Naruto berlari keluar dari rumah Ino. Tujuannya adalah untuk mencari Sasuke. Meski ekspresi wajahnya datar, tetapi Naruto bisa tahu ada yang salah dengan sahabatnya. Well... Sebut Naruto cenayang atau apapun, kalau boleh dibilang ia bahkan tau kapan Sasuke ingin buang air besar. Feeling Naruto selalu kuat tentang sahabatnya itu.
Kekasih Hyuuga Hinata itu bisa melihat mobil sport Sasuke masih terparkir di depan rumah Ino. Artinya Sasuke pasti masih tidak jauh dari sini. Menatap langit yang mendung, Naruto berpikir ia harus bergegas cepat menemukan Sasuke sebelum hujan turun.
Naruto mencoba berpikir sebisanya, dalam kondisi seperti ini kemana kira-kira Sasuke pergi. Pikirkan satu tempat disekitar sini yang kira-kira sesuai dengan suasana hati Sasuke saat ini.
Ahaaa! Pasti disana!..... Batin Naruto, begitu memikirkan satu tempat yang sangat memungkinkan dituju Sasuke.
Ia berlari sekencang yang ia bisa, dan benar saja... Dengan nafas yang masih ngos-ngosan, Naruto menemukan Sasuke sedang duduk sendirian di bangku taman dari sebuah rumah kosong yang telah lama ditinggalkan. Naruto menengguk ludahnya, rumah itu begitu besar dan sudah lama tidak ditempati. Berkat arsitektur gotik dari rumah itu dan suasana yang mendung serta sedikit gelap, sukses menciptakan aura menyeramkan.
Rumah tempat mereka berada itu bukanlah tempat yang asing. Rumah itu dulunya adalah milik Uchiha Kaguya, mendiang nenek Sasuke. Dulu, Sasuke cukup sering datang kesana, dan terkadang Naruto juga ikut, lebih tepatnya memaksa ikut, untuk menemani Sasuke. Tetapi sayang, hanya 3 bulan nenek Sasuke itu tinggal disana, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya karena penyakit lupus yang dideritanya. Semenjak saat itu rumah ini seperti terlupakan, tidak ada lagi anggota Uchiha yang datang kesana. Meski rumah ini tetap dibersihkan oleh petugas yang dibayar oleh keluarga Sasuke, tapi tetap saja, rumah itu tampak dingin dan kosong. Mungkin kenangan tentang kematian Kaguya yang menyakitkan membuat para Uchiha enggan datang kesana lagi. Atau mungkin mereka lupa punya aset disini karena saking banyaknya aset real estate yang dimiliki Keluarga Uchiha.
Apapun itu, Naruto tau, saat Sasuke datang ke rumah tua bekas neneknya ini, sudah pasti suasana hatinya sedang tidak bagus. Naruto akhirnya melangkah mendekati Sasuke, kemudian mendudukkan bokongnya disamping adik Uchiha Itachi itu. Dari tempat duduknya sekarang, Naruto dapat melihat seberapa dalam luka yang menganga di telapak tangan Sasuke. Darahnya saja bahkan tak berhenti menetes sejak tadi, terjatuh bebas membasahi rumput yang bergoyang dibawahnya. Naruto ingin sekali berlutut dihadapan Sasuke dan membalut luka itu. Tapi dia masih sadar diri untuk tidak dihujat gay oleh Sasuke. Jadi Naruto memutuskan untuk membiarkan saja, toh Sasuke tidak merasa kesakitan.
"Sejak kapan Playboy jadi Sadboy, heh?"
Tak ada tanggapan dari Sasuke untuk beberapa saat. Tetapi, bukan Uzumaki Naruto namanya jika menyerah secepat itu.
"Hoy, bro... Tau gak sih galau berdua itu lebih enak daripada galau sendirian..."
Sasuke masih diam, tak ada niatan untuk merespon Naruto.
"Sas, lo tau gak ada azab orang yang nyautin omongan sahabatnya, pas mati nanti lidahnya sariawan, busuk... Hihhh serem kan..." Naruto turut memberikan ekspresi bergidik untuk mendukung pernyataannya barusan.
Sasuke masih diam. Dalam hati Naruto mengutuk kenapa pria disebelahnya ini susah sekali diajak bicara.
"Oy, Sas, baru-baru ini gue bisnis jualan KACANG dong... Sukses lagi, ya mungkin efek gue sering DIKACANGIN kali ya..."
Naruto melirik Sasuke, melihat responnya. Dan akhirnya......
"Ck, berisik."
Naruto mengelus dadanya dramatis, seolah merasakan kelegaan yang tiada tara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Instagram And Daily Life / SasuSaku
FanfictionHaruno Sakura, mahasiswi teknik arsitektur yang berprofesi sambilan sebagai model. Sebagai mahasiswi cantik yang sangat amat langka di fakultas teknik, Sakura malah dengan senang hati masih mempertahankan titel JOMBLOnya hingga sekarang. "Sorry, gue...