dua puluh delapan

1.5K 230 53
                                    

DUAWRRR!!!
.
.
.

happy reading🌻
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah kejadian semalam, tepatnya dimana Stray69 nyerang Losdix127, kedua genk itu semakin renggang. Terutama Changbin, yang sangat dendam dengan anak losdix. Dan tiap kali dirinya liat salah satu anak losdix, Changbin langsung berikan tatapan sengit.

"Lo masih sama Jisung?" Changbin berucap datar pada Minho.

"Enggak." Minho berikan jawaban lesu. Pikirnya -baru aja jadian, udah putus aja. sialan.

"Bagus."

Changbin berlalu meninggalkan markas. Dan Minho tertunduk lesu.

Puk

Chan berikan tepukan di bahu Minho. "Kalo jodoh gak kemana Ho." bisiknya. Buat Minho mengangguk kecil.




*mUsUh*






"Semalem anak stray69 nyerang markas." Midam berucap santai sembari memakan cemilan miliknya.

Felix yang tengah sibuk dengan game di ponselnya mendadak berhenti dan menatap Midam. Kedua alisnya menyatu. "Nyerang markas?" tanyanya.

Midam berikan anggukan kecil. "Changbin nyari orang yang mukul Hyunjin dan keliatan marah banget, liat nih rahang gue jadi sasarannya." Midam menunjuk memar di rahangnya.

Mendengar hal itu, Felix tersenyum kecut. Ia memikirkan lagi, apa yang akan terjadi kedepannya, seperti -gimana, kalo changbin tau? apa dia bakal ngejauhin gue? terus bener-bener buat gue mati?

Felix mengacak rambutnya frustasi. "Taulah, pusing gue."

"Ngaku aja gih."

"Sinting kali lo."

"Takut Changbin Ngejauh?"
Midam menepuk bahu Felix pelan. "Kalo jodoh gak kemana."

Setelahnya Midam tinggalkan Felix sendirian.





*musuh*





Setelah Midam ngomong gitu ke Felix, Felix makin ngerasa kalau dirinya makin kacau. Otaknya ngasih dua opsi pilihan, ngaku itu gue atau nggak usah?

Felix acak rambutnya frustasi, ia benar-benar pengen menghilangkan saja dari bumi. Baru kali ini dia mukul orang dan ngerasa nyesel di akhir.

"Bisa gila gue lama-lama."

"Gila kenapa hm?"

Felix kaget dengar sahutan itu, dirinya menoleh ke samping dan nemuin Changbin dengan jaket jeansnya.

"Eh.. lo n-ngapain disini?"

Changbin tertawa kecil melihat Felix yang nampak kebingungan.

"Lo lupa kita punya janji ketemuan? Lagi banyak pikiran?"

Felix berikan gelengan kecil.

"Lo kenapa?"

"Gue ngga papa."

Changbin berikan kekehan kecil sembari membawa tangannya mengusak rambut Felix.

"kaya cewe lo bilang ngga papa."

"Bin."

"Hm?"

Felix menarik nafas kemudian menghembuskan secara perlahan. Sepasang maniknya menatap Changbin dalam.

"Misal nih ya, kalo lo punya kesalahan fatal ke orang yang lo sayang. Tapi orang itu ngga tau kesalahan lo, apa lo bakal ngaku? dan siap terima konsekuensinya?"

Felix bertanya dengan hati-hati untuk menghindari kecurigaan Changbin padanya.
Changbin balik menatap Felix sembari menaikan satu alisnya sebentar.

"Kalo gue ya bakal ngakuin kesalahan gue di depan dia. Segala konsekuensi bakal gue terima dengan lapang dada, toh gue yang tanam dan pastinya gue juga yang bakal dapetin hasilnya. Gue pilih ngaku, dengan konsekuensi dijauhi ataupun dibenci. Ketimbang gue makin deket sama dia tapi bahagia dalam bayang-bayang kesalahan yang pernah gue buat."

Felix menganggukkan kepalanya.

"Lo mikir itu tadi?"

"H-hah? Oh, nggak sih gue mikir random aja."




































greget ingin buat ff Min!Lix ue ue

mUsuH:/ChanglixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang