Bab 1 Kedatangan Sarah

319 23 1
                                    

Juan dikenal sebagai sosok yang dikagumi banyak orang. Bagaimana tidak? Ia sudah memegang jabatan sebagai pemilik beberapa toserba ketika sang ayah meninggal akibat kanker darah yang dideritanya sejak usia muda. Walaupun begitu, ia juga dikenal sebagai orang keras, tak mau mendengarkan perintah atau nasehat orang lain. Bahkan ibunya sendiri pun mulai lelah menasehati anak tunggalnya itu.

"Juan, kamu ngapain minum kopi sebelum makan nasi? Itu gak sehat, " tanya Ibunya.

Juan meletakkan cangkir kopinya ke meja dan mengelap sekitar mulutnya dengan tisu yang ada.

"Aku suka kopi, bu. Rasanya pahit kalau gak minum kopi di pagi hari, "

Ibunya mendecak kesal sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia kesal dengan pola makan anaknya yang sangat berantakan padahal jadwalnya begitu padat. Bahkan ia jarang melihat anaknya memakan nasi di hadapannya, yang sering ia lihat ialah anaknya tengah berkutat dengan laptop.

Ting.... Tong...

"Ada yang datang Juan. Sana bukakan pintu untuknya, " Suruh Ibunya sambil mendorong-dorong bahu sang anak tunggalnya.

Juan yang malas diperlakukan seperti itu memilih mengalah dan berdiri. Ia berjalan menuju pintu depan dengan cepat. Siapa juga yang bertamu sepagi ini? Seperti tidak ada kerjaan saja, batinnya.

Tangannya membuka kenop pintu bersamaan dengan matanya yang melihat sosok gadis yang tengah mengikat tali sepatunya yang terlepas.

"Maaf, cari siapa ya mbak? " Tanya Juan mencoba ramah.

Kepala gadis itu mendongak dan langsung tersenyum ketika melihat sosok pria yang sudah 8 tahun tak dijumpainya. Berbanding terbalik dengan Juan yang justru membulatkan matanya kaget karena melihat sosok teman yang selalu ayahnya bandingkan dengan dirinya muncul kembali.

"Sarah...? " bisik Juan yang tetap mampu didengar oleh Sarah.

"Iyaaaaaa" balas Sarah ragu karena dirinya tahu tak mungkin Juan sampai melupakan wajahnya walaupun mereka sudah lama tak bertemu. Ibunya sering mengajak Sarah kecil kesini karena ibunya merupakan kepala pelayan di rumah ini hingga 8 tahun yang lalu.

"Sarah akhirnya kamu datang sayang... " Ucap sesosok perempuan yang sudah memasuki usia 60 tahun itu.

Juan langsung menyingkir ketika ibunya berlari menuju mereka dan memeluk Sarah dengan sayang. Bahkan ia melihat ibunya langsung mencium pipi kanan kiri Sarah.

"Juan, dia akan menjadi asisten pribadimu selagi dia melanjutkan studi S2 di kampus yang sama denganmu. Jadi, perlakukan dia dengan baik, "

Juan yang mendengar itu langsung menatap tajam Sarah. Mimik wajahnya mengisyaratkan bahwa ia tak suka dengan tujuan kedatangan sang gadis itu.

"Bu, aku bisa mengurus hidupku sendiri tanpa bantuan dia! " tunjuk Juan sambil mengacungkan jarinya di hadapan Sarah yang langsung ditepis kasar oleh Sarah.

"Kalau kamu bisa mengurus hidup kamu sendiri, kenapa bisa kamu opname sampai 2 minggu di rumah sakit hanya karena dehidrasi dan kecapekan? "

"Berisik, " balas Juan sambil meninggalkan rumah dengan kesal. Ia bahkan menyenggol bahu Sarah dengan kencang dan berlalu pergi tanpa mendengarkan pekikan ibunya yang sedang memarahi dirinya atas tingkahnya yang tidak sopan.

.

.

.

.

.

"Kenapa lo murung gini Ju? " tanya Mark sambil memantikkan api dari korek menuju rokok yang digigitnya.

"Nyokap minta Sarah jadi asisten gue. Gila ya? "

Ketiga temannya langsung tertawa terbahak-bahak mendengar itu. Mereka tahu bahwa Juan sedari dulu tak pernah menyukai Sarah. Sialnya lagi, Juan selalu satu bangku dengan Sarah selama SD yang tentu membuat Lucas sering menyumpahi mereka menjadi pasangan hidup.

"Bukannya Sarah tinggal di Bali ya setelah lulus SD dulu? Kok dia kesini lagi? " tanya Lucas.

"Pasti itu permintaan Nyokap gue lah. Mana mungkin dia tolak, " Kata Juan sambil memakan nasi padang yang berada di hadapannya.

"Ini mah bener, lo emang berjodoh sama Sarah. Buktinya dia kesini padahal yang gue tau setelah dia lulus S1 kemaren dia mau ambil S2 di Tokyo, " Kata Deryanto.

Juan yang mendengar itu langsung tersedak. Mana mau ia berjodoh dengan gadis seperti dia, musuh semasa kecilnya. Mungkin hanya dirinya yang menganggap gadis itu sebagai musuh karena Sarah selalu baik terhadapnya bahkan ia sering membantu Juan lepas dari amukan sang ayah dulu.

TBC

Pakaian Sarah waktu datang ke rumah Juan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pakaian Sarah waktu datang ke rumah Juan

Ego Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang