Unda menghela napas berat, ia tidak bisa menjawab pertanyaan Angkuh kemarin. Padahal Unda tahu, bukan dia yang melakukan itu. Unda dibuat terkejut oleh panggilan telepon dari Olong.
"Unda, aku menemukan hal yang aneh." ujar Olong bersemangat.
"Ada apa Olong?" tanya Unda semakin bersemangat.
"Ada satu murid Kelas Mahkota Tongkat yang mampir ke Kelas Baju Baja sampai jam pelajaran usai. Aku pikir, dialah pelakunya."
Unda terkesiap disaat Olong menyebutkan nama itu, ia kemudian cepat-cepat menuju rumah Angkuh.
-*-
Angkuh mengangkat alisnya kebingungan. Di depannya, Unda tampak kehabisan napas.
"Kamu lari ke rumahku?" tanya Angkuh sembari memberi Unda segelas cairan leukosit.
Unda cepat-cepat menghabiskan cairan tersebut, dengan mata yang berkilat ia pun membisikkan sesuatu pada Angkuh.
"Aku juga mau minta maaf, selama ini aku suka mengaku-ngaku sebagai temanmu." jelas Unda menyesal.
Angkuh menahan senyumannya, "Apa maksudmu mengaku-ngaku? Bukankah aku memang teman dekatmu?"
Unda tidak bisa menahan senyum lebarnya, saat itu ia merasa bersyukur dan menyesali segala perbuatannya pada Angkuh.
"Untuk rencanamu tadi, aku setuju." kata Angkuh dengan mantap.
Angkuh berdiri tegap di depan papan tulis Kelas Mahkota Jubah, ia kemudian tersenyum sinis.
"Sebenarnya aku dan Sius merencanakan piknik keluarga, kami berencana merekam semua kegiatan piknik kami. Apa kalian bisa meminjamkan kaset rekaman video padaku? Hahaha.... sebenarnya kaset rekaman videoku rusak, apa salah satu dari kalian bisa meminjamkannya padaku?" tanya Angkuh, ia tentu menahan malu atas pertanyaan tersebut.
Bagaimana tidak? Barang apa yang tidak dimiliki oleh keluarga Angkuh? Tentu saja mereka memiliki segalanya. Ia harus bersabar agar pelaku yang merekam Unda cepat ketahuan.Beberapa dari mereka berbisik-bisik gaduh menanyakan kaset rekaman video. Tidak butuh waktu lama, salah seorang dari mereka kemudian mengangkat tangannya dengan percaya diri. Angkuh mengangkat alis, ia kemudian tersenyum manis dan meminta orang tersebut mengikutinya keluar kelas.
_*_
Unda tidak terkejut melihat seseorang yang dibawa Angkuh. Tian (Perhatian) adalah penggemar nomor satu Angkuh, ia melakukan segala hal hingga Angkuh melihatnya.
"Bukankah ini tidak adil? Dia juga sama denganku! Tapi kamu memaafkan dia dengan mudah! Angkuh, coba kamu jelaskan apa bedaku dengannya!" cercanya sambil menunjuk Unda.
Angkuh menghela napas berat, "Tian, aku selalu melihatmu, kamu temanku. Memang, aku benci sekali jika ada seseorang yang mengaku-ngaku temanku padahal kita tidak pernah kenal," Angkuh kemudian melirik kecil pada Unda yang menunduk malu.
"dan itulah kita, selalu berbuat kesalahan. Kamu tanya apa bedanya kamu dengan Unda, ada satu. Dari 99% kesamaanmu dengan Unda, satu persen darinya tidak pernah kamu lakukan. Mengakui semuanya dan juga minta maaf padaku." ujar Angkuh memelankan suaranya, bulir air mata menetes dari mata tajamnya. Begitu banyak orang yang berbuat tidak selayaknya Kelas Mahkota Tongkat. Parahnya, hal itu terjadi padanya!
Tian menunduk malu, ia mengeluarkan kaset rekaman video miliknya, menghapus video yang membuat Unda gelisah.
"Maaf Angkuh, Unda. Aku rasa aku tidak pernah layak mendapatkan satu persen darimu." ujarnya lantas pergi, namun terlambat, Angkuh cepat-cepat meraih lengan Tian lalu memeluknya diikuti oleh Unda.
"Kamu dapat satu persenku, temanku." ucap Angkuh sembari mengelus rambut Tian dan Unda.
Saat itu Unda sadar, jika ia ingin mendapatkan sesuatu ia harus menggapainya dan berusaha dengan baik untuk itu semua. Karena bagi Unda, dusta yang berlebihan akan membuat dunianya semakin maya.
—Tamat—
KAMU SEDANG MEMBACA
What Should We do After Returning from School?
Cerita Pendek-selesai- [*bukan ff*] Pernakah kamu berpikir, jika sifat yang ada pada dirimu melalui berbagai macam proses. Seperti kamu, sifat-sifatmu juga bersekolah dan mengalami kejadian-kejadian yang tidak terduga. Pada saat kamu menginjak bangku persekolaha...