17.Air terjun

37 14 0
                                    


Luica dan kawanan werewolf hitamnya beserta dengan para werewolf kutub berdiri di depan ribuan tetes air yang berderu di telinga. Air terjun yang tinggi.

"Dibalik air terjun itu kami bersembunyi." Mata Luica menatap lekat ke arah desiran air yang ber dengung di telinganya.

"Kau tidak membangun pack mu?" Pak Sam membawa pandangannya menghadap gadis bermata biru itu.

"Kami kekurangan anggota serta beberapa vampir mulai menampakan diri di wilayah kami."

"Jadi mereka sudah mulai bergerak rupanya." Ucap pak Sam.

"Tak hanya itu, mereka juga berencana untuk mengambil alih wilayah Shadow Pack. Tapi ada satu hal yang ganjil. Mereka tahan terhadap sinar matahari dan jauh lebih kuat."

Bagaimana mungkin?" Lian tercengang.

"Aku rasa mereka telah berevolusi. Tapi aku tidak tau bagaimana."

Pak Sam bergeleng kepala. "Tidak mudah untuk berevolusi tanpa bantuan. Pasti ada pihak lain yang membantu mereka."

"Aku setuju denganmu, Arzel. Di Tias pergerakan organisasi peluru perak semakin luas. Mereka bahkan menyusuri hampir ke seluruh hutan. Aku takut mereka saling berhubungan satu sama lain." Ungkap Dion dengan suara khasnya yang berat dingin.

"Mustahil! Mereka manusia bagaimana bisa organisasi peluru perak berhubungan dengan para vampir?!" Tegas Luica tampak tidak setuju.

"Tapi hal itu mungkin saja benar, Luica. Mereka bisa saja bekerja sama. Kita juga tidak tau motif dari organisasi itu. Lagipula organisasi peluru perak tidak memiliki identitas yang jelas." Kata-kata pak Sam terdengar meyakinkan.

"Itu masuk akal. Dion tampak sejalan dengan pak Sam.

"Kita masih tidak memiliki bukti. Jika mereka benar-benar ada hubungannya, maka kita harus menyelidiki nya dulu. Kita harus mengintai pergerakan keduanya."

"Luica benar. Jika para vampir benar-benar ingin menyerang, sudah pasti mereka akan menyiapkan banyak pasukan. Dan jika para pemburu itu bekerja sama dengannya maka bisa dipastikan organisasi peluru perak akan mempercepat langkah mereka untuk memburu kita. Dengan begitu tidak ada yang akan membantu Luica ketika diserang." Ucap Lian dengan tangan yang berpangku di depan dada.

"Tapi apa mereka tau kalau kita bekerja sama?" Luica menatap segerombolan kawanan werewolf kutub tatapan dengan serius.

"Jika mereka tidak tau, maka jangan biarkan mereka sampai tahu. Jika mereka sudah tahu,  kita harus lebih berhati-hati." Tegas Dion.

"Luica, kau bisa bertanya tentang organisasi itu pada Aria, kan?" Tanya pak Sam.

"Aaa?" Luica tercengang.

"Kembalilah ke Tias. Kami memerlukanmu Luica. Ini demi kebaikan bangsa kita dan pack mu juga." Perkataan pak Sam yang memohon itu sulit untuk Luica tolak. Karena apa yang dikatakan pak Sam juga untuk kebaikan bersama.

Luica bergeming sesaat, ia meratapi tetes demi tetes air yang terus jatuh menciptakan suara yang berhalun di telinganya. Sulit rasanya untuk kembali ke tempat itu, karena sekarang Luica juga mengemban tanggung jawab terhadap pack nya.

Ia menarik pandangannya dari air terjun dan melabuhkannya pada Tanny dan kawanan werewolf hitamnya.

Percuma menatap mereka. Bahkan tidak satupun yang berani menjawab tatapan sang Alpha. Mereka takut--

--Takut akan ditinggal pergi oleh Alpha mereka.

"Bicaralah!" Luica masih menatap lekat pada mereka. "Tanny, Thory! Bicaralah!" Nada sang Alpha mulai menaik.

Nada tajam yang menunggu jawaban atas kebisuan anggota Shadow Pack nya.

"Alpha." Jawab Tanny sendu.

"Alpha." Tambah Thory sayu yang semakin membuat isi kepala Luica ditumbuhi tanda tanya. Ia menatap Tanny dan Thory dengan tatapan buncah. Mengapa mereka begitu sayu seakan kehilangan hidup mereka?

"Jika aku kembali dengan mereka, apa kalian setuju?" Tanya Luica dengan tatapan terus mengarah pada dua saudara kembar itu.

Tanny dan Thory tersentak kaget mendengarnya. Hal yang tidak mereka harapkan jangan sampai terjadi. Tatapan mata dua saudara kembar yang memancar diselimuti rasa takut dan tidak setuju.

"Kenapa kalian menatapku seperti itu?! Aku tidak butuh tatapan kalian. Aku ingin kalian menjawab ku. JAWAB AKU!" Kata demi kata yang Luica ucapkan lambat laun terdengar tegas dan lantang. Pancaran mata tajam nya yang sedari tadi menunggu jawaban namun hanya dibalas dengan tatapan sayu yang tidak dapat diartikan dengan kata-kata.

"Kami tidak berniat untuk mengambil Alpha kalian. Tapi dia juga bagian dari kami. Hanya dia yang bisa membantu kami. Jika dia berhasil, tak hanya bangsaku yang akan di untungkan. Tapi juga kalian. Pack kalian akan aman." Dion dengan satu mata sangar nya memandang ke arah Tanny dan werewolf hitam lainnya, ia berusaha untuk meyakinkan mereka.

"Kita memang berbeda. Tapi pada dasarnya kita adalah sama. Perbedaan yang didasarkan pada kualitas. Tapi tetap, itu tidak akan mengubah dasarnya. KITA ADALAH PARA WEREWOLF!" Tegas Luica.

Semua terdiam membisu. Tanny memberanikan diri untuk membuka mulutnya menghadap sang Alpha.

"Apapun keputusanmu, Alpha. Kami akan patuh dan berusaha yang terbaik untuk membantu." Tanny tertunduk hormat.

"Kami akan patuh dan berusaha yang terbaik untuk membantu." Ucap para werewolf hitam dengan serempak seraya tertunduk hormat mengikuti arahan Tanny.

Luica memghela nafas lega. "Kuharap kalian bisa mempertahankan wilayah kita sampai aku kembali." Luica tersenyum. "Jangan pergi meninggalkan tempat persembunyian! Berusaha lah untuk tetap hidup. Hanya kalian bangsaku yang kumiliki saat ini. Tetaplah hidup demi aku! Kabari aku jika terjadi sesuatu." Tambah Luica dengan senyum sendu.

"Kau akan pergi secepat itu, Alpha?" Tanya Tanny seakan tidak rela. Gadis yang dulu paling membenci Luica sekarang tengah menatapnya dengan tatapan pilu yang tampak bersahabat.

Benar saja, hidup ini terus dipermainkan waktu. Sekarang mungkin cuacanya cerah. Besok siapa yang tahu akan gelap.

"Semakin cepat masalah ini selesai, bukankah semakin baik?" Luica mengakhiri perkataannya dengan senyum wibawa, khas seorang Alpha.

Luica kembali menghadap para kawanan werewolf nya. "Aku tidak ingin berjanji apapun pada kalian. Karena aku hanyalah seorang gadis yang sedang mencari jati diri ku. Aku hanya orang biasa yang berusaha untuk menjadi yang terbaik. Demi bangsa kita, aku akan berjuang sekuat tenaga."

Voment jangan lupa guyss..

Always love u all....❤️❤️

The Real HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang