Aku bingung hendak memulai tulisan ini dari sisi sebelah mana. Yang jelas, kabar tidak sedap pagi ini berhasil menyihir ku yang sebelumnya riang tertawa menjadi diam, geram, bahkan tidak tahu lagi harus berbuat apa selain mengucurkan air mata. Judul berita hari ini adalah "Kasihan. Gajah Hamil ini Mati Berdiri setelah Makan Nanas bersi Petasan". Sumber berita dari akun Instagram Jejak Pendaki.
Saat aku membuat tulisan ini, aku berada di puncak amarah. Jika boleh berkata kasar, aku akan mengumpat sekeras-kerasnya. Mungkin juga itu adalah salah satu cara agar emosiku kembali reda.
"Tapi, tunggu dulu. Kenapa emosi harus reda jika memang hal buruk di luar sana masih saja dianggap sebagai hal yang wajar dilakukan manusia ? Tidak semua emosi itu bersifat negatif kan ?"
Seorang kawan yang pernah meninggali satu asrama denganku pernah berkata bahwa emosi memang meledak-ledak. Dengan stimulus yang singkat, mampu membangkitkan jutaan pengalaman rasa pada diri manusia yang pada akhirnya membawa pada titik sangat sensitif yang dinamakan dengan emosi. Karena sifatnya yang sangat cepat hadir, emosi seringkali dilawankan dengan akal atau berpikir. Padahal tidak serta-merta seperti itu.
"Aku jelaskan sedikit keterhubungannya".
Manusia dapat menemukan suatu jawaban atas permasalahan, mencari sebab akibat, menelusuri barang-barang yang hilang atau terselip, semua karena akal. Akal memiliki fungsi untuk menghubungkan data pada otak, mempertanyakan sebab akibat dan makna, menjadikan hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Sedangkan perasaan memiliki fungsi untuk merasa atau menjiwai hal-hal yang akan kau lakukan. Manusia dapat memaknai tanda-tanda kuasa-Nya, bersedih tidak mampu menolong kesulitan manusia lain, bahagia saat disanjung, rapuh tatkala harapan tidak sesuai kenyataan, marah ketika kesalahan mendadak berubah jadi kebiasaan, perasaan banyak membantu di dalamnya. Tanpa akal, hidup tidak akan bisa berjalan dengan baik dan benar. Tanpa perasaan, hidup tidak bisa dinikmati keberadaannya. Sejatinya keduanya saling melengkapi, bukan saling meniadakan atau berlawanan.
"Lantas, dimana letak emosi ?"
Emosi adalah ledakan perasaan. Memang tidak semua perasaan menghasilkan emosi. Emosi menandakan bahwa perasaan yang sedang bersemayam dalam dirimu adalah perasaan dengan kadar yang amat pekat. Meski hanya muncul sesaat, emosi menghasilkan perilaku atau sikap-sikap mencolok padamu. Di saat dirimu tengah dilanda kesedihan sebab dunia tidak ramah padamu. Kau merasa gagal sebab harapan yang selama ini kau impikan ternyata masih sangat jauh dari apa yang kau lakukan hari ini. Dan menangis, menjadi ledakan rasa yang menemani masa senyapmu. Ada pula dirinya, yang menikmati kesedihannya dengan cara menulis apa-apa yang dirasakannya hingga perasaan lega mengakhiri emosi yang muncul pada dirinya.
Hari ini emosi telah membawaku menulis. Menulis untuk mengumpat, menyuarakan kebenaran yang terkubur oleh mereka yang secara jahat melukai tanpa sedikitpun merasa bersalah. Berita hari ini jelas membawa luka yang teramat dalam bagi manusia penyayang hewan sepertiku. Iya, aku sangat menyukai hewan. Terutama hewan peliharaan. Bagiku, hewan adalah teman beda bahasa namun seakan memiliki ikatan batin yang sama. Menemani di saat hari-hari sedang kurang bahagia. Membuat hati lebih tenang di saat-saat tersulit. Memang, tidak semua hewan ada untuk dijadikan teman sampai akhir hayat. Ada juga hewan yang dilahirkan untuk dikonsumsi dagingnya, diolah susu dan telurnya, dijadikan rekan bekerja, atau dibiarkan hidup di alam liar untuk menjaga keseimbangan alam agar tetap lestari tanpa banyak campur tangan manusia di dalamnya.
Pagi ini, kudapati kabar seekor gajah betina yang sedang mengandung keluar dari hutan untuk mencari makanan di pemukiman warga. Tepatnya di wilayah India sana. Pada berita tersebut, dijelaskan bahwa induk gajah tidak sedikitpun merusak rumah warga atau bahkan menginjak-injak lahan pertanian atau kebun milik warga. Kemudian diberikanlah nanas kepada gajah tersebut. Entah siapapun yang memberikan, satu kata buat kalian. BIADAB!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hari Ini - "Aku ada pada setiap diam."
Poesía[On going] [Revisi setelah tamat] Adalah pagi yang membuatmu belajar bersinar, Adalah malam yang membuatmu belajar mensyukuri nikmat. Kita tidak akan pernah tahu bagaimana roda-roda kehidupan membawa serta menetapkan kita pada suatu titik kehidupan...