Bab 15 Permainan Hati

53 13 1
                                    

Juan menatap lurus ke depan tanpa mempedulikan Lucas dan Mark yang saling berebut roti isi daging. Ia bingung mengenai hatinya sendiri. Ia merasa Sarah tengah menyembunyikan sesuatu hal penting darinya.

"Diem bae lo? Ada masalah? " tanya Lucas sembari tetap menarik roti dari tangan Mark.

"Gue gak tau deh. Hmmm menurut lo, Sarah itu gimana? "

"Gimana - gimana apanya? " Tanya Mark balik.

Juan malah diam yang membuat Mark dan Lucas bingung. Dari raut wajah Juan dapat terbaca jika Juan sedang bimbang dan bingung menjelaskannya.

"Sarah kayaknya lagi nyembunyiin sesuatu tentang Olive. Gue harus gimana supaya Sarah mau kasih tau gue? "

"Namanya juga rahasia bro. Masak lo dikasih tau hahahahah, " balas Mark.

Kini roti yang tengah diperebutkan Mark dan Lucas hanya tergolek tak berdaya di meja kantin karena atensi Lucas dan Mark berpindah ke Juan yang terlihat menyedihkan bagi mereka.

"Jangan bilang ada hubungannya sama Dery juga? " tanya Lucas

"Memangnya ada apa? " tanya Juan menuntut penjelasan yang lebih kuat.

Lucas sedang berdiri di depan rumah Juan dengan membawa sebuket makanan ringan. Tak lupa ia membawa coklat kesukaan Jihan.

Tangannya mengetuk pintu agak lama. Kemudian pintu dibuka oleh Sarah yang sepertinya habis pergi dilihat dari kemeja kantor yang melekat di tubuh Sarah.

"Lo jadi homo Cas? Gak kira gue mau sama Juan, "

"Heh! Jangan sembarangan ente, gue mau ngapelin Jihan. Tadi pas gue ke tempat tinggalnya, kata ibu panti asuhan dia masih kerja cuman libur di hari minggu aja. Makanya gue kesini. Ogah banget gue homo apa lagi homonya ke Juan yang begitu,"

"Maksud dari yang begitu, Cas? " tanya Sarah. Belum sempat Lucas memberi penjelasan Jihan datang.

"Hey eneng Jihan. Ayo kita jalan - jalan ke alun - alun terus kita makan Jagung bakar dibawah pohon dekat ayunan, "

"Sorry bang, gue masih harus ngepel rumah. Hmmm, gimana kalau abang pulang aja. Kita perginya ntar aja, " Usul Jihan yang membuat senyum Lucas meluntur.

"Nunggu di ruang tamu aja lah, Cas. Han, kasian nih anak kingkong sedih gini. Biarin aja lah dia nungguin lo, Han"

Lucas yang mendengar itu langsung masuk rumah Juan tanpa harus diminta dua kali lagi yang membuat Sarah hanya geleng-geleng kepala.

Lucas memilih menunggu Jihan di salah satu sofa yang ada. "Bang tunggu setengah jam lagi , okey" kata Jihan yang langsung diangguki oleh Lucas. Setelah itu, Lucas memilih fokus pada game pubg miliknya.

"Saya mau tau semua tentang Dery dan Livia selama 2 tahun ke belakang. Jadi, bisa kita bicara minggu depan? "

Lucas menengok pada arah sumber suara dan mendapatkan Sarah sedang bertelponan dengan seseorang sembari keluar dari rumah ini.

"Dery yang dimaksud Deryanto Kusuma Atmadja? Terus Livia ini siapa? " tanya Juan sambil melihat Lucas.

"Gue sing ngiranya begitu Ju. Tapi, siapa Livia itu gue gak tau. Kira-kira siapa ya Livia? " tanya balik Lucas.

Mark hanya diam dan berpikir sesuatu. Alisnya semakin menukik saat ia menyadari sesuatu. "Jangan-jangan Livia itu Olive pacar lo, Ju?! "

"Dia Olive, bukan Livia"

"Nama dia kan Olivia Leviana. Kemungkinan Livia itu Olive lah, " kata Mark yang langsung diangguki Lucas.

Juan hanya menatap mereka dalam diam. Apa hubungan antara Dery dan Olive? Apa juga hubungan dengan Sarah yang meminta seseorang menemuinya minggu depan? Ah, rasanya kepala Juan akan meledak detik ini juga.

.









.










.











.

Juan menatap pantulan dirinya di kaca kamarnya. Ia kini sedang bersiap menuju tempat kencannya dengan Olive. Tapi, hatinya terasa tertinggal di tempat lain. Setelah pembicaraan tadi siang, mood untuk kencan terjun bebas ke titik nol.

"Juan, aku mau pinjem penggaris dong" Kata Sarah yang tiba-tiba saja menyembulkan kepalanya di antara sela-sela pintu kamarnya yang terbuka sedikit.

"Wih udah ganteng aja. Mau kencan ya? " tanya Sarah.

"Iya iyalah. Emangnya situ not available tapi rasa jomblo, " ejek Juan yang dibalas Sarah. Dalam hati ia bersyukur karena pujian Sarah tadi mampu membuat moodnya kembali normal.

Ting... Tong...

"Sana buka pintu! " Suruh Juan.

Tak lama, Sarah pergi sambil membawa penggaris yang ia ingin pakai meninggalkan Juan sendirian menatap bayangannya dari kaca.

Juan merasa sudah cukup dirinya memandangi tubuhnya sendiri. Lalu, ia melipat lengan bajunya ke siku sambil berjalan keluar dari kamarnya.

Langkah demi langkahnya memelan dan tubuhnya langsung menegang saat melihat Sarah bersama seorang pria yang tidak dikenalnya. Kepala mereka saling mendekat seperti akan berciuman.

Mood Juan langsung kembali terjun bebas ke titik minus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mood Juan langsung kembali terjun bebas ke titik minus. Ia memilih kembali ke kamarnya dan menguncinya, membiarkan perasaannya kembali tersakiti oleh ego miliknya sendiri.

TBC

Happy birthday, Xiaojun... Yhey

Ego Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang