23

9.7K 1K 80
                                    

Halo temen2
Makasi ya utk vote dan komen di part sebelum2nya.

Btw, makasi bgt utk semua,
Valencia dan Drake duduk di posisi 1 TERLARIS selama 2 hari berturut2, pada 10 dan 11 oct 2020


Met baca ya
Semoga part ini sesuai harapan kalian

23

Ketika memasuki restoran, Drake hampir tak bisa menahan tawa melihat Valencia yang berusaha keras menutupi tanda-tanda merah yang sengaja ia buat di tubuh bagian atas wanita itu. Sayang, rasa senang itu menguap ketika satu sosok yang sangat dikenalnya masuk ke restoran yang sama.

Apakah Valencia diam-diam menghubungi Ray dan menyuruhnya menyusul mereka ke restoran?

Drake menggerutu dalam hati. Seharusnya ketika Bibi Marisa bertanya di restoran mana mereka akan makan malam—untuk mengabari temannya yang akan turut makan malam bersama mereka, Drake mewanti-wanti agar tidak memberitahu Valencia.

Drake melirik Valencia. Wanita itu tampak menarik kursi dan duduk. Posisinya membelakangi pintu masuk.

"Ray!" Bibi Marisa yang duduk di hadapan Valencia, melihat kehadiran Ray.

Seruan Bibi Marisa membuat Valencia mengangkat wajah dan berbalik. Drake tidak mengalihkan tatapannya sedikit pun dari wajah wanita itu. Ia ingin membaca reaksi Valencia.

Mata Valencia membesar.

Kecurigaan Drake pada wanita itu seketika luruh. Valencia tidak akan seterkejut itu kalau dia yang mengundang Ray.

Tersangka selanjutnya adalah Bibi Marisa. Drake menatap bibinya itu. Ekspresi wajah sang bibi sulit ditebak. Apakah ini semua hanya kebetulan?

"Bibi Marisa. Kebetulan sekali bertemu di sini. Bibi kapan datang?" tanya Ray hangat.

Sekarang bisa dipastikan ini hanya kebetulan, tapi entah mengapa Drake merasa ragu. Kota Samarinda tidak kecil, ada banyak restoran. Apakah tadi keterkejutan Valencia hanyalah pura-pura semata?

"Baru tadi siang, Ray. Kau bersama siapa?" Bibi Marisa tersenyum lebar.

"Sendirian, Bibi. Ada janji dengan teman." Ray mengedarkan pandangan ke seantero restoran. "Sepertinya dia belum datang."

Lalu ray menatap Valencia. Momen itu membuat Drake jengkel. Ia bisa melihat Valencia salah tingkah. Apakah wanita itu masih mencintai sang mantan kekasih?

"Hai, Val."

"Hai, Ray," Drake-lah yang membalas sapaan Ray, bukan Valencia.

"Hai, Drake," mata Ray dengan enggan beranjak dari wajah Valencia.

"Bagaimana kalau kau bergabung dengan kami? Anggap saja merayakan pernikahanku dan Valencia," tawar Drake pura-pura ramah.

Valencia melirik Drake terkejut. Drake menyeringai menang. Apalagi ketika ia melihat keterkejutan Ray. Rupanya Valencia tidak memberitahu pria itu tentang statusnya. Dasar wanita jalang!

Namun kemenangan apa pun yang sempat Drake rasakan sesaat tadi sirna ketika melihat cincin pernikahan mereka tak melingkar di jari manis Valencia.

***

"Kau kemanakan cincin itu, hah??" teriak Drake ketika mereka sudah kembali ke rumah dan berada di kamar.

Valencia yang sedang menghapus riasan, menatap Drake dengan tak acuh. Ia bukan hanya lelah fisik akibat perjalanan Balikpapan ke Samarinda dan percintaan panas mereka tadi sore, tapi juga oleh sikap Drake yang terus-menerus mencari gara-gara. Tak bisakah mereka hidup tentram sehari saja?

"Aku tak pernah memakainya sejak awal." Kenapa baru sekarang pria itu menyadari dan menanyainya?

Drake berdiri menjulang di belakang Valencia.

Dari pantulan cermin di depannya, Valencia bisa melihat kalau Drake sedang marah besar.

"Kenapa? Apa karena kau masih ingin menebar pesona? Menjerat lelaki malang di luar sana?"

Valencia memejam mendengar tuduhan bernada hinaan itu.

Cukup. Cukup sudah. Ia tak tahan lagi. Lupakan tentang memberi Drake kesempatan mengikis kebencian pria itu kepadanya dengan cara menyiksanya. Lama-lama Valencia akan menjadi gila.

"Ceraikan aku, Drake," ucap Valencia datar.

Mata Drake membeliak. Untuk sesaat pria itu terpaku, lalu wajahnya merah padam. Amarah jelas melahap pria itu dengan dahsyat.

"Kenapa?? Kau ingin kembali pada pengecut itu, hah?" Drake meraih kedua bahu Valencia dengan kasar dan membaliknya untuk menghadapnya.

Valencia tahu pengecut yang Drake maksud adalah Ray. "Setidaknya dia tak pernah berlaku kasar padaku."

"Sialan kau, Valencia! Kau bermimpi jika berpikir bisa lepas dariku, budakku! Selama napasmu masih berembus, selama itu aku akan menyiksamu!"

***


bersambung ....

jangan lupa love dan komen ya teman2

makasih

Instagram/Youtube/Threads: evathink

BTW, Novel cerita ini dan karya2 saya yang lainnya tersedia versi buku cetak, PDF dan ebook.

Buku cetak (READY STOCK) dan PDF, bisa diorder pada saya, WA 08125517788

Untuk ebook tamat tersedia di GOOGLE PLAY BUKU & KARYA KARSA (unduh apk di playstore)

CERITA TETAP DILANJUTKAN DI WATTPAD SAMPAI TAMAT!

Valencia and Her Devil Husband - REPOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang