📍Gangnam, Seoul
07.00-09.00 AM KST
2019 Juni 22Fajar seakan baru saja menyingsing. Namun suara bising dari dunia yang terbangun mulai terdengar, mengalun sumbang melalui salah satu jendela apartemen mereka yang terbuka.
Jalanan Gangnam seperti biasa dipadati oleh lalu-lalang orang-orang yang datang serta pergi silih berganti, menuju destinasinya masing-masing pada sabtu pagi yang cukup cerah ini, demi mencari kebahagian untuk melepas penat selama hari kerja. Pun senada dengan kendaraan yang saling hilir mudik berganti datang dan pergi ditemani deru mesinnya yang seakan saut-menyaut mengalun bising dalam indera pendengaran.Melalui jendela apatemennya serta dari jarak ketinggian tempatnya berdiri sekarang. Chanyeol dapat melihat orang-orang yang berpayung warna-warni bak jamur-jamur mungil berkumpul. Sepertinya mereka sedang berusaha untuk menangkis sinar mentari yang kian terik menyengat kulit, seiring berjalannya waktu menuju siang hari.
Kebisingan tersebut kian bertambah dengungnya senada dengan suara menyalak yang keluar dari mulut Toben. Ketika anjing hitam pekat itu memberi tanda agar tuannya segera mengisi mangkuk sarapannya, demi memuaskan perutnya yang tengah keroncongan, sebab meronta untuk segera diisi.
Chanyeol yang sedang menyesap kopi paginya bersama roti sebagai kudapan, sesegera mungkin mencoba untuk menghentikan suara salakan Toben tersebut, dengan menempatkan jari telunjuk pada bibirnya, sebagai tanda peringatan untuk diam. Tidak lupa dibumbui oleh ancaman kepadanya.
"Ssshh... Sshhh... Jangan berisik, jika mamamu terbangun, nanti kamu diterkam." Ancam Chanyeol pada anak sulung mereka, Park Toben.
Ancamannya itu, dibalas oleh kerjapan dua bola mata pekat belanga milik si anjing yang masih mencoba untuk mengerti seringainya. Seakan mampu mencerna apa yang baru saja dikatakan dan diperintahkan oleh Chanyeol melalui gestur tubuhnya, Toben mulai menurut patuh pada perintahnya. Anjing mungil itu mulai mengikuti derap langkah tuannya secara perlahan dengan mengatupkan mulutnya lekat-lekat, khawatir membangunkan mamanya, Son Wendy Seungwan alias Park Wendy Seungwan. Astaga panjang sekali nama mamanya.
Sambil mendudukan dirinya dekat mangkuk makan yang selalu siap tersedia di bawah tangga, atensi Toben tidak pernah lengah menatap pada satu tujuan, yakni mangkuk makannya yang mulai terisi sedikit demi sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring in Me
FanfictionMenjadi seorang "Surrogate Mother" tentu bukanlah suatu akhir cerita yang diimpikan oleh seorang Wendy Son ... "Happily Ever After" Tiba-tiba pedanan kata tersebut terngiang dalam benak Wendy. Gadis itu teringat akan Wendy kecil yang naif, yang dise...