Bila tiba masanya, kau perlu menguatkan kaki-kaki yang ada di dalam hatimu.
Bersiap menerima kenyataan yang berbanding terbalik dengan angan-angan yang kau bangun sejak lama.
Mungkin kau akan menangis,
Atau mungkin hatimu yang kuat itu hancur berkeping-keping.
Sementara itu, di dekatmu, ia mulai tidak mengenali setiap simbol yang kau tujukan padanya.
Serangkaian kode yang selama ini terbentuk, berhenti, lalu hilang begitu saja, tanpa tau harus kemana ia berlabuh.
Dia memang baik, tapi bukan untukmu.
Sejauh ini, hanya kau yang terlalu sering menabur serpihan kaca untuk melukai hatimu sendiri.
Tidakkah kau sadar bahwa segalanya sudah tidak lagi memiliki arti ?
Di matanya, kau hanyalah pilihan terakhir. Atau bahkan tidak menjadi pilihan sama sekali.
Tapi aku salut. Kau terlalu gigih.
Sayangnya, kegigihan mu tidak jatuh pada tempatnya.
Dia membuang mu jauh-jauh, sedangkan kau menyimpannya dalam-dalam.
Berharap hal baik akan datang pada waktunya.
Berharap jodoh tidak akan kemana.
Nyatanya, tidak pernah ada hal baik yang datang tepat ditujukan padamu.
Aku tahu, berjuang dengan hati yang patah setengah menjadi teramat pahit untuk dilalui.
Sedangkan ia tidak pernah melihat perihmu sama sekali.
Kau membunuh dirimu sendiri dengan harapan-harapan yang kau buat sendiri.
Begitu senangnya kau menunggu hal yang sudah tidak pasti.
Kau bilang, “masih ada kemungkinan”. Apa? Berapa persen? Seperti apa wujudnya?
Kau pun kesulitan menjelaskan setiap detilnya.
Lalu kau tenggelam.. Memutuskan untuk berjuang sendirian, memperjuangkan entah apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hari Ini - "Aku ada pada setiap diam."
Poetry[On going] [Revisi setelah tamat] Adalah pagi yang membuatmu belajar bersinar, Adalah malam yang membuatmu belajar mensyukuri nikmat. Kita tidak akan pernah tahu bagaimana roda-roda kehidupan membawa serta menetapkan kita pada suatu titik kehidupan...