Bab 12 Talk

63 16 1
                                    

Juan hanya mampu berdiri di depan pintu kamar Sarah. Ia bimbang harus mengetuknya atau tidak. Tangannya hanya melayang ke udara tanpa bergerak sedikit pun.

"Juan, kamu mau apa? "

Pertanyaan itu mampu membuat Juan memegang dadanya kaget. Ia pun memilih berbalik dan menemukan Sarah dengan setumpuk baju yang ada di tangannya. Terlihat Sarah menatap dirinya bingung.

"Aku~ aku ~ sini biar aku bawakan saja pakaianmu, " kata Juan sambil menarik tumpukan baju itu.

Kemudian, Juan mendorong pintu kamar Sarah dengan kakinya. Baru kali ini ia masuk ke kamar ini semenjak Sarah memakainya. Dulu, kamar ini digunakan Juan untuk bersantai dengan berbagai game video miliknya. Kini, kamar itu tak memiliki perubahan besar. Hanya bertambah beberapa alat make up yang tertata manis di meja kecil dekat cermin.

"Kamu taruh di kasur saja. Nanti biar aku langsung bisa melipatnya, "

Juan langsung melaksanakan perintah Sarah. Setelah itu, ia memilih merebahkan tubuhnya di samping tumpukan baju itu. Sementara Sarah langsung melipat baju - bajunya.

Bagaimana caranya aku meminta maaf? Hmmm sungguh sulit. Sarah terlihat baik - baik saja dan seperti lupa kalau dari seminggu lalu aku marah - marah tanpa sebab,

"Jangan membatin Juan. Lebih baik kau bicara saja dan aku akan menjadi pendengar yang baik, " kata Sarah tanpa melepaskan pandangannya dari pakaian yang ia lipat.

Juan dengan posisi berbaringnya memilih tetap menatap langit kamar ini dan berkata, " Maafkan aku yang suka marah - marah tanpa sebab. Jujur, aku tak tau apa yang terjadi padaku selama ini. Kau mau kan memaafkanku? "

"Tentu saja. Aku sudah melupakannya sejak dulu. Semua orang pasti punya waktu dimana mereka lebih sensitif. Jadi, mungkin kemaren kau sedang di tahap itu. " balas Sarah sambil memandang Juan.

Juan memiringkan badannya dan menatap Sarah bingung. Ia bingung kenapa Sarah tak pernah berubah, mudah memaafkan orang lain. Bahkan ia tak pernah terlihat sekalipun marah terhadapnya.

"Mengapa menatapku seperti itu? Aku tau kalau aku memang cantik, " kata Sarah.

Juan terdiam dan memilih memperhatikan wajah Sarah dengan teliti. Sarah terlihat cantik saat rambutnya digerai. Wajahnya terlihat imut ketika tak ada make up yang menempel pada wajahnya.

"Cih, pede sekali jadi orang. Olive lebih cantik dari kamu kalik, " cibir Juan.

"Iya in aja sama orang yang lagi kasmaran, " balas Sarah lagi. Lalu, ia kembali fokus melipat bajunya. Walaupun begitu pikirannya masih terfokus pada pembicaraan antara dirinya dengan Jevano kemaren.

"Ehmmm, apa aku boleh bertanya? " tanya Sarah sesaat ia selesai melipat bajunya yang terakhir.

Juan mengangguk sembari memperhatikan Sarah yang berjalan menuju lemari dan menyimpan semu bajunya. Saat Sarah kembali, tangan Juan mengisyaratkan agar Sarah berbaring di sampingnya dan untungnya Sarah langsung berbaring tanpa protes.

"Kamu berpacaran dengan Olive sejak kapan? " tanya Sarah.

"Aku berpacaran dengannya sejak setahun yang lalu. Memangnya kenapa? "

Apakah kamu tahu kalau kau berpacaran dengan tunangan sahabatmu sendiri hah?, batin Sarah marah entah pada Juan atau dirinya sendiri yang tak bisa mencegah ini.

"Tidak. Aku ingin tahu siapa nama lengkap Olive? "

"Nama lengkapnya Olivia Leviana. Kamu sedang menginterogasiku ya? " tebak Juan.

"Buat apa aku menginterogasi dirimu. Lagipula lebih baik aku membaca novel daripada melakukan itu, " balas Sarah merengut kesal.

Juan terkekeh. Tangannya terjulur ke depan. Mengelus pipi Sarah dengan lembut. Selama ini, dirinya hanya mampu bermimpi dapat berdekatan dengan Sarah lagi. Kini, ia dekat bahkan bisa menyentuh pipi Sarah.

"Jevano itu orang seperti apa? "

Sarah tak menyangka Juan akan bertanya seperti itu. Ia menghembuskan nafasnya perlahan. Memikirkan kata yang tepat untuk menggambarkannya. "Dia orang baik dan dia sering membantuku dalam berbagai situasi, "

Jawaban Sarah tadi membuat tangan Juan berhenti mengelus pipi Sarah. Hatinya sedikit nyeri mendengar itu semua tapi ia mencoba melupakannya agar ia dan Sarah tetap dekat seperti ini sebagai teman.

Tbc

Ego Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang