"Chaer gak mau tau pokoknya gue harus deket lagi sama kak Yeji".
Chaeryeong hanya fokus ke makanannya. Sudah 30 menit Ryujin ngoceh tentang harus deket lagi sama Yeji.
"Ngomong doang, usaha gak ada". Balas Chaeryeong santai lalu menyeruput mie nya. Itu jelas membuat Ryujin kesal. Untung Ryujin sayang caer.
"Ih, dasar ga ngebantu,"
Wah, ucapan Ryujin sangat memancing Chaeryeong.
chaer menghabiskan dulu mie nya lalu minum dan memperbaiki posisi duduknya menghadap Ryujin. Dia mulai serius.
"Ga ngebantu? Yang mau deket Yeji itu Lo, bukan gue. Dan ngebantu lu bilang?? Gue yang notabe nya temen lo juga malu sama kelakuan Lo sama Jisung di gor, mikir deh." Ucap Chaeryeong lalu memberi jeda.
"Dan ah, gue juga yakin Lo modal ngomong doang mau balik sama yeji, aslinya Lo bahkan malu natap muka dia karena kejadian waktu itu, so renungi aja kelakuan Lo itu, gak usah banyak berharap sekarang". Ucap Chaeryeong lalu meminum jus jeruk milik Ryujin.
"Oke makasih teraktirannya, gue mau balik karena di jemput kak Lisa". Sambung Chaeryeong sambil mengemasi barangnya dengan santai dan pergi meninggalkan Ryujin.
Temannya itu memang tidak mendukung, lebih ke menjatuhkan.
Tapi harus di akui, yang dikatakan Chaeryeong itu benar. Ryujin bahkan sangat malu jika Yeji menatap balik dia di kampus. Ah, malu kalo diingat apa yang di lakukan jisung dengannya saat itu.
Ryujin tidak mau berfikir sendirian dikeramaian kantin seperti ini. Dia memutuskan untuk mengemasi barangnya lalu pergi, dia akan melanjutkan kegiatan berfikir sepulang nanti saja.
Ryujin berdiri diluar cafe, dia sedang menunggu taxi pesanannya. Dah sial, pesanannya di cancel.
Ryujin berdecak kesal. Semua yang terjadi padanya hari ini sangat mengesalkan. Ryujin menutup wajah dengan kedua telapak tangannya lalu terisak. Dia sangat lelah memikiran semua hal.
"Ryu," suara tak asing itu menanggilnya. Ryujin mendongak.
Ryujin terpaku untuk beberapa saat. Sampai akhirnya berani membuka mulut, "K-kak y-eji?'
Yeji tersenyum tipis saat ryujin berani memanggil namanya. Ryujin sendiri membuang pandangannya, dia cukup tau diri.
"Kamu kenapa? Nangis? Karena apa?" Tanya Yeji. Ryujin masih nampak tak berani menatap Yeji.
"Karena Jisung pacar kamu?"
Mendengar pertanyaan itu ryujin buru-buu menggeleng panik. Yeji terkekeh geli melihatnya.
Ryujin sangat manis.
"Ji-jisung, b-bu-bukan kak, dia b-bukan p-pa—"
"Saya tau." Balas Yeji cepat.
Ryujin terkejut, sudah lama sekali sejak Yeji menggunakan bahasa formal. Dulu Yeji sering mengatakannya saat mereka berdua belum terlalu mengenal.
Apakah, Yeji sudah melupakan Ryujin?
"Are you, okay Ryujin?" Tanya Yeji memastikan Ryujin baik-baik saja. Ryujin tersadar dari lamunannya lalu mengangguk kecil.
"Pake ini," ucap Yeji menyodorkan tisu. Dengan gerakan canggung, Ryujin mengambil nya lalu menghapus air matanya.
"Maafin Ryujin ya kak," cicit Ryujin.
"Buat?"
"Kejadian waktu di gor." Ucap Ryujin pelan, akhirnya ia bisa mengatakan hal itu secara langsung.
Yeji tersenyum tipis. "It's okay, lagian saya bukan pacar kamu, untuk apa saya marah?".
Hati Ryujin meringis mendengar-nya.
"Ah, jangan nangis ditempat rame gini," ujar Yeji menasehati, "Pulang aj—"
"Yeji, ayo pulang".
Mereka berdua sontak berbalik, Jennie ada disana sambil memeluk banyak map.
Yeji tersenyum, "udah selesai kak?" Pertanyaan itu dibalas anggukan jennie.
"Udah, ayo pulang— Eh, siapa ini?" Tanya Jennie menatap Ryujin. "Hai," sapa Jennie singkat lalu memberikan senyum gummy nya ke arah Ryujin.
Ah, Jennie sangat cantik. Ryujin ngaku.
"Mm, Ryu. Udah saya pesankan grabcar ya, saya mau anter kak jennie. Hati-hati dijalan". Ucap Yeji menghentikan percakapan keduanya.
Dengan cepat Yeji menarik tangan Jennie pelan membawanya ke arah motor tempat mereka parkir. Dan sialnya, Yeji memakaikan helm karena Jennie sibuk memeluk map.
Setelah itu mereka berdua pergi, Ryujin sudah tak bisa menahan air matanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUSH ; RY
RomansaRyujin jadi cabe buat deketin Yeji doang. $ Tahap revisi tapi tetep jalan.