Sebelum Badai (1)

3.6K 269 45
                                    

Tenten berjalan menyusuri jalanan sekitar resort untuk mencari Neji. Ia berpikir keras dimana kira-kira Neji berada saat ini. Sebagai orang yang paling dekat dengan Neji, sebagai seorang sahabat, Tenten dapat merasakan betapa sakit hati Neji yang telah memendam rasa selama 5 tahun lamanya pada Sakura.

"Neji, lo dimana sih?"

Kelelahan, Tenten memilih untuk duduk sejenak di tepian trotoar untuk beristirahat. Tenten memijat tumitnya yang terasa sakit akibat tidak terbiasa memakai high heels. Jam sudah menunjukkan pukul 12 kurang 15 menit. Itu artinya dia sudah berjalan kurang lebih satu setengah jam lamanya.

"Phiewett... Ada cewek cantik nih."

"Sendirian aja nih, Neng?"

"Abang temenin aja ya kalau gitu, gak enak tau main sendirian."

"Bener, enakan main rame-rame, lebih nikmat, hahahaha."

Segerombolan lelaki asing mendekati Tenten. Dari baunya, Tenten yakin seratus persen mereka semua dibawah pengaruh alkohol. Tenten mulai memasang badan siaga. Ini bukan hal yang sulit, mengingat dirinya menguasai berbagai macam keahlian beladiri, seperti taekwondo, judo, dan karate.

Yang menyulitkan dirinya adalah outfit yang ia kenakan saat ini, begitu feminim. Dalam hati Tenten memuji keterampilan bela diri Sakura, yang mampu menjatuhkan lawan meski sedang menggunakan rok dan high heels sekalipun.

Tenten berdiri, memasang ancang-ancang untuk menendang kaki pria yang mendekatinya. Otaknya sibuk mengkalkulasi dan menargetkan serangan pada lawan.

Tetapi, begitu salah satu pria ingin menyentuh tubuhnya, suara pecahan botol menginterupsi pergerakan mereka. Tenten tidak pernah menyangka akan ada saat dimana punggung tegap Neji berdiri dihadapannya dan melindunginya.

"Jangan coba-coba deketin dia!" Ancam Neji.

Entah karena aura Neji yang begitu suram saat ini atau memang mereka itu hanya segerombolan pria penakut, yang jelas mereka sedang lari tunggang-langgang saat ini. Neji berbalik.

"Lo gak apa-apa, Sak--- Tenten? Is that you?"

Deg... Sakit, Neji. Apa segitu kuatnya bayangan Sakura di mata lo?

Tapi Tenten tetap memasang senyuman di wajah manisnya. "Yeah, it's me."

"I'm sorry, i thought you're....."

"Sakura, right? Gak apa-apa, gara-gara gue pake baju Sakura juga sih, haha. Tadi juga Naruto salah ngira gue sebagai Sakura." Bohong Tenten.

Neji mengangguk paham. "Lo gak apa-apa kan? Mereka belum ngelakuin sesuatu ke lo kan?"

Sungguh, walau Tenten yakin bahwa Neji mengkhawatirkan dirinya sebatas sahabat, tetapi itu cukup untuk membuat ribuan kupu-kupu terbang di perutnya.

"Gue gak apa-apa kok. Thanks ya, yahh walaupun tipe cewek hulk kayak gue bakal fine fine aja walaupun mesti adu jotos tadi, hahahaha."

Neji hanya tersenyum tipis menanggapi gurauan Tenten. "Ya udah mending sekarang lo balik. Gak baik keliaran malem-malem gini sendirian."

"I can go with you."

Neji terdiam. "I mean, kita bisa pergi sama-sama kan? Kalau gitu aman kan?"

"No, Tenten. I need a space to heal my self."
Tolak Neji. Kemudian pria itu berbalik langkah.

Tenten merasakan betapa sakitnya penolakan Neji. Tapi ia sudah bertekad untuk tidak menyerah.

"Lo gak akan bisa menyembuhkan diri lo kalau lo sendirian. Lo butuh teman." Teriaknya.

Instagram And Daily Life / SasuSakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang