Bab 20 Maaf

50 15 0
                                    

Juan bangun dari tidurnya dan menatap sekeliling. Rasanya ini bukan kamarnya. Ah, dirinya baru ingat jika semalam ia tidur di kamar ini sambil memeluk Sarah semalaman. Tiba-tiba saja, pipinya memerah ketika mengingat hal itu. Semalam Sarah bahkan menyanyikan lullaby agar ia bisa tidur.

Di sebelah kasurnya sudah kosong. Tak ada Sarah. Kemungkinan besar Sarah sedang memasak ataupun sedang mandi di kamar mandi sebelah.

Ia beranjak dari kasur sambil membuka kaosnya yang sedikit basah karena keringatnya semalam. Biasanya setiap malam Juan tidur dengan AC sedangkan Sarah tak menyukai penggunaan AC ketika tidur sehingga Juan memilih mengalah dengan cara tidak menyalakan AC semalaman. Akibatnya ia terbangun dengan tubuh yang dipenuhi keringat.

Tangannya membuka pintu dan malah menemukan tangan ibunya yang seakan-akan ingin mengetuk pintu ini. Retno membuka mulutnya sedikit lebar. Tangannya langsung mendorong Juan ke samping dan bergegas masuk kamar.

Juan yang didorong itu merasa aneh dengan kelakuan ibunya sendiri. Jangan bilang ibunya habis menonton sinetron tak bermutu di TV sehingga bertingkah aneh di pagi hari ini.

"Kemana Sarah? " tanya Retno saat sudah berhadapan dengan anak semata wayangnya itu.

"Iya, aku disini bu. " jawab Sarah yang secara tiba-tiba sudah datang dengan handuk yang tersampir di pundak sempitnya.

Tangan Retno langsung memegang kedua bahu Sarah dan meneliti Sarah dari ujung rambut hingga kaki. Bahkan ia memegang leher Sarah seperti mencoba menghapus make up.

"Semalam Juan tidur di kamarmu? " tanya Retno yang langsung diiyakan oleh Sarah.

"Ibu kenapa sih pagi - pagi aneh kayak gini, " protes Juan dengan sikap aneh ibunya ini.

"Harusnya ibu yang tanya. Semalam kalian ngapain? Pake pengaman nggak? Kalau nggak sih ibu gapapa, malahan senang bisa punya cucu sebentar lagi. " kata Retno bahagia.

"Aish ibu.... Aku sama Sarah cuman tidur bareng kayak kita kecil dulu. Gak ada apa-apa. Palingan cuman pelukan hangat selayaknya teman, " Gerutu Juan.

"Ya ya ya ibu percaya kok kalau kalian gak bakal aneh-aneh sebelum nikah. Tapi, kok tumben sekali semalam kamu gak telpon - telponan sama Olive. Lagi berantem ya? "

"Bu, kayaknya Juan lagi gak suka ditanya-tanya gitu deh. Jadi, lebih baik Ibu kembali saja ke kamar atau ruang tamu, " kata Sarah menengahi pasangan anak dan ibu itu.

"Nggak apa-apa kok Sar. Aku cuman mau bilang, maaf Bu aku nggak mau dengerin kata ibu. Hari ini aku bakal minta putus sama Olive karena aku sadar ternyata memang aku bukan yang terbaik untuk Olive, "

"Kok kamu bisa tiba-tiba omong gitu? " tanya Retno heran.

"Selama ini ternyata Olive sudah bertunangan dengan Dery sebelum aku sama Olive pacaran. Tega banget ya aku jadi orang ketiga di hubungan pertunangan sahabatku sendiri, "

Retno memandang Juan iba. Lalu tangannya merengkuh anaknya yang sudah dewasa ini. Ia sebenarnya sejak awal sudah memiliki feeling tidak enak mengenai hubungan Juan dengan Olive. Ternyata feeling seorang ibu memanglah selalu benar.

"Jangan minta maaf sama ibu. Minta maaflah sama diri kamu sendiri karena sudah terlalu menyalahkan diri sendiri dan juga minta maaflah pada Dery. Pastinya Dery mengerti kamu, "

.












.












.












.

"Kemarin sore gue bener - bener liat Juan sama Sarah gituan. Sumprit deh, " kata Lucas menggebu-gebu.

Kyoko dan Mark yang duduk di salah satu sofa pojokan markas geng Juan ini hanya menggeleng tak percaya. Mana mungkin Sarah mau diajak begituan.

"Ya mungkin ajalah. Setau gue nih Jevano itu minta bener-bener putus sama Sarah. Siapa tau kan kalau mereka udah sadar tentang perasaan mereka satu sama lain dan berakhir gituan, " Kata Lucas lagi.

Sementara itu, Dery hanya mengepalkan tangannya kuat menahan amarah. Ia sangat tau jika Olive mendengar ini pastinya tunangannya itu cemburu dan marah besar. Ia merasa tersakiti juga jika Olive merasa tersakiti.

Perlahan pintu basecamp terbuka dan memperlihatkan Juan dan Olive datang sambil bergandengan tangan. Tanpa aba-aba Dery maju dan menonjok Juan tanpa ampun. Melihat itu, Lucas dan Mark langsung menarik Dery menjauhi Juan. Kyoko langsung mendekati Juan dan mengecek keadaan Juan.

"Lo ngapain hah?! Mukul Juan tanpa sebab gitu! " teriak Mark marah pada Dery.

"Gue pantes kok ditonjok sama Dery, " kata Juan sambil menyingkirkan tangan Olive yang kembali melingkari tangannya.

"Maksudnya? " tanya Kyoko tak paham.

"Gue udah jadi perusak hubungan Dery sama Olive. Mereka berdua udah jadi tunangan sejak 2 tahun yang lalu dan seharusnya akhir tahun nanti mereka nikah. Sorry, Der. Gue gak pernah berniat ngerusak hubungan kalian, " kata Juan sambil bersimpuh di kaki Dery.

Dery dan Olive shock mendengar itu. Mereka tak pernah menyangka sekalipun jika Juan akan tau masalah ini dengan cepat. Sementara itu, Lucas dan Mark melihat Dery dengan kasihan sedangkan Kyoko menatap Olive dengan sinis.

"Gue tau hubungan kalian dari pertengkaran kalian di resto kemarin.. Gue bener minta maaf udah jadi parasit di hubungan kalian.

Gue harap kalian jangan salahin Sarah karena Sarah sama sekali gak pernah ngasih tau gue masalah ini.

Olive, lo boleh benci gue dan ngelakuin hal apapun ke gue dari sekarang tapi jangan pernah ngelakuin hal apapun ke Sarah karena jika lo ngelakuin itu sama aja lo bunuh gue secara perlahan, "

Perkataan terakhir Juan membuat Olive sadar bahwa tak pernah sekalipun nama dia tersimpan manis di hati Juan. Harusnya Juan marah dengan dirinya dan Dery, tapi dia malah memohon demi seorang Sarah. Harus diakuinya bahwa Sarah memanglah pemenang hati Juan dari dulu hingga esok.

TBC

Ego Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang