Bagas merasakan tubuhnya terguling-guling cukup jauh sampai membuat lenganya kepalanya terasa pusing dan lenganya yang nyeri.
Sampai Bagas merasa tubuhnya terasa lemas dan pelukan hangat yang ia rasakan terlepas begitu saja. Belum sempat ia menutup matanya, ia dapat mendengar sebuah kata yang sangat menyayat hati
Nata sayang kakak
🌷
Raya, Maya dan Haris berlari mendekati tubuh Bagas yang sudah pingsan dan tubuh Nata yang sudah berlumuran darah.
"Dasar anak sialan" umpat Haris hendak menendang tubuh Nata namun untungnya Raya dapat mencegahnya
Raya segera mendekap tubuh penuh darah yang berada didepanya. Adik bungsunya kesakitan. Haris dengan cepat menggeng tubuh Bagas dan segera membawanya kerumah sakit.
"Pah, Raya minta tolong bawa Nata juga" pinta Raya diiringi isak tangis.
"Nggak. Biarin aja anak itu mati. Gara gara dia bagas jadi kayak gini" tolak Haris lalu menancap gas menuju rumah sakit.
Raya yang sudah kalut langsung menggendong Nata dan membawanya kedalam mobil miliknya dan menancap gas menuju rumah sakit.
"Bertahan dek"
🌷
"Maaf, adik kamu membutuhkan banyak darah dan stok darah dirumah sakit ini sudah habis" ujar Dokter yang menangani Nata.
"Apa golongan darah Nata? " tanya Raya panik.
"AB NEGATIF"
Raya mendengus kesal. Golongan darahnya tak sama dengan milik Nata. Tapi golongan darah milik Maya cocok untuk Nata.
Raya berlari menyusuri koridor menuju ruang rawat Bagas. Tadi bagas sudah dipindahkan karena memang Bagas tak mengalami luka serius.
"Mah, Nata kritis dia butuh donor darah. Dan golongan darah mama yang cocok, Raya mohon mama donorin darah mama ya buat Nata" pinta Raya panjang lebar.
"Nggak. Biarin aja dia mati. Kamu nggak usah ngurusin dia, sini" tolak Maya kemudian menarik tangan Raya untuk duduk disampingnya.
Raya tak bisa menolaknya. Ia tak mau menjadi anak durhaka dengan menentang perintah orang tuanya.
Raya, Maya, dan Haris setia menunggu Bagas yang tak kunjung membuka matanya. Sampai akhirnya, dering ponsel Raya membuyarkan lamunanya.
"Hallo"
"Hallo, maaf kami mau mengabarkan pasien atas nama Nata kondisinya menurun dan mengalami kejang-kejang"
"Apa, Nata kejang-kejang? Iya saya akan langsung kesana"
Tut tut
Raya mematikan ponselnya kemudian hendak beranjak dari duduknya.
"Mau kemana kamu? " tanya Haris
"Mau tengokin Nata, katanya dia drop" jelas Raya
"Nggak usah. Gara-gara dia, bagas sampai masuk rumah sakit"
KAMU SEDANG MEMBACA
Natanael (END)
Teen FictionPROSES PENERBITAN Tak ada yang indah dari kehidupanya. Hanya benci,makian,pukulan,dan segala hal menyedihkan lainya. Sedari kecil,tak pernah sekalipun dia mersakan belaian kasih sayang keluarganya. Bahkan saat ia divonis penyakit mematikan pum,kelua...