19

10.6K 1.1K 154
                                    

Manah nihhh konen n vote cetarnyaaaaa?
Btw makasi buat yg ngeovte n komen di part2 sblmnya

Btw
Teman2,
Untuk kamu yang ingin beli ebook, ada banyak cara :

* GOPAY
Download dulu aplikasi gojek, isi saldo gopay. Nanti metode pembayaran ini akan otomatis muncul.

* Gpay (google pay)
Beli voucher google play di shopee atau yang lainnya. Lalu masukkan kode yang didapat ke menu "tukarkan kode"

*Pulsa

*alfamart or indomaret

Cerita dilanjutkan di wattpad sampai tamataz tetap ikuti ha temen2.

19

Drake, Sebastian dan Gabriel makan siang bersama di sebuah restoran.

Drake sedang tertawa menanggapi cerita Sebastian ketika ponselnya berdering. Dahinya berkerut ketika membaca nama si pemanggil.

"Ya, Bi?" Sudah lama Drake tidak mengunjungi bibinya. Jika sang bibi tak menghubunginya, mungkin ia tak akan teringat lagi padanya. Kehilangan Patricia telah membenamkannya dalam kebencian pada Valencia. Menyita perhatian dan waktunya untuk membalas wanita itu.

"Drake, kau tidak keberatan kalau Valencia menginap di rumah bibi untuk beberapa hari, bukan?"

Drake terdiam dengan dahi yang kian berkerut, berusaha mencerna maksud perkataan sang bibi. Sementara itu, Sebastian dan Gabriel berhenti mengobrol dan memandang Drake.

"Kenapa?" tanya Drake akhirnya.

Sang bibi tertawa. "Bibi hanya kesepian."

"Tapi tak harus menginap, bukan?"

"Kau keberatan?"

Drake menghela napas panjang. "Tidak. Tentu saja tidak."

"Bagus."

Lalu panggilan terputus. Drake memandang ponselnya. Apa-apaan itu tadi? Apakah Valencia melarikan diri dan bersembunyi di rumah Bibi Marisa?

"Ada apa?" tanya Sebastian.

Drake mengangkat tatapan dari ponselnya. Kedua sahabatnya sedang menatapnya penuh rasa ingin tahu.

Drake mengangkat bahu. "Bibi Marisa meminta izin Valencia menginap di rumahnya."

Gabriel menyeringai samar, sementara Sebastian tergelak.

"Kenapa kalian tampak senang?" tanya Drake heran.

Tawa Sebastian menguat. Beberapa pengunjung melirik ke arah mereka, tapi pria itu bersikap tak acuh.

"Kenapa?" desak Drake, menatap Sebastian dan Gabriel silih berganti.

"Oh, aku hanya senang. Akhirnya kau lajang lagi, meski hanya untuk beberapa hari."

"Apa yang lucu dengan itu?" Drake mengerut kening tak mengerti.

"Artinya kau bebas, tak perlu dipusingkan oleh tingkah istrimu," imbuh Gabriel.

Drake mendengkus samar. Justru ia merasa kesal. Untuk beberapa hari ke depan, Valencia akan bebas dari siksaannya. Bukan itu yang ia inginkan.

***

Keheningan yang menggigit menyambut kepulangan Drake.

Tahu kalau Valencia tidak ada di rumah, Drake hanya bisa duduk terdiam di sofa ruang keluarga.

Kepergian Valencia—meski hanya untuk beberapa hari, untuk sejenak seolah merenggut tujuan hidup Drake.

Drake tak tahu lagi apa yang harus ia lakukan. Selama ini, pulang bertemu Valencia dan menyiksa wanita itu membuatnya cukup sibuk untuk melewati hari. Namun hari ini, kehilangan Patricia terasa lebih mencengkeram jiwa. Ditambah kehilangan Valencia.

Seharusnya ingatan akan kehilangan sang adik membuat Drake membenci Valencia, tapi anehnya bukan itu yang ia rasakan.

Drake merindukan kehadiran Valencia di rumahnya. Di sisinya. Drake ingin menghirup wangi feminin tubuhnya.

Drake tahu, ia terdengar gila, tapi itulah kenyataannya. Terkadang, kau bisa membenci dan menyukai seseorang di saat yang sama, bukan?

***

Rumah Bibi Marisa memiliki dua kamar dengan pintu yang saling berhadapan. Di tengah-tengahnya terdapat kamar mandi dan toilet. Kamar utama lebih besar dan terletak di bagian depan, ditempati oleh Bibi Marisa. Sementara Valencia menempati kamar bagian belakang yang lebih kecil dengan ukuran 3x3 meter.

Valencia berbaring di ranjang berukuran kecil dan bersiap untuk tidur. Tinggal di rumah Bibi Marisa memberinya ketenangan tersendiri. Ia tak perlu mendengar ocehan kemarahan Drake atau pun menghadapi tingkahnya yang keterlaluan.

Valencia menguap dan akan mengatur ponselnya ke mode pesawat ketika benda itu berdering dan nama Drake Arsenio muncul di sana.

Dada Valencia seketika berdebar tak menentu. Apakah terjadi sesuatu? Drake jelas tahu kalau Valencia menginap di rumah Bibi Marisa. Sejak siang pria itu tidak mencoba menghubunginya, sehingga Valencia lega. Lalu kenapa Drake menghubunginya malam-malam begini?

Selama ini, sejak kepergian Patricia, Drake sama sekali tak pernah menghubunginya. Valencia bahkan berpikir kalau pria itu sudah menghapus nomor ponselnya dari ponsel pria itu.

"Halo?" sapa Valencia ragu.

"Aku di depan rumah. Cepat buka pintu!" lalu panggilan terputus.

***

Iihhh ada yang nyusulll hahaa
Kalian seneng atau kesel nih? Hahahaa

Evathink
Ig : evathink

Valencia and Her Devil Husband - REPOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang