The World Of The Married (TAERENENNIE)

TWOTM - 10

 

- Chapter 10 -
; The World Of The Married ;

   "Ughhh, kepalaku pusing sekali."

  Suara yang muncul dari balik punggung itu berhasil mengejutkan Chaeyoung yang sedang melamun memandangi teko air yang tengah dipanaskannya. Dia lantas segera menoleh dan mendapati Jimin yang melangkah keluar dari kamar sambil memegangi kepalanya menuju meja makan. Wajah pria itu tampak mengerut menahan pening saat pandangan mereka bertemu.

  Chaeyoung memilih untuk memalingkan wajahnya dengan cepat begitu mendengar teko itu mengeluarkan suara meringik tanda air itu sudah matang. Tetapi, karena dia terlalu terburu-buru ketika hendak menuangkannya, alhasil sebagian isi air panas itu tumpah mengenai tangannya membuat wanita itu memekik. 

  Chaeyoung yang terkejut segera menaruh teko itu dengan sedikit membantingnya agar menjauh seraya menekan luka di tangannya.

  Ruam kemerahan itu tampak tercetak jelas memenuhi tangannya.

  "Apa yang sedang kau pikirkan? Mengapa kau ceroboh sekali?"

  Chaeyoung menoleh sambil meringis menahan perih. Melihat Jimin yang dengan tenang duduk di kursi meliriknya sekilas sembari menyantap sarapan paginya. Tak berniat sama sekali untuk membantunya.

  Sekuat tenaga ia menahan perih sambil menggigit bibirnya saat melihat reaksi pria itu. Mencoba untuk menahan sesak di dadanya. Agar bisa teredam sedalam mungkin.

  Chaeyoung kemudian membuka keran lalu menjulurkan tangannya, membiarkan air mengalir itu mendinginkan lukanya. Setelah itu ia segera bergabung menyantap sarapannya dalam hening. Seperti biasanya.

  Tidak ada obrolan di pagi hari.

  Tidak ada sapaan.

  Tidak ada kehangatan.

  Semuanya berjalan seperti itu selama hampir dua tahun.

  "Aku selesai." Jimin lantas berdiri dari tempat duduknya. Lalu berjalan menuju kamar untuk bersiap-siap. Meninggalkan Chaeyoung begitu saja yang tertegun di tempatnya.

  Bahkan suaminya itu tidak pernah repot-repot untuk menunggunya selesai makan.

  Menyedihkan sekali.

  Chaeyoung tertawa getir. Dia menangadah untuk menahan air matanya supaya tidak jatuh. Tapi... Semakin ditahannya rasanya semakin sesak.

  Sebenarnya... Apa itu pernikahan?

  Apa rasanya seperti ini?

  Mengapa semuanya tampak palsu?
Kebahagiaan yang ditawarkan dari sebuah pernikahan... Tidak pernah dirasakannya bahkan secuilpun.

  Pintu kamar itu terbuka. Menampilkan sosok Jimin yang tampak segar dengan balutan setelan kantornya.

  Chaeyoung yang masih duduk di kursi meja makannya melirik hal itu dengan tatapan terluka yang terlihat dari sorot matanya.

  "Aku berangkat." ujar Jimin sambil melirik sekilas istrinya itu sebelum melangkah menuju pintu keluar. 

   Namun...

   "Siapa itu J?"

   ...tanpa di duga pertanyaan itu keluar. Membuat Jimin terperangah.

  Bagaimana Chaeyoung bisa mengetahui tentang Jennie?

  Suara lirih itu terdengar dari balik punggung Jimin yang sedang memakai sepatunya. Sontak, pria itu menghentikan pergerakannya dan menoleh. Temukkan Chaeyoung yang sudah berdiri memandanginya dengan lurus.