2

13.6K 1.1K 51
                                    

2

"Valen!"

Valencia membuka mata dengan malas. Kepalanya terasa berat. Flu sialan ini sangat mengganggu.

"Aku bawakan kau susu hangat dan cake chiffon pandan kesukaanmu."

Valencia mencoba mengulas senyum pada Patricia arsenio, gadis cantik nan baik hati yang menatapnya dengan hangat. Patricia berusia dua puluh tahun, dua tahun lebih muda dari valencia.

Meski sebenarnya sangat ingin terus berbaring dan memejamkan mata, valencia bangkit dan bersandar di ranjang.

"Terima kasih, Pat." Valencia mengulur tangan untuk mengambil nampan berisi segelas susu hangat dan beberapa potong cake dalam sebuah piring kecil.

"Cake-nya drake yang beli, tadi malam. Ketika dia pulang, kau sudah tidur."

Keterangan itu mengirim getar ke dada valencia. Drake arsenio, kakak laki-laki patricia, memberinya perhatian. Pria itu ingat makanan kesukaannya.

Tiba-tiba Valencia merasa ada air menyirami wajahnya. Air dari mana? Ketika mengambil nampan dari patricia, susunya sama sekali tidak tumpah.

Ia gelagapan. Ketika membuka mata, ia mendapati sebentuk wajah tampan yang menyeringai kejam sedang memegang gayung.

"Bangun, Jalang. Siapkan sarapan untukku dan Sashi."

Valencia mengusap wajahnya yang basah dan menatap bingung.

"Sashi wanita yang tadi malam berkali-kali kupuaskan," jelas Drake tanpa diminta ketika melihat kebingungan Valencia.

Seketika kesadaran Valencia kembali. Ia tidur dalam kesedihan. Barusan ia bermimpi patricia, yang sebenarnya adalah kenangan ketika mereka bersama.

"Cepat! Aku dan sashi sudah lapar." Setelah mengucapkan itu, Drake berlalu.

Valencia bangun dan duduk di bibir ranjang.

Dua menit kemudian, ia ke kamar mandi mencuci muka. Setelah menyisir rambut dan mengoles lipstik tipis di bibir, ia pun keluar.

Ketika keluar dari kamar, Valencia melihat pintu kamar di sebelah kamarnya dan Drake, sedikit terbuka dan terdengar suara canda tawa.

Drake sedang duduk di ranjang, berdua dengan wanita muda tadi malam. Tubuh si wanita berbalut selimut sebatas dada. Bahunya tampak polos.

Valencia menghela napas berat, lalu beranjak ke dapur, dengan separuh hati menyiapkan sarapan untuk Drake dan wanitanya.

Ketika Valencia selesai membuat kopi dan cokelat panas, juga dua tangkup roti tawar dengan selai nanas, Drake muncul di dapur dengan penampakan badan yang polos dan hanya memakai celana pendek, menyuruh Valencia mengantar sarapan ke kamar tamu.

Valencia menurut tanpa kata.

"Hei, siapa dia, Drake?" tanya wanita itu dengan nada kurang senang.

"Oh, dia pengurus rumah, Sayang."

Hati Valencia perih mendengar itu.

Namun, rupanya itu belum seberapa dibandingkan ketika ia beranjak ke ruang tamu, ia menemukan dua buah kondom berisi cairan, pakaian dalam seksi wanita dan pakaian dalam Drake, yang berserakan di lantai.

***

Drake duduk di balik meja makan dan memandang Valencia yang sedang menyiapkan makan malam.

"Berapa lama lagi?" tanya Drake ketus.

"Sudah siap." Valencia berbalik dan menghidangkan sepiring ampal jagung. Di atas meja tampak menu lain, yakni gulai kepala ikan kakap, tahu goreng dan sambal terasi.

Drake menyeringai sinis ketika menangkap mata sembap Valencia. Menangisi apa wanita itu? "Apa kau tidak bisa berkerja lebih cepat? Aku kelaparan!"

Valencia menggigit bibir, lalu duduk dan makan bersama Drake.

Drake makan tanpa kata. Sejujurnya selera makannya telah menghilang tak berjejak sejak kepergian patricia. Drake yakin ia kehilangan berat badan setidaknya dua kilogram.

"Bagaimana kau memasak Valencia? Gulai ini asin sekali." Drake berdiri, lalu meraih mangkuk berisi gulai tersebut dan menuangnya ke kepala Valencia.

Valencia terkesiap.

Alih-alih kasihan, Drake justru menyeringai sinis. "Lain kali masak yang benar!"

Setelah itu, Drake berjalan pergi meninggalkan ruang makan. Ia menyambar kunci mobil yang tergeletak di meja yang ada di ruang keluarga, lalu beranjak pergi.

***

evathink

ig/youtube : evathink

Valencia and Her Devil Husband - REPOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang