Bab 4 Perbandingan

96 15 0
                                    

Juan dibesarkan oleh kedua orang tua yang sama-sama sibuk, Ayahnya merupakan pengusaha dan ibunya yang menjadi model sejak usianya masih belasan tahun sehingga ia dirawat oleh kepala pelayan rumahnya, Bi Asri namanya. Dia perempuan yang sangat baik dan selalu mengajarkannya banyak hal.

Biasanya setiap pulang sekolah, Juan kecil akan ikut makan bersama Sarah di dapur karena Sarah tak berani ikut makan di meja makan. Menurut Sarah itu tak pantas karena dirinya hanyalah anak pelayan disini.

Dulu, ia selalu diajarkan ayahnya tentang apa itu kerja keras. Semua yang dilakukannya terasa kurang oleh ayahnya sendiri. Tiap hari sejak ia berusia 10 tahun, ia selalu dibandingkan dengan Sarah, Sarah, dan Sarah seperti tak ada topik lainnya dan topik itu lebih sering lagi disinggung Ayahnya ketika dirinya kelas 6 yang justru membuat Juan muak melihat wajah Sarah saat itu.

Saat malam hari, ia pernah berdoa agar Sarah pergi dari hidupnya. Bush, mungkin doanya didengarkan Tuhan. Tepat di suatu pagi, Sarah dan ibunya keluar dari rumah dan pindah ke Bali karena Ayahnya Sarah dipindah tugaskan dari kepala sekolah di SMA pedalaman Maluku menjadi kepala sekolah di salah satu SMA favorit di Bali, kampung halaman ibunya Sarah.

Awalnya, ia merasa senang karena Sarah pergi dan ayahnya sudah berhenti membandingkan dirinya dengan Sarah. Tapi, hatinya memberontak dan mengatakan rindu pada teman kecilnya itu. Sarah pergi tepat saat PPDB SMP dilaksanakan yang membuat Juan bingung harus melanjutkan dimana karena menurut Juan sekolah terasa tidak asyik jika tak ada Sarah, gadis menyebalkan itu.

.


.


.


.

"Juan, aku bawakan nasi goreng seafood kesukaanmu, " kata Sarah sambil membuka pintu ruang kerja tanpa permisi.

Sarah melihat Juan yang sedang ketiduran di mejanya. Lihatlah, wajahnya seperti pangeran jika tertidur. Tapi, jika dia telah bangun dia lebih mirip monster menyebalkan, batinnya.

"Ayah, aku rindu padamu" gumam Juan di sela-sela tidurnya.

Sarah menatap Juan kasihan. Tangannya terulur untuk mengusap rambut Juan yang sedikit lebat mungkin karena dia belum mencukur. Usapan itu mampu membuat Juan kembali tenang dan tertidur lebih pulas.

"Baiklah akan kurapikan ruangan ini dulu, " kata Sarah sambil menaruh beberapa wadah makanan pada meja kecil di dekat kaca.

Butuh 30 menit kemudian untuk Juan terbangun dan meregangkan ototnya yang terasa kaku. Ia kaget melihat ada beberapa wadah makanan di meja kecil sana. Ia menoleh kanan dan kiri guna mencari tau siapa yang datang dan ternyata Sarah. Ia melihat seorang gadis sedang membereskan buku-buku yang berjatuhan di lantai.

"Sarah...?" tanya Juan untuk memastikan apa benar gadis itu adalah Sarah.

"Kamu sudah lapar? Makanlah dulu, aku akan mengurutkannya sesuai tulisan di rak ini, " ucap Sarah sambil melanjutkan acara merapikan buku-buku yang berada di depannya.

Juan memilih berdiri dan berjalan menuju bekal makan malamnya. Ia melihat ke luar jendela , disana ada banyak pembeli karena ada diskon besar-besaran yang sengaja dibuat Juan agar menarik pembeli lebih banyak lagi.

Dalam diam, ia memakan masakan itu. Kalau boleh jujur, ini sangatlah enak yang membuat Juan teringat bahwa sudah lama ia melewati makan malamnya setelah ayahnya meninggal. Dulu sebelum ayahnya meninggal, ia sering membantu ayahnya memasak makan malam dan berakhir mereka berdua makan bersama. Sekarang ia terbiasa baru makan ketika jam dinding menunjukkan pukul 10 malam lebih sedangkan sekarang baru saja pukul 7 dan dia sudah makan malam.

Sarah yang sedari tadi sadar bahwa Juan tak merespon perkataannya langsung cepat-cepat membereskan buku - buku di rak. Setelah selesai, badannya berbalik menuju Juan yang malah mengaduk-aduk makanannya saja.

"Apa masakanku kurang enak? Jika iya, ayo kita cari makanan yang lain, " kata Sarah sambil mengulurkan tangannya.

Sebenarnya uluran tangan itu untuk mengambil kotak makan yang dipegang Juan. Tetapi, tangan Juan malah menaruh kotak itu ke meja dan menarik Sarah untuk duduk disampingnya. Bola mata Sarah dan Juan saling memandang seakan-akan bisa saling menyelami pikiran satu sama lain. Mau apa bocah ini?, batin Sarah bingung.

" Sebenarnya kita dibandingkan dari perbandingan seperti apa, Sarah? " tanya Juan sambil menyingkirkan beberapa helai rambut Sarah yang menutupi mata Sarah.

TBC

Ego Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang