TWOTM - 19

2.6K 234 74
                                    

"Chaeyoung-ah?" Nada bingung sontak keluar dari mulut Jimin ketika ia mengangkat wajahnya dan mendapati wanita itu sudah berdiri tepat di depannya saat ini. Ada raut keterkejutan yang di tunjukkan pria itu.

Chaeyoung bergeming memandanginya sesaat, sebelum melangkah masuk dengan perlahan. Kepalanya tampak memutar melihat sekitar, seperti mencari sesuatu dibaliknya. "Apa ada seseorang di sini sebelumnya?" Alis Chaeyoung terangkat satu dengan mengintimidasi. "Siapa?" sambungnya sembari menatap lurus pada Jimin yang kini terlihat gusar.

Pertanyaan wanita itu menyentak Jimin seketika. Gugup melandanya.

Tapi, akhirnya Jimin berhasil menguasai dirinya dalam beberapa detik dan kembali memberikan tatapan dinginnya. "Bukan siapa-siapa. Dia hanya klien dekat yang datang."

Chaeyoung masih menatapnya begitu lekat.

Jimin menaikkan alisnya. Acuh tak acuh. "Ada apa? Kau tidak bilang akan datang."

"Kau nampak sibuk sepanjang malam. Aku datang membawakanmu kemeja baru." Chaeyoung menyodorkan sebuah paperbag ditangannya. 

Lantas pandangan Jimin turun menatap bungkusan tersebut. Menghela napas kilas, ia dengan cepat mengambilnya, "Terima kasih." ucapnya. 

Kemudian pria itu berbalik untuk menaruhnya di atas meja.

"Aku sekarang sedang istirahat. Sudah lama sejak terakhir kau datang." ujar Jimin sembari kembali memakai jasnya. Membelakangi wanita itu. Ia lantas menoleh dari balik punggungnya. "Mau makan malam bersama?"

Ada hening yang tercipta. 

Wanita itu bergeming dengan sorot mata yang terlihat tak percaya melihat sikap ramah-tamah Jimin padanya. Bukankah itu jelas terlihat palsu?

"Aku datang kemari untuk menemuimu. Aku hanya ingin mengatakan sesuatu."

Melihat tampang serius wanita itu, Jimin tampak terdiam sejenak sebelum mengangguk pelan. Mempersilahkan.  "Katakan."

"Besok sore, aku akan pergi ke rumah sakit."

Pria itu kontan mengerutkan keningnya. "Apakah kau sakit?"

"Aku baik-baik saja. Aku hanya akan pergi menemui dokter kandungan."

Lagi-lagi Jimin kembali dibuat terkejut akan ucapan wanita itu. Kernyitan di dahinya semakin dalam. "Kau menakutiku. Apa kau pergi untuk pemeriksaan?"

Chaeyoung menarik napasnya perlahan sembari menatap lekat pada kedua manik pria itu yang saat ini tampak bertanya-tanya, sebelum mengatakan hal yang membuat wajah pria itu berubah terkejut dalam sedetik. 

"Apa?!"

Chaeyoung tampak tak terpengaruh oleh seruan itu, ia kembali mengulangi ucapannya. "Aku ingin punya anak. Itu yang kumaksud. Bekerja samalah denganku. Sekarang giliranmu untuk bekerja sama denganku."

Jimin masih terlihat syok. Ia mengusap wajahnya dengan kasar lalu kembali menatap Chaeyoung dengan tajam. "Kita sudah selesai dengan diskusi seperti ini bukan?"

"....."

"Jawabannya tetap tidak. Kau jelas tahu itu." tekannya.

Chaeyoung tertawa lirih. "Apa katamu?"

Jimin berbalik membelakanginya dengan penuh amarah. "Jangan berkata hal konyol seperti ini lagi! Aku tidak menginginkannya. Bukankah itu kesepakatan kita dari awal?"

Kedua manik wanita itu kini tampak bergetar. Bibirnya ia gigit dalam-dalam untuk meredam gemuruh di dadanya. "Jika kau tidak ingin memikirkan perasaanku. Tolong pikirkan tentang orang tua kita. Mereka lebih mengharapkan hal ini. Apa kau akan mengecewakannya?"

The World Of The Married (TAERENENNIE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang