Chapter VI, kesenangan Ayna

193 25 21
                                    

"Jika masalalu mu penuh dengan air mata, InsyaAllah semoga di masa depan nanti, akan ada kebahagiaan yang selalu datang kepadamu, Aamiin"

@riripuspita❤
——————————————————

Campus

"Wassalamualaikum Ina..." salam Ayna memasuki ruang kelas kampusnya sambil tersenyum bahagia.

"Waalaikumussalam Ay, kenapa pagi-pagi udah cerah aja tuh senyum?" tanya Erina.

"Hehehehe ada kabar bahagia loh Na," jawab Ayna.

"Apa emang?" tanya Erina lagi sambil memainkan hapenya.

"Aku udah di khitbah sama seseorang dan setelah wisuda aku akan menikah," ucap Ayna sambil tersenyum ke arah sahabatnya yang sibuk dengan hp itu.

"Ooo nikah" kata nya masih tidak peka yang membuat senyum Ayna luntur seketika.

Tapi tiba-tiba Erina diam sambil menyaring apa maksud kata Ayna tadi, hingga...

1 detik

2 detik

3 detik

"Apa! Nikah!" teriak nya sedikit kencang.

"Hey, kamu ni jangan teriak dong, liat tuh pada ngelirik ke kita," tunjuk Ayna gemas.

"Ups, maaf. Beneren kamu mau nikah?" tanya Erina yang dibalas anggukan oleh sang empu.

"MasyaAllah Ay, selamat ya, semoga lancar sampai hari H nya," ucap Erina ikutan senang karena sahabatnya sebentar lagi akan menikah.

"Aamiin..." kata Ayna mengaminkan.

Mereka tidak tau jika ada seseorang yang mendengar obrolan nya dari luar.

"Jadi dia sudah ada yang mengkitbah,"
Selang beberapa menit masuklah dosen yang baru saja menggantikan pak Ahmad, ya orang itu adalah Akram Dylan Alfarizqi.

"Assalamualaikum, selamat pagi." salamnya dengan raut wajah datar nan dinginnya sambil memduduki tempat duduk.

"Waalaikumsalam pak," jawab semuanya serentak, tetapi ada pula yang tidak menjawab karena terbius oleh kegantengan dari Akram.

Selama materi berjalan, Akram tidak fokus karena masih kepikiran tentang percakapan Ayna dan Erina tadi, ya orang yang tak sengaja mendengar percakapan mereka berdua.

"Kenapa saya jadi mikirin dia sih, ada apa sebenarnya," Batin Akram berkata demikian.

"Baiklah, sampai disini materi hari ini, Wassalamualaikum," salamnya dan pergi ke ruang dosen.

"Ay, kamu liat ga tadi pak Akram kelihatan ga fokus gitu pas ngasih materi tadi, iya ga sih?" tanya Erina sambil melihat ke arah Ayna yang sedang membereskan buku-bukunya.

"Hhmm iya, mungkin dia ada masalah," jawab Ayna sekenanya.

"Bener juga," kata Erina membenarkan.

"Yaudah yuklah kita Dhuha an dulu," ajak Ayna menuju Musholla dekat kampus.

Seusai menunaikan sholat sunnah Dhuha, Ayna dan Erina pulang menggunakan motor Ayna, sebab Erina tidak membawa motornya dikarenakan Abinya sedang ada urusan di ponpes.

"Na, nanti kamu ikut ngajar juga kan?" tanya Ayna yang sedang fokus mengendarai motornya agar tak terjadi apa-apa.

"Iya ikutan, kemaren aku udah izin, masak izin lagi, kan jadi ga enak sama anak-anak," ucap Erina meng iyakan.

DIA Penyempurna ImankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang