4. The Red Thread of Fate

1.6K 235 63
                                    

Pada malam itu di Day Care sebelum Wendy pulang, Chanyeol menawarkan tumpangan pada Wendy sampai Stasiun Subway agar tidak ketinggalan kereta, apalagi pintu masuk Asrama Wendy ditutup pukul sebelas malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada malam itu di Day Care sebelum Wendy pulang, Chanyeol menawarkan tumpangan pada Wendy sampai Stasiun Subway agar tidak ketinggalan kereta, apalagi pintu masuk Asrama Wendy ditutup pukul sebelas malam.

Chanyeol mengantarkan Wendy dengan scooter, sepeda motor miliknya yang bernama Mani. Wendy hanya tertawa mendengarnya.
Mendengar nama scooter itu dan melihat kaki jenjang Chanyeol yang harus sangat menekuk saat mengendari sepeda motor mungil itu membuat Wendy semakin menertawakannya.
Menggemaskan sekali, pikirnya.

Menggemaskan sekali, pikirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayo naik." Chanyeol menawarkan satu helm untuknya.

Air muka Wendy terlihat sangat cemas. Ini pertama kali dalam hidupnya, menaiki sepeda motor.
Chanyeol kemudian memasangkan helm itu pada kepala Wendy. Kemudian menepuk-nepuknya secara perlahan sebagai bahan candaan, agar Wendy bisa menjadi rileks.

"Tidak usah khawatir. Saya sudah jago. Ayo cepat naik. Nanti kamu ketinggalan Subway."

Wendy menaiki motor itu secara perlahan.
"Pelan-pelan yah Chanyeol. Janji? Janji yah?"

"Siap Kapten Son." Chanyeol memimikan perkataan seorang tentara.
"Pegangan yah Wen."

Kemudian Wendy memegang erat pundak Chanyeol.

"Jangan pegang disitu Wendy. Saya geli. Di sini saja." Chanyeol mengambil tangan Wendy dan melingkarkan lengannya tepat di pinggangnya.
Saat motor tersebut berjalan, pelukan lengan Wendy pada pinggang Chanyeol semakin menjadi erat. Chanyeol yang merasakan hal itu, mulai mengajak Wendy mengobrol dengannya.

"Dingin? Maaf yah Wendy."

"Hah? Apa?" Wendy tidak bisa mendengar perkataannya barusan.

Suara angin yang cukup kencang, meredam suara Chanyeol. Sehingga dia pun harus membesarkan volume suaranya.

"Maaf saya tidak bisa mengantar kamu sampai Asrama. Mobil saya sedang diservis."

"Oh ... Iya bukan masalah."
Wendy kemudian melanjutkan perkataannya.
"Aku kira seorang konglomerat dengan bisnisnya yang sukses dan mendunia pasti mobilnya banyak. Tiap hari bisa ganti-ganti mobil." Wendy berbicara dengan nada bercanda.

Spring in MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang