Chapter ini panjang, mungkin ini pertama kali nulis kata sebanyak ini di Book 'Crush ; Ryeji'.
Eh iya, judul ff ini ganti oi wkwk.
Dewasa⚠⚠⚠
"Halo Lia? Kenapa telpon? Tumben banget, kangen gue ya? wkwk."
"Iya sayang aku kangen."
Yeji langsung memutar bola matanya malas mendengar respon Lia. Dia tau Lia cuma bercanda, makanya dia males nanggapin.
"Cih, gue bercanda elah. Lagian lo ga ikhlas bilangnya." Ketus Yeji.
"Tau ah, serba salah gue ke lo." Lia ga kalah ketusnya.
"Yaudah iya, kenapa?"
Terdengar helaan nafas berat dari telfon. Yeji jadi khawatir, "Nyokap gue sakit, gue mau ke amerika 3 hari buat rawat dia,"
Mendadak wajah Yeji murung. Yeji ga bisa bayangin gimana dia kuliah tanpa ngeliat Lia, males banget kalo kuliah gaada Lia, gaada semangat aja rasanya.
"Ji, lo masih disitu?" Mendengar ucapan Lia itu membuat Yeji perlahan tersadar dari lamunannya.
"Eh iya, Li. Ini gue. Yaudah, titip salam buat Mama lo ya, cepet sembuh." Yeji tersenyum simpul, walaupun Lia ga bisa liat.
"Hehe, iya, makasih ya Ji? Gue sayang sama lo, gue seriusan bakal kangen musang kesayangan gue, hehe."
Perlahan senyum Yeji mengembang. Semua kalimat Lia terdengar tulus di telinganya, membuat hati Yeji menghangat, Lia sangat manis.
"Hehe iya Lia, gue juga bakal kangen lo kok, sering sering kabarin gue ya pendek?" Canda Yeji.
"Sialan lo. Iya iyaa, entar gue tefon kok."
"Yaudah, lo istirahat Li. Biar ga cape besok,"
"Iya Yejiii, iyaaaaa. Byeee."
Pip
"Bye, Lia." Gumam Yeji lalu perlahan meletakan hpnya di atas kasur.
Yeji merebahkan tubuhnya lalu mendengus berat, dia juga mengusap pelepisnya beberapa kali untuk menenangkan pikirannya.
Memikirkan bagaimana 3 hari kedepan tanpa Lia?
Ah, ga bisa. Udah bucin akut Yejinya.
Yeji mengusap matanya perlahan.
Sialan. Yeji bener-bener marah sama papanya. Karena papanya itu udah mindahin kamar dia jadi ke kamar yang deket sama jendela. Alasannya biar ga cape bangunin.
Dan bener aja. Panas banget kalo kamar deket jendela gini. Yang biasanya Yeji bangun jam 10 sekarang jam 7 udah bangun karena badannya kepanasan.
Yeji langsung menatap tajam ke arah jendela, malas beranjak untuk sekedar menutup gorden.
Tiba-tiba, Yeji mendengar suara langkah kaki mendekat ke kamarnya. Mendengar itu, dengan cepat Yeji menggulum dirinya kedalam selimut, dia takut itu ayahnya.
Cklekk
"LAH MASIH TIDUR AJA SI ANJIR, PARAH BAT. BANGUN WOI JANGKUNG."
Yeji mengernyitkan halisnya bingung. Ini suara Jeno, bukan papanya.
Tapi kenapa si otak selangkangan bisa disini?

KAMU SEDANG MEMBACA
CRUSH ; RY
Roman d'amourRyujin jadi cabe buat deketin Yeji doang. $ Tahap revisi tapi tetep jalan.