Gangnam, Seoul
2019 Juni 12
08.00 AM KST"Pagi." Tangannya tak pernah lelah mengelus surai kecokelatan wanita dalam pelukannya dengan lemah lembut. Terkadang, diselingi dengan jemari-jemarinya yang menelusup diantara helaian demi helaian surai harum bunga lavender tersebut, sebagai pengganti sisir untuk merapikannya.
"Sudah pagi?" Terdengar seuntai pertanyaan terlantun dalam suara parau yang teredam oleh peluknya. Deru dari napasnya dapat dia rasakan di ceruk lehernya, kehangatan yang terpancar dari diri wanita itu, sangat terasa merengkuhnya.
Lalu, lengannya yang sedari tadi sibuk menyisir, sekarang lebih dia eratkan pada tubuh mungil tersebut, seerat yang dia bisa, karena mau tidak mau ada penghalang sebesar bola sepak yang memisahkan raga diantara mereka berdua. Chanyeol lalu mengecup puncak kepalanya dengan penuh afeksi, sebelum dia menjawab pertanyaan yang baru saja diutarakan oleh istrinya tersebut, "Iya sudah pagi, sayang."
Sayang.
Namun, sayang oh sayang.
Sayang, adegan itu hanya ada dalam benak Chanyeol saja. Sangat disayangkan sekali bahwasanya semua itu, hanyalah ada dalam khayalan Chanyeol semata.
Karena nyatanya kini, dia sedang menatap langit lewat jendela kaca berukuran besar yang berada di dalam ruang kerja apartemennya. Boro-boro bisa menghabiskan waktu yang manis berdua bersama. Pagi ini, dia bahkan tidak diberi kesempatan untuk melihat batang hidungnya.
Padahal hari ini dia mengambil cuti untuk beristirahat setelah perjalanan bisnisnya ke Jepang.Kini mereka berdua seakan saling melarikan diri dari masing-masing.
Chanyeol pun galau atas apa yang telah mereka lakukan semalam. Hatinya amat risau. Entah mengapa, perasaannya terhadap Wendy ini, malah justru membuat dirinya menjadi tamak. Karena dirinya ingin lebih dan lebih. Bukan hanya sekadar mencintai dan menyayangi, tapi sampai pada titik dimana dia ingin memiliki.
Wendy memang pribadi yang penuh akan kejutan. Chanyeol tidak menyangka bahwa Wendy telah menyiapkan baju kemeja dan dasinya yang telah diikat secara rapi, di atas sofa ruang tamu. Serta tak lupa, hidangan sarapan pagi untuknya, yakni sup tauge dan obat sebagai pereda pengarnya. Memang benar, dia bangun dengan kepala yang terasa sangat pening, apa yang telah dipersiapkan oleh Wendy itu pun memang cukup membantu meredakannya.
Padahal Chanyeol mengira Wendy akan marah kepadanya, tapi nyatanya salah. Wendy masih peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring in Me
FanfictionMenjadi seorang "Surrogate Mother" tentu bukanlah suatu akhir cerita yang diimpikan oleh seorang Wendy Son ... "Happily Ever After" Tiba-tiba pedanan kata tersebut terngiang dalam benak Wendy. Gadis itu teringat akan Wendy kecil yang naif, yang dise...