06.Pabrik tua

64 28 1
                                    

Suara mesin mobil kembali terdengar di telinga Luica. Air matanya mulai mengering dan keduanya melanjutkan perjalanan.

Mereka berhenti di tempat sepi, hanya ada pepohonan dan rumah tua di sekeliling. Luica berjalan dengan pelan diselimuti rasa takut.

"Dimana tempatnya?"

"Gedung itu." Tangan Pak Sam menunjuk ke arah gedung tua di depan mereka.

"Bukannya itu pabrik tua?"

"Ya, itu pabrik pembuatan minyak sekaligus markas kami. Aku telah membelinya.

Langkah mereka perlahan memasuki pabrik tua itu. Gelap dan debu di mana-mana. Benar-benar menyesakkan.

"Apa benar ini markasnya?" Luica melihat ke kanan kiri. Namun dia tidak mendapati seorang pun.

"Tidak di sini." Pak Sam melangkahkan kakinya menuju ke arah tumpukan beberapa karung di belakangnya. "Tapi disini." Dia kemudian memindahkan satu karung yang ada di bagian atas. Ternyata ada pintu kecil disana. Setidaknya itu cukup untuk dimasuki 1 orang dengan membungkuk.

Di dalamnya terasa lebih bersih dan terang serta ruang yang cukup luas.

Segerombolan pria berjaket hitam telah menunggu mereka. Namun saat segerombolan pria itu melihat Luica, gigi serigala mereka menggeram tajam mengeluarkan taring besar di balik mulut mereka. Perwujudan manusia setengah serigala itu membuat jantung Luica melonjak.

Bagaimana tidak, tubuh yang sempurna seperti manusia itu tiba-tiba memunculkan taring besarnya dan mata biru yang tak kalah tajam dari Luica, ditambah dengusan buas khas seekor werewolf kutubnya.

Luica memegang tangan pak Sam erat-erat dan bersembunyi di belakangnya. Gadis bermata biru itu tidak berani menatap segerombolan pria berjaket hitam yang tampak sangat mengintimidasi dirinya. Ia hanya menelan saliva nya sambil menundukkan kepala.

Pak Sam menyeringai. "Hei, kalian menakuti nya."

"Benar-benar sambutan yang dingin," batin Luica merasa terancam.

"Maklumi saja, mereka..."

"Tidak apa-apa. Aku tau aku bukan bagian dari bangsa kalian." Ucap Luica memotong perkataan pak Sam. Dan mengakhirinya dengan cengiran.

Tak lama terdengar suara langkah kaki di dalam pabrik. Langkahnya perlahan semakin mendekat kearah markas. Terpancar jelas aroma seorang werewolf kutub. Seorang pria yang juga berjaket hitam muncul dan memiliki reaksi yang sama seperti yang lainnya ketika melihat si gadis bermata biru itu.

Tubuh pria itu terlalu reflek sehingga dia berani menghadap kan cakar serigalanya ke arah Luica.

Lagi-lagi Perwujudan setengah hewan itu mengejutkan Luica dan membuatnya memundurkan langkahnya menjauhi pria itu. Untungnya ada pak Sam di sisinya.

Pak sam tersenyum. "Kau takut?"

Luica mencoba untuk membuka mulutnya perlahan. "Ha..hanya sedikit terkejut." Luica masih terus memegang tangan pak Sam dengan erat.

"Dia Lian. Dia baru di sini. Mereka semua agresif terhadap orang luar. Tidak sepertimu Luica, mereka tidak berinteraksi dengan manusia. Mereka mempunyai tugas untuk membentuk pasukan tempur dan mematai setiap pergerakan para vampir," ungkap pak Sam.

"Mereka kembali?" Luica mengerutkan keningnya.

"Entahlah. rumor itu beredar di kalangan bangsa kami sekitar 10 tahun yang lalu. Tak hanya itu,  kami juga harus berhati-hati terhadap sebuah agen rahasia yang disiapkan manusia untuk memburu kita. Ada beberapa dari manusia yang mengetahui bangsa kita itu ada."

The Real HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang