempat, tempat yang sering ia kunjungi.

Yap, pemakaman. Haria terduduk disalah salah satu makam. Makam seseorang yang dulu sangat ia benci tanpa sebab.

Air matanya berlomba-lomba untuk turun membanjiri pipinya.

"Dek, gimana keadaan adek? "

Hening

"Papa kangen banget sama senyum adek, adek lagi sama kak bagas kan? Adek seneng kan akhirnya adek udah nggak ngerasain sakit lagi. " air mata itu terus turun dengan deras.

Suasana dingin yang mencekam tak menyurutkan air mata penuh penyesalan itu. Mengingat kenangan masa lalu yang sangat menyayat hati.

"Pa, Nata mau peyuk papa"

"SAYA BUKAN PAPA KAMU. PERGI. DASAR ANAK SIALAN"

bugh

Bugh

Bugh

"Ampun tuan, sakit"

"Sakit? Sengaja. Sengaja biar kamu cepat mati"

"Tuan lagi banyak masalah? Lampiasin aja kenata. Nata siap kok"

Sakit. Sakit rasanya ketika mengingat semua masa lalunya yang tak pernah terdapat kenangan manis bersama sang bungsu.

Haris berjalan menyusuri trotoar. Meniti setiap jalan dengan tetesan air mata yang jatuh sia-sia diaspal.

Mulailah hidup baru, hidup yang akan terus menyiksa.


DAH SELESAI

OK, INI CERITA NGGAK ADA SQUELNYA YAH.

MUNGKIN KALO NGGAK BESOK YA LUSA, AKU UP CERITA BARU.

MAKASIH BANYAK BUAT YANG UDAH MAU VOTE, DAN UDAH MAU BACA.

TANPA KALIAN AKU GAK AKAN SEMANGAT NGETIK SEBANYAK INI.

ISHH BAHAS APAAN SIH. AUK AH POKOKNYA MAKASIH

Natanael (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang