The Feeling

3.6K 281 46
                                    

Sasuke merebahkan diri di ranjang kamarnya selama menginap di resort ini. Mengingat Sasuke datang telat, jadi Naruto yang memilihkan kamar untuknya. Kamar yang ditempati Sasuke begitu elegan dengan didominasi warna hitam, sangat cocok dengan image dan suasana hati Sasuke sekarang.

Pria yang baru saja muntah itu mengingat kembali percakapannya dengan Naruto di toilet tadi.

Kenapa? Kenapa gue melakukan semua ini demi gadis itu...? Gue juga gak tau jawabannya. Rasanya tubuh gue selalu bergerak sendiri kalau itu tentang Sakura. Dia terlalu menarik, terlalu pengen gue miliki, tapi di satu sisi gue juga takut bakal buat dia hancur dan sedih...

Sasuke seperti sedang bermonolog sendiri. Dia sedang mengalami pergolakan batin. Sasuke tak bisa menyangkal kalau dia tadi sempat terbakar emosi ketika melihat bagaimana Neji mencoba untuk sangat dekat dengan Sakura saat makan malam. Jika bisa, Sasuke seperti ingin meninju wajah kakak Hinata itu tadi.

Sungguh berat rasanya, memendam perasaan dalam diam seperti ini.

Berinisiatif mencari angin segar, Sasuke pun bangkit dari ranjang dan keluar dari kamar. Langkah kakinya yang sedikit oleng karena lemas sehabis muntah, membawanya ke balkon utama di lantai dua. Tangan Sasuke memegangi perutnya sendiri, merasakan bagaimana gemuruh didalam perutnya akibat aksi nekatnya makan tiram tadi.

Mengabaikan perutnya yang masih sakit dan masih merasa sedikit mual, Sasuke menyandarkan dirinya pada pinggiran balkon. Angin malam yang berhembus, memainkan tiap helai dari surai hitam Sasuke. Pemandangan dari resort milik Keluarga Shikamaru sungguh indah, terlebih di malam hari seperti ini, sangat menenangkan. Hamparan garis pantai yang diterangi cahaya lentera memberi kesan romantis, ditambah lagi dengan adanya alunan musik klasik yang dimainkan, semakin menambah ketenangan. 

Sasuke menarik dan menghembuskan nafasnya berkali-kali secara kasar. Angin yang mulai terasa dingin tak mengusik pria itu sama sekali, meski tubuh kekar Sasuke hanya berbalut kaus hitam tipis.

"Kalau lo diem di luar gini, yang ada mual lo tambah parah." Ujar sebuah suara yang memecah keheningan.

Tubuh Sasuke menegang seketika. Ia hapal dan sangat ingat suara ini, suara yang sangat ia rindukan. Tanpa basa-basi lagi, ia segera membalikkan badannya. Dan ia dapat melihat Sakura menghampirinya dengan raut wajah khawatir. Gadis itu tampaknya telah mengganti pakaiannya, ia mengenakan gaun putih ringan yang bergerak diterbangkan angin, membuatnya tampak seperti Dewi di mata Sasuke.

"Sakura?... Lo, kenapa disini?"

Sakura mendekati Sasuke, dan berhenti tepat dihadapan pria itu. "Apa gak boleh kalau gue pengen ketemu temen gue?"

Lidah Sasuke masih kelu untuk menjawab. Ia masih tidak percaya gadis yang begitu didambakannya itu datang menghampirinya di malam seperti ini.

"Atau... Lo gak pengen ketemu gue ya?"

Sasuke jadi gelagapan sekarang. "Ee... Ehh, Gak! Gak gitu, maksudnya... Gue, yahh... Gue kaget aja gitu lo tiba-tiba ada disini. Gue pikir lo ikutan jalan-jalan bareng yang lain." Meski Sasuke sempat gagap diawal, tapi tampaknya ia sudah dapat menguasai diri.

Sakura memilih untuk mengarahkan pandangannya ke arah pantai, terlalu takut untuk menatap mata kelam penuh pesona milik Sasuke.

"Gue sendiri gak ikut jalan-jalan."

"Oo... Ohhh, em... begitu." Sasuke menyumpahi lidahnya yang seenaknya saja mengeluarkan kata seperti itu. Bagus, sekarang kesannya seperti Sasuke tidak peduli dengan jawaban Sakura. Great, kepala Sasuke terasa mau pecah sekarang. Terlebih ketika Sakura tak mengeluarkan sepatah kata pun lagi. Sasuke jadi berpikir, apakah respon acuh tak acuhnya tadi melukai hati Sakura?

Instagram And Daily Life / SasuSakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang